Advertisement
Ribuan Balita di Gunungkidul Terindikasi Stunting

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Kesehatan Gunungkidul mencatat ada sekitar 5.159 balita terindikasi stunting di tahun ini. hasil tersebut terlihat dalam kegiatan pematauan gizi melalui aplikasi elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) pada Mei lalu.
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Ismono mengatakan, total balita di Bumi Handayani tercatat sebanyak 31.952 jiwa. Berdasarkan jumlah ini, ada sekitar 5.159 balita yang terindikasi mengalami stunting.
Advertisement
BACA JUGA: Serangan AS ke Iran Dangkal, Tak Ada Kerusakan
“Ada sekitar 18,33% balita yang mengalami stunting,” kata Ismono, Minggu (22/6/2025).
Menurut dia, data yang diperoleh berdasarkan pelaporan e-PPGBM harus dilakukan pengkajian lebih mendalam. Pasalnya, untuk memastikan balita mengalami stunting harus dilakukan pemeriksaan secara mendetail mulai dari tumbuh kembang, adanya penyakit penyerta bawaan atau lainnya.
Di sisi lain, Ismono mengakui jumlah tenaga kesehatan yang dimiliki masih terbatas, maka belum mampu menyasar ke seluruh balita terindikasi stunting. “Untuk kepastian [mengalami stunting] harus ditegakkan melalui pemeriksaan oleh dokter spesialis anak,” katanya.
Ditambahkan dia, faktor penyebab balita stunting ada banyak hal, terutama kondisi dari sejak remaja yang kurang darah (anemia) atau remaja kekurangan energi kroinis (KEK). Kondisi memberikan dampak yang panjang karena saat menikah dan menjadi ibu hamil bisa menyebakan bayi yang lahir stunting. Selain itu, juga dipengaruhi faktor ekonomi keluarga yang kurang sehingga daya beli terbatas membuat pemenuhan makanan bergizi juga ikut berkurang.
“Kondisi sanitasi rumah yang kurang memadai juga menjadi faktro penyebab terjadinya stunting,” ungkapnya.
Ismono menegaskan, upaya intervensi penanganan terus dilakukan. Salah satunya memberikan bantuan stimulan untuk menopang daya beli dan konsumsi gizi pada keluarga berisiko stunting.
“Untuk anggaran berasal dari APBD atau APBN maupun Baznas. Tapi, juga ada yang memanfaatkan program CSR,” katanya.
Anggota Komisi D DPRD Gunungkidul, Mariyati berharap kepada Pemkab untuk benar-benar serius dalam menangani dan upaya pencegahan stunting. Pasalnya, permasalahan ini akan berdampak panjang karena tidak hanya pada tumbuh kembang anak, tapi juga berpengaruh terhadap tingkat kecerdasan.
“Ini menyangkut masa depan anak bangsa. Jadi, harus ditangani dengan serius,” katanya.
Menurut dia, program penanganan sudah ada dan harapannya dapat dijalankan dengan sungguh-sungguh. “Program peningkatan gizi pada anak maupun ibu hamil harus digencarkan karena menjadi salah satu syarat penting dalam pencegahan stunting,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

KPK Nilai RUU KUHP Berpotensi Mengurangi Fungsi Pemberantasan korupsi
Advertisement

Taman Kyai Langgeng Magelang Kini Sediakan Wisata Jeep untuk Berpetualang
Advertisement
Berita Populer
- Tarif Impor ke AS Tak Jadi 32 Persen, Pelaku Ekspor Bantul Bernapas Lega
- Bupati Kulonprogo Salurkan Bantuan Bagi Warga Miskin di Kalurahan Wates
- Pemkab dan DPRD Sleman Bakal Hidupkan Kembali Aktivitas Perdagangan di Pasar Godean
- 1.000 KK Peserta PKH di DIY Graduasi, Mensos: Penghasilan di Atas UMR, Tak Lagi Menerima Bansos
- Batas Waktu Berakhir, Satpol PP Gunungkidul Minta Bangunan Liar di Pantai Drini Segera Dibongkar
Advertisement
Advertisement