Advertisement
PERTUMBUHAN EKONOMI SLEMAN: Bansos Semangat & Program Lansia Terintegrasi Jadi Jurus Andalan

Advertisement
SLEMAN—Guna memacu pertumbuhan ekonomi, Dinas Sosial (Dinsos) Sleman memiliki sejumlah program andalan. Ekonomi yang terus tumbuh akan berdampak positif terhadap penurunan angka kemiskinan.
Sekretaris Dinsos Sleman, Sigit Indarto, mengatakan ada sejumlah program pemberdayaan masyarakat dengan sasaran keluarga miskin, warga lansia, dan difabel.
Advertisement
“Hal utama yang perlu diperhatikan adalah pengurangan beban keluarga miskin, peningkatan kemampuan dan pengembangan untuk menjamin keberlanjutan program yang diberikan,” kata Sigit saat ditemui di kantornya, Selasa (25/3/2025).
BACA JUGA: Ekonomi Meningkat, Puluhan Keluarga di Seyegan Mundur Sebagai Penerima Bansos
Menurutnya, pengurangan beban keluarga miskin dilakukan melalui Bantuan Sosial (Bansos) Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat (Semangat). Bansos sembako tersebut dapat menjadi pendorong kesejahteraan keluarga dalam jangka waktu tertentu.
Selain bansos, keluarga miskin juga memiliki kesempatan mendapat program Pejuang Ekonomi Muda (Pedas). Program Pedas menyasar anak-anak dari keluarga miskin yang masih muda. Di usia produktif, anak-anak ini berpotensi mengembangkan berbagai jenis usaha.
Ada juga program peningkatan sumber daya manusia (SDM) yang dilakukan melalui sektor pendidikan. Anak-anak dari keluarga miskin didorong agar mau melanjutkan pendidikan hingga jenjang perguruan tinggi.
Program bernama Sleman Pintar ini menyedot Rp8,6 miliar dari total anggaran bansos Rp17 miliar pada 2025. Adapun sejak 2022-2024, Pemkab telah menggelontorkan dana hingga Rp22 miliar untuk beasiswa ini. “Jumlah penerima manfaat mencapai 576 orang yang kuliah di Universitas Amikom dan Universitas Aisyiyah Yogyakarta,” kata Sigit.
Lansia dan Difabel
Sigit menjelaskan sekitar 15,86% penduduk atau sekitar 177.000 penduduk di Sleman adalah warga lansia. Program pemberdayaan yang dapat diberikan Dinsos yakni membatik shibori. Batik shibori adalah teknik pewarnaan kain tradisional Jepang yang menggunakan metode lipat dan celup.
Dari sisi kesehatan, Dinsos memberikan pelayanan melalui Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Melalui Posyandu, kesehatan warga lansia dapat terpantau, termasuk pemenuhan gizi yang tepat. Apabila warga lansia masuk dalam keluarga miskin atau rentan miskin, mereka dapat mengakses Jaring Pengaman Sosial (JPS) Kesehatan.
BACA JUGA: Ribuan Warga Sleman Dapat Bantuan Program SEMANGAT Senilai Rp1,8 juta
Khusus untuk warga lansia telantar, Dinsos memberikan pelayanan yang lebih mengarah kepada bansos sandang dan pangan. Pemberian bansos ini rutin setiap tahun.
Mengenai difabel, skema JPS Kesehatan masih menjadi andalan dalam memberi jaminan kesehatan. Terhadap difabel yang berkeluarga, Dinsos memberi pendampingan usaha bagi keluarga tersebut. Pendampingan ini terus dilakukan menyesuaikan kemampuan keuangan daerah.Guna menunjang kegiatan sehari-hari, Dinsos juga memberikan bantuan yang dapat mendukung motorik difabel seperti kaki buatan dan kursi roda.
“Selama lima tahun ke depan, kami harus menyusun program kegiatan untuk warga lansia potensial dan tidak potensial. Kami menunggu pengesahan Raperda Penyelenggaraan Kesejahteraan Lansia,” ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Pratikno Sebut WFA Kerek Peningkatan Pembelian Tiket Kereta sejak H-10
Advertisement

Taman Wisata Candi Siapkan Atraksi Menarik Selama Liburan Lebaran 2025, Catat Tanggalnya
Advertisement
Berita Populer
- Hujan Deras Bikin Bantul, Gunungkidul dan Kulonprogo Alami Banjir hingga Tanah Longsor
- 12 Rumah di Gunungkidul Terendam Air Akibat Hujan Deras
- Pamit Buka Bersama, Warga Ngaglik Ditemukan Meninggal di Sungai Boyong
- Pemkot Jogja Pantau Pos Pengamanan Lebaran, Pastikan Kesiapan Menjelang Hari Raya
- Catat! Jadwal Terbaru KRL Jogja Solo Selama Libur Lebaran, Berlaku Mulai 28 Maret hingga 13 April 2025
Advertisement
Advertisement