Advertisement
Begini Perjuangan Petugas Intake Jogja Jaga Suplai Air di Musim Hujan
Jumadiyo, salah satu petugas intake rekan Purwanto, saat berhasil mengevakuasi sampah pada malam hari yang membuat saringan air baku tersumbat. Istimewa
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Derasnya arus Sungai Progo pada musim hujan tidak menyurutkan para petugas pengambil air baku (intake) untuk terus berjibaku menjaga pasokan air bersih bagi masyarakat.
Purwanto, warga Sedayu, Bantul, yang bertugas sebagai operator intake di Perusahaan Daerah Air Bersih (PDAB) Tirtatama, DIY, memikul tanggung jawab memastikan air baku dari sungai itu tetap mengalir lancar untuk diolah menjadi air bersih bagi warga Bantul, Sleman, dan Kota Jogja.
Advertisement
“Kalau musim hujan begini, tantangan utamanya ya sampah. Saringan sering tersumbat, jadi mau tidak mau harus segera dibersihkan, meski malam hari,” ujar Purwanto, Selasa (29/10).
Ia menjelaskan, saringan di bangunan intake terdiri dari dua lapis—satu permanen dan satu lagi dapat diangkat-turunkan. Ketika saringan utama tersumbat, para petugas harus turun langsung ke sungai.
BACA JUGA
“Kalau air tinggi, kadang kami harus menyelam. Untungnya ada alat keselamatan seperti body harness, topi renang, dan kacamata yang disediakan kantor,” tuturnya.
Sistem kerja di intake berlangsung tanpa henti selama 24 jam. Tiga shift dijalankan secara bergantian oleh empat orang petugas, sementara satu orang lainnya mendapat giliran istirahat.
“Shift pertama mulai jam 7 pagi sampai 3 sore, lanjut shift dua sampai 11 malam, lalu shift tiga sampai 7 pagi. Kadang kalau ada yang cuti, ya kami lembur bergantian. Dalam satu shift, setiap 20 menit sekali kami turun ke sungai untuk mengevakuasi sampah yang menyumbat,” katanya.
Purwanto menyebut, pekerjaan menjaga aliran air sungai memang tidak ringan. Selain harus berhadapan dengan cuaca ekstrem, pekerja juga harus sigap memastikan air yang masuk ke sistem pengolahan tidak tersumbat.
“Kalau saringan mampet dan tidak segera dibersihkan, air yang masuk ke instalasi pengolahan bisa tersendat. Dampaknya panjang, suplai ke pelanggan ikut terganggu,” ucapnya.
Air yang berhasil disedot dari Sungai Progo kemudian diolah oleh PDAB Tirtatama untuk disuplai ke konsumen di tiga wilayah, yakni Bantul, Sleman, dan Kota Jogja.
“Kami bagian dari PDAM, tepatnya PDAB [Perusahaan Daerah Air Bersih], tugas kami menyuplai air bersih ke tiga wilayah itu. Ini termasuk pekerjaan ekstrem dan menyangkut hajat hidup banyak orang,” jelas Purwanto.
Meski pekerjaannya penuh risiko dan berperan besar bagi hajat hidup orang banyak, Purwanto mengaku kesejahteraan para petugas lapangan masih perlu mendapat perhatian.
“Harapan saya, pemerintah atau perusahaan bisa lebih memperhatikan gaji dan tunjangan. Karena ini pekerjaan berat, tapi sangat penting untuk masyarakat,” ucapnya.
Menurutnya, perhatian terhadap petugas lapangan selama ini belum banyak berubah, baik di musim kemarau maupun penghujan. Namun, ia tetap menjalankan tugasnya dengan komitmen tinggi.
“Kami tetap bekerja seperti biasa, tidak ada perbedaan. Air bersih kan kebutuhan pokok, jadi kami harus pastikan tetap mengalir,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Baku Tembak di Rio, 132 Orang Tewas dalam Operasi Anti-Narkoba
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Eks Bupati Sleman Ditahan, Kuasa Hukum Angkat Bicara
- Proyek Kelok 18 Penghubung Pantai Selatan Terus Dikerjakan
- Kasus Kecelakaan Kerja Tinggi, BPJS Ketenagakerjaan Fokus Pencegahan
- Longsor dan Banjir Terjadi di Kulonprogo Usai Diguyur Hujan Deras
- Kecelakaan Beruntun, Mahasiswa Meninggal Dunia di Jalan Imogiri Barat
Advertisement
Advertisement



