Advertisement
Keracunan Makanan Hajatan di Tempel: Tim Labfor Kepolisian Diterjunkan Mengungkap Kemungkinan Ada Zat Berbahaya

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Buntut dari dugaan keracunan makanan di Tempel, Sleman, polisi melakukan pemeriksaan melibatkan laboratorium forensik (Labfor) sejumlah hidangan yang disuguhkan. Pemeriksaan laboratorium forensik ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya kandungan zat berbahaya pada sampel makanan.
Kasat Reskrim Polresta Sleman AKP Riski Adrian menjelaskan pemeriksaan laboratorium yang dilakukan Dinas Kesehatan dan kepolisian pada sampel makanan memiliki perbedaan. Dinas Kesehatan memeriksa aspek mikrobiologi pada sampel makanan yang diambil, sementara pemeriksaan laboratorium forensik dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya senyawa kimia berbahaya di dalam makanan.
Advertisement
BACA JUGA : Dinas Kesehatan Sleman Paparkan Biang Kerok Keracunan Massal di Tempel
"Dinas Kesehatan itu mengecek terkait masalah mikrobiologinya, sedangkan kami laboratorium forensik itu, melakukan pengecekan senyawa kimia berbahayanya. Jadi berbeda itu. Jadi yang diperiksa beda," terang Adrian ditemui pada Sabtu (15/2/2025) di Mapolresta Sleman.
Sekalipun data pemeriksaan laboratorium Dinas Kesehatan sudah keluar, petugas masih menunggu hasil laboratorium forensik yang dilakukan oleh kepolisian.
"Beda, jadi yang diperiksa beda. Kalau Dinas Kesehatan mikrobiologinya kalau kami senyawa kimianya. Biologi itu bakteri yang diuji, kalau kami itu senyawa kimia kayak apakah ada sianida, boraks atau formalinnya. Memang beda," imbuhnya.
Adrian menambahkan sampel makanan dari lokasi dugaan keracunan telah dikirim ke laboratorium forensik beberapa waktu lalu. Hanya saja, secara formil hasil laboratorium forensik terhadap sampel makanan itu belum dikeluarkan. "Secara formil belum dikeluarkan. Namun kami sudah dihubungi dari sana [lab]," tegasnya.
Hasil laboratorium forensik tersebut Kemungkinan keluar pada pekan depan. Namun bocorannya ada temuan dalam sampel yang diperiksa laboratorium forensik. "Ada [temuan]," tandas Adrian.
Sebelumnya pada Jumat (14/2/2025), Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Cahya Purnama menjelaskan pengujian sampel telah dilakukan terhadap seluruh sampel makanan. Hasilnya, ditemukan cemaran sejumlah bakteri pada sampel yang diuji.
"Dari hasil pemeriksaan sampel makanan tersebut beberapa ditemukan adanya cemaran Salmonella sp, Bacillus cereus dan Escherichia coli," terang Cahya.
BACA JUGA : Pemkab Resmi Tetapkan KLB Keracunan Pangan di Sleman
Insiden keracunan makanan di Tempel diduga terjadi karena keberadaan cemaran kontaminasi sejumlah bakteri pada makanan yang disajikan. "Keracunan makanan yang terjadi diduga karena adanya kontaminasi bakteri Salmonella sp, Bacillus cereus dan E. coli pada makanan yang disajikan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Kereta Api Prameks Selasa 16 September 2025
- Jadwal Bus Malioboro ke Pantai Baron Selasa 16 September 2025
- Pegawai Hotel Kafe Peroleh Insentif PPh, Ini Respons PHRI dan GIPI DIY
- Jadwal SIM Keliling Kota Jogja Selasa 16 September 2025
- 2 Kalurahan Gunungkidul Belum Bisa Cairkan Dana Desa Termin Kedua
Advertisement
Advertisement