Advertisement

Nelayan Kulonprogo Butuh SPBU Khusus untuk Meringankan Ongkos Produksi

Khairul Ma'arif
Sabtu, 19 Juli 2025 - 06:27 WIB
Ujang Hasanudin
Nelayan Kulonprogo Butuh SPBU Khusus untuk Meringankan Ongkos Produksi Nelayan sedang bekerja sama mendorong kapal ke pantai, di Pantai Bugel, Panjatan, Kulonprogo. - dok - Harian Jogja

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO - Kabupaten Kulonprogo belum memiliki SPBU khusus nelayan atau biasa dikenal Stasiun Bahan Bakar Nelayan (SPBN). Para nelayannya harus ke SPBU yang jaraknya bisa sekitar 2 hingga 5 kilometer untuk membeli bahan bakar kapal agar bisa melaut. Kondisi ini sudah berlangsung bertahun-tahun yang turut menambah beban biaya produksi karena harus berkendara motor lagi untuk membeli bahan bakar.

Para nelayan yang tergabung dalam Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kulonprogo menginginkan kehadiran SPBN yang memudahkan akses dan mendekatkan jarak dengan kapal. Apalagi sekarang mesin kapal nelayan di Kulonprogo sekarang bahan bakarnya menggunakan pertamax bukan solar sehingga harganya lebih mahal. "Sebetulnya SPBN tetap dibutuhkan karena kalau ke pom yang umum itu harus pakai izin dari dinas terkait untuk beli bahan bakar. Harapnnya ada SPBN minimal satu lah," ujar Ketua HNSI Kulonprogo, Suratiman kepada Harian Jogja, Jumat (18/7/2025).

Advertisement

Menurutnya, kapal nelayan di Kulonprogo mayoritas pakai mesin motor tempel sehingga bahan bakarnya menggunakan pertamax sesuai spesifikasi harus demikian. Dia pun mengakui, menjadi menambah beban produksi ketika harus menggunakan pertamax yang harganya lebih mahal. Kehadiran SPBN menjadi sangat berarti bagi para nelayan Kulonprogo sehingga mengurangi beban produksi.

BACA JUGA: Jadwal KRL Jogja Solo Akhir Pekan Ini 19-20 Juli 2025, Berangkat dari Stasiun Tugu dan Lempuyangan

"Rata-rata setiap kali melaut satu kapal membutuhkan 10 liter pertamax," imbuhnya. Suratiman mengungkapkan, membeli bahan bakar untuk kapal nelayan harus memiliki izin rekomendasi Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kulonprogo. Menurutnya, itu pun cukup menambah repot para nelayan karena mengurusnya harus sampai ke kantornya yang jaraknya pun cukup jauh dari pesisir pantai Kulonprogo.

Pasalnya, aturan tersebut mengikat sehingga kalau tidak ada surat tersebut para nelayan tidak bisa dilayani untuk membeli pertamax di SPBU. "Kalau ada SPBN kan kami jadi tidak perlu pakai surat langsung beli tidak repot dan tidak menambah beban bensin," ucap pria berusia 47 tahun ini.

Suratiman mengungkapkan, total nelayan di Kulonprogo masih sedikit angkanya mencapai ratusan. Umumnya, Pantai Trisik, Pantai Bugel, Pantai Glagah, dan Pantai Congot menjadi jujugan tempat menurunkan ikan.

Sementara itu, Kepala Bidang Perikanan Tangkap DKP Kulonprogo, Wakhid Purwosubiyantara mengakui memang belum ada SPBN di wilayahnya. Dia berdalih, jumlah nelayan yang masih sedikit sehingga belum membutuhkan kehadiran SPBN.

"Jumlah bahan bakar yang dibutuhkan nelayan masih sedikit apalagi perahu-perahu di Kulonprogo kecil-kecil," ucapnya.

Namun, ketika memang dari pemerintah pusat memberikan pendanaan untuk membangun SPBN siap saja untuk direalisasikan. Tetapi kalau dari DKP Kulonprogo mengajukan untuk pembangunan SPBN belum mampu. Itu karena secara bisnis pembangunan SPBN di Kulonprogo kurang menjanjikan. DKP Kulonprogo sudah pernah mengajukan SPBN beberapa tahun silam.

"Nah kalau pelabuhan Tanjung adikarto berfungsi baru diajukan kehadiran SPBN atau ketika dari pusat memerintahkan kami siap merealisasikannya," ungkap Wakhid.

Menurutnya, kebutuhan bahan bakar untuk kapal nelayan di Kulonprogo sekitar 2 ribu liter dalam sebuan. Wakhid pun membenarkan, setiap nelayan selalu meminta surat rekomendasi untuk membeli bahan bakar. Biasanya rekomendasi yang dimintakan dalam rentang waktu sebulan dengan jumlah beli bahan bakar bisa sampai 15.

"Mereka datang ke dinas bawa kartu nelayan dan kami juga ada data nelayan pasti diberikan surat rekomendasi," jelasnya. Alurnya sesuai aturan demikian sehingga selama ini selalu demikian dalam proses transaksi pembelian bahan bakar kapal nelayan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Soal Vonis 4,5 Tahun Pejara Tom Lembong, Anies Baswedan Bilang Begini

News
| Sabtu, 19 Juli 2025, 16:17 WIB

Advertisement

alt

Agenda Wisata di Jogja 19-31 Juli 2025, dari Pertamax Turbo Drag Fest 2025, Gamelan Festival, KAI Bandara Night Fun Run hingga Tour De Merapi

Wisata
| Sabtu, 19 Juli 2025, 10:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement