Advertisement
Irigasi Mlati-Krajan Sepanjang Segera Dimatikan untuk Perbaikan, Puluhan Pembudidaya Terdampak

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Sleman bakal mematikan aliran air Daerah Irigasi (DI) Mlati-Krajan pada pertengahan Juli 2025. Tindakan tersebut diambil sebagai tindak lanjut rencana perbaikan DI. DPUPKP mengklaim puluhan pembudidaya ikan bakal terdampak.
Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) DPUPKP Sleman, Arif Haryanto, mengatakan pemutusan aliran air akan berdampak terhadap sejumlah bidang tanah persawahan dan kolam ikan. Dibandingan area persawahan, kolam ikan akan sangat terdampak. Apalagi air tersebut berhenti mengalir selama tiga bulan.
Advertisement
“Kapanewon Mlati yang terdampak. Di kiri dan kanan DI sepanjang 200 meter ada banyak kolam ikan,” kata Arif saat dihubungi, Rabu (2/7/2025).
Arif mengaku ada sedikit pembudidaya ikan yang tergabung dalam kelompok yang letak kolamnya di sepanjang aliran air. Meski pembudidaya sedikit, tapi kolamnya tergolong banyak. DPUPKP akan meminta kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan) untuk ikut memberi sosialisasi/ pemahaman ke pembudidaya lain.
BACA JUGA: Menteri Pertanian Sebut Beras Subsidi Oplosan Beredar di Minimarket
Setidaknya ada tujuh pokdakan yang memiliki kolam di sepanjang 200 meter aliran air. Selain perkara kolam ikan, DPUPKP juga berkoordinasi dengan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) ihwal rencana perbaikan ini.
Sejak tiga bulan lalu, DPUPKP telah menggelar sosialisasi ke pemerintah kalurahan. Melalui sosialisasi ini, DPUPKP berharap pemkal dapat ikut memberi pemahaman ke pembudidaya ikan dan petani. “Kami baru menyusun dokumen kontrak. Detail engineering design sudah ada,” katanya.
Sosialisasi digelar dua kali, sebelum dan setelah mulai konstruksi. Menurut Arif, petani dan pembudidaya ikan mendukung rencana perbaikan tersebut. Harapannya, aliran air dapat mengalir lebih lancar dan dapat mencapai titik-titik yang lebih luas.
Sepekan sebelum konstruksi, DPUPKP juga akan memberi surat ke kelompok yang terdampak pembangunan agar dapat mengambil tindakan atas berhentinya aliran air. “Perbaikan konstruksi harus dilakukan tanpa ada genangan air. Harus benar-benar kering agar berjalan lancar. Kalau pagu anggaran sekitar Rp400 juta,” katanya.
Sementara, Kepala Bidang Perikanan Pertanian, Pangan, dan Perikanan (DP3) Sleman, Wilyada Radianing, mengatakan jajarannya mengetahui rencana perbaikan tersebut. Sejak awal tahun ini sudah ada sosialisasi dari DPUPKP. “DPUPKP sudah melakukan sosialisasi ke kalurahan dan mengundang pembudidaya ikan. Pembudidaya harusnya sudah tahu dan siap,” kata Wilyada.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Kapal Feri Membawa 53 Penumpang dan 12 Kru Tenggelam di Selat Bali, Basarnas Kerahkan Rigid Inflatable Boat
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Bus Sinar Jaya dari Malioboro Jogja ke Pantai Parangtritis Bantul dan Pantai Baron Gunungkidul, Cek di Sini
- Cegah Kawasan Kumuh, DPUPKP Bantul Terapkan WebGIS di Tiga Kapanewon Wilayah Pantai Selatan
- Akses Keluar Masuk Jalan Tol Jogja Solo Segmen Klaten-Prambanan, Jarak Tempuh Hanya 10 Menit
- Pendaftaran Jalur Domisili Wilayah untuk SPMB SMP di Bantul Diklaim Berjalan Lancar
- Putusan MK Pisahkan Pemilu dan Pilkada, PDIP Kota Jogja Soroti Substansi Demokrasi
Advertisement
Advertisement