Advertisement
Realisasi Pupuk Subsidi DIY: Januari-Juli Belum Sampai Seperempat dari Alokasi 2025

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Hingga pertengahan tahun ini realisasi pupuk bersubsidi di DIY masih sangat kecil, belum sampai seperempat dari jumlah yang dialokasikan pada 2025. Kecilnya realisasi ini disebabkan pada awal tahun petani masih menggunakan stok dari tahun sebelumnya.
Berdasarkan data dari Kementerian Pertanian, alokasi pupuk bersubsidi 2025 untuk DIY yakni 40.854ton urea dan 36.046 ton NPK. Pupuk bersubsidi tersebut ditetapkan dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) sebesar Rp2.250 per kg untuk urea dan Rp2.300 per kg untuk NPK.
Advertisement
Kepala Dinas Pertanian DIY, Syam Arjayanti, menjelaskan realisasi untuk kedua pupuk bersubsidi tersebut memang masih kecil. “Urea dari alokasi 40.854ton realisasinya 7.442 ton, sedangkan NPK dari alokasi 36.046 ton realisasinya 8.230 ton,” ujarnya, Sabtu (26/7/2025).
Jumlah tersebut menunjukkan realisasi hingga pertengahan tahun ini belum sampai seperempat dari total alokasi selama setahun. Kecilnya realisasi di awal hingga pertengahan tahun ini menurutnya memang biasa terjadi karena perilaku petani dalam penggunaan pupuk.
“Iya yang masih rendah di Gunungkidul, karena yang musim tanam di awal tahun masih memanfaatkan stok [pupuk] tahun lalu. Biasanya nanti naik tajam di sekitar bulan Oktober saat musim tanam,” ungkapnya.
Ia optimistis realisasi pupuk bersubsidi tahun ini cukup tinggi seperti tahun-tahun sebelumnya, walau tidak 100%. “Pada 2024, Urea dari alokasi 49.280 ton dapat terealisasi 32.264 ton. NPK dari alokasi 42.411 ton terealisasi 32.176 ton,” paparnya.
Realisasi tersebut dibanding daerah lain sudah cukup bagus. DIY menempati posisi kedua dalam realisasi pupuk bersubsidi. “DIY dari tahun ke tahun mendapatkan penghargaan pelaksanaan pupuk subsidi kedua setelah Jawa Tengah,” kata dia.
Adapun sasaran pupuk bersubsidi yakni petani yang melakukan usaha tani subsektor tanaman pangan seperti padi, jagung, dan kedelai; hortikultura seperti cabai, bawang merah, dan bawang putih; perkebunan seperti tebu rakyat, kakao, dan kopi dengan luas lahan yang diusahakan maksimal 2 Hektare.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Bentrok Massa Pengajian Habib Rizieq 5 Orang Terluka Senjata Tajam, GP Ansor: Kami Mengutuk Keras!
Advertisement

Agenda Wisata di Jogja Pekan Ini, 26-31 Juli 2025, Bantul Creative Expo, Jogja International Kite Festival hingga Tour de Merapi 2025
Advertisement
Berita Populer
- Kasus Jual Beli Seragam, ORI DIY Dorong Dinas Pendidikan Sleman Melakukan Pembinaan ke Sekolah
- Jumlah Penduduk Miskin di DIY Turun 4.700 Orang, Kesejahteraan Meningkat? Ini Kata BPS
- Siap-siap! Pemkab Sleman Segera Buka Kembali Lelang JPT Pratama, Berikut Daftarnya
- Makna di Balik Prosesi Jamasan Tombak Pusaka Kyai Agnyo Murni Milik Pemkab Bantul
- Jumlah Penduduk Miskin Wilayah Perkotaan di DIY Tiga Kali Lipat Dibandingkan Daerah Pedesaan
Advertisement
Advertisement