Advertisement

Begini Perjuangan Petugas Intake Jogja Jaga Suplai Air di Musim Hujan

Kiki Luqman
Kamis, 30 Oktober 2025 - 04:27 WIB
Jumali
Begini Perjuangan Petugas Intake Jogja Jaga Suplai Air di Musim Hujan Jumadiyo, salah satu petugas intake rekan Purwanto, saat berhasil mengevakuasi sampah pada malam hari yang membuat saringan air baku tersumbat. Istimewa

Advertisement


Harianjogja.com, BANTUL—Derasnya arus Sungai Progo pada musim hujan tidak menyurutkan para petugas pengambil air baku (intake) untuk terus berjibaku menjaga pasokan air bersih bagi masyarakat.

Purwanto, warga Sedayu, Bantul, yang bertugas sebagai operator intake di Perusahaan Daerah Air Bersih (PDAB) Tirtatama, DIY, memikul tanggung jawab memastikan air baku dari sungai itu tetap mengalir lancar untuk diolah menjadi air bersih bagi warga Bantul, Sleman, dan Kota Jogja.

Advertisement

“Kalau musim hujan begini, tantangan utamanya ya sampah. Saringan sering tersumbat, jadi mau tidak mau harus segera dibersihkan, meski malam hari,” ujar Purwanto, Selasa (29/10).

Ia menjelaskan, saringan di bangunan intake terdiri dari dua lapis—satu permanen dan satu lagi dapat diangkat-turunkan. Ketika saringan utama tersumbat, para petugas harus turun langsung ke sungai.

“Kalau air tinggi, kadang kami harus menyelam. Untungnya ada alat keselamatan seperti body harness, topi renang, dan kacamata yang disediakan kantor,” tuturnya.

Sistem kerja di intake berlangsung tanpa henti selama 24 jam. Tiga shift dijalankan secara bergantian oleh empat orang petugas, sementara satu orang lainnya mendapat giliran istirahat.

“Shift pertama mulai jam 7 pagi sampai 3 sore, lanjut shift dua sampai 11 malam, lalu shift tiga sampai 7 pagi. Kadang kalau ada yang cuti, ya kami lembur bergantian. Dalam satu shift, setiap 20 menit sekali kami turun ke sungai untuk mengevakuasi sampah yang menyumbat,” katanya.

Purwanto menyebut, pekerjaan menjaga aliran air sungai memang tidak ringan. Selain harus berhadapan dengan cuaca ekstrem, pekerja juga harus sigap memastikan air yang masuk ke sistem pengolahan tidak tersumbat.

“Kalau saringan mampet dan tidak segera dibersihkan, air yang masuk ke instalasi pengolahan bisa tersendat. Dampaknya panjang, suplai ke pelanggan ikut terganggu,” ucapnya.

Air yang berhasil disedot dari Sungai Progo kemudian diolah oleh PDAB Tirtatama untuk disuplai ke konsumen di tiga wilayah, yakni Bantul, Sleman, dan Kota Jogja.

“Kami bagian dari PDAM, tepatnya PDAB [Perusahaan Daerah Air Bersih], tugas kami menyuplai air bersih ke tiga wilayah itu. Ini termasuk pekerjaan ekstrem dan menyangkut hajat hidup banyak orang,” jelas Purwanto.

Meski pekerjaannya penuh risiko dan berperan besar bagi hajat hidup orang banyak, Purwanto mengaku kesejahteraan para petugas lapangan masih perlu mendapat perhatian.

“Harapan saya, pemerintah atau perusahaan bisa lebih memperhatikan gaji dan tunjangan. Karena ini pekerjaan berat, tapi sangat penting untuk masyarakat,” ucapnya.

Menurutnya, perhatian terhadap petugas lapangan selama ini belum banyak berubah, baik di musim kemarau maupun penghujan. Namun, ia tetap menjalankan tugasnya dengan komitmen tinggi.

“Kami tetap bekerja seperti biasa, tidak ada perbedaan. Air bersih kan kebutuhan pokok, jadi kami harus pastikan tetap mengalir,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

Baku Tembak di Rio, 132 Orang Tewas dalam Operasi Anti-Narkoba

Baku Tembak di Rio, 132 Orang Tewas dalam Operasi Anti-Narkoba

News
| Kamis, 30 Oktober 2025, 09:27 WIB

Advertisement

Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia

Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia

Wisata
| Minggu, 19 Oktober 2025, 23:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement