Advertisement

Jelang Lebaran, Jual Beli Sapi di Pasar Hewan Imogiri Belum Pulih

Stefani Yulindriani Ria S. R
Kamis, 20 Maret 2025 - 12:27 WIB
Abdul Hamied Razak
Jelang Lebaran, Jual Beli Sapi di Pasar Hewan Imogiri Belum Pulih Plt. Kepala Dinas DP3 Sleman, Suparmono memantau proses vaksinasi booster di Kelompok Ternak Lembu Aji, Pondok Kulon, Kalurahan Kalitirto, Berbah, Sleman pada Kamis, (13/2/2025). - Istimewa/DP3 Sleman

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL–Menjelang Lebaran 2025, penjualan sapi di Pasar Hewan Imogiri belum pulih. Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang sapi di Bantul beberapa waktu lalu dinilai masih berdampak pada penurunan penjualan sapi tersebut. 

Lurah Pasar Hewan Imogiri, Turadi mengaku saat ini penjualan sapi hanya mencapai sekitar 100 ekor sapi dalam sekali pasaran. Padahal, saat normal penjualan sapi mencapai sekitar 200 ekor sapi dalam sekali pasaran. 

Advertisement

“Ini masih sepi [penjualan sapi], tidak sebanyak dulu karena masih ada dampak dari PMK,” katanya, Kamis (20/3/2025). 

BACA JUGA: Antraks Muncul Lagi di Gunungkidul, Pemkab Sleman Jaga Ketat Lalu Lintas Ternak di Perbatasan

Turadi mengaku penjual sapi yang ada di pasar tersebut pun hanya berasal dari Bantul dan Gunungkidul. Sementara penjual dari daerah lain belum berdatangan di sana sejak wabah PMK terjadi di Bantul. 

Turadi mengaku beberapa pedagang dan pembeli sapi mengaku masih khawatir dengan keberadaan wabah PMK yang sempat terjadi di Bantul. Hal itu menyebabkan penjualan sapi di Pasar Hewan Imogiri belum pulih. 

“Ada yang masih trauma dengan PMK, cuma sapi lokal yang diperjualbelikan,” katanya. 

Dia mengaku dengan penjualan sapi yang terbilang landai tersebut, harga jual sapi masih normal. Untuk sapi tertinggi dijual sekitar Rp27 juta dan terendah sekitar Rp10 juta. 

“Harga sapi itu kelihatannya masih normal, tidak ada kenaikan harga,” imbuhnya. 

Sementara menurut Turadi, penjualan sapi di sana masih digunakan untuk kebutuhan sapi potong harian dan Lebaran 2025. Untuk kebutuhan Idul Adha, penjualan sapi diperkirakan meningkat setelah Idul Fitri. 

Setelah wabah PMK menyebar di Bantul, Turadi mengaku penjualan sapi di sana telah dilakukan antisipasi penyebaran PMK dengan melakukan penyemprotan disinfektan, dan pemeriksaan kesehatan sapi sebelum diperjual belikan. 

“Harapannya PMK segera selesai, dan pedagang sapi blantik bisa meningkat [jumlah penjualannya] agar perekonomian kembali stabil seperti dulu,” katanya. 

Sementara salah satu pedagang sapi asal Sedayu, Rika mengaku belum mulai melakukan jual beli sapi setelah ada wabah PMK di Bantul pada awal tahun ini. Dia mengaku tahun lalu, pihaknya mulai mencari sapi yang akan dijual untuk Idul Adha pada H-2 minggu sebelum Lebaran. Namun, tahun ini, dia mengaku akan membeli sapi setelah Lebaran lantaran masih khawatir dengan keberadaan wabah PMK. 

“Biasanya pertengahan puasa ada sekitar 20 ekor, sekarang ada wabah [PMK], belum ada [sapi] untuk Idul Adha, ada stoknya [sapi] setelah Idul Fitri,” katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Presiden Pastikan Stok Pangan Aman dan Harga Terkendali Jelang Lebaran 2025

News
| Jum'at, 21 Maret 2025, 20:47 WIB

Advertisement

alt

Menikmati Keindahan Danau Baikal di Siberia Tenggara, Tertua di Bumi Berusia 25 Juta Tahun

Wisata
| Rabu, 19 Maret 2025, 21:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement