Advertisement
Terganggu Suara Bising Musik Kafe, Warga Sleman Diminta Lapor

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Pencemaran lingkungan hidup tidak hanya menyasar lingkungan yang tampak saja, namun juga tidak tampak seperti suara.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sleman juga masih menerima laporan suara bising dari live musik kafe. Apabila ada warga lain yang merasa terganggu, DLH mendorong warga untuk membuat laporan lewat lapor.slemankab.go.id.
Kepala Bidang Tata Lingkungan Hidup DLH Sleman, Yunaita Widiastuti, mengatakan mayoritas aduan yang tercatat lewat lapor.slemankab.go.id adalah kebisingan live musik di kafe. Dia belum dapat menyampaikan rekapitulasi jumlah aduan tersebut.
Advertisement
Yunaita hanya menegaskan bahwa aduan semacam itu tidak banyak. Apabila ada aduan masuk, DLH akan melakukan pembinaan pertama-tama melalui surat tertulis disertai berita acara.
“Warga sekitar kafe kadang mengadu lewat lapor.slemankab.go.id. Setelah pandemi Covid-19 banyak aduan, soalnya kafe mulai bangkit. Kalau sekarang hanya satu dua laporan saja dan tidak menentu. Belum pasti dalam sebulan ada laporan,” kata Yunaita ditemui di kantornya, Jumat (26/7/2025).
Yunaita menambahkan pembinaan secara tertulis tergolong efektif. Pemilik usaha menyadari dan paham aturan penyelenggaraan hiburan musik. Kata dia, apabila kafe berada di permukiman, suara musik maksimal hanya boleh 55 desibel (dB). Jika kafe berada di kawasan perdagangan, pemilik usaha bisa memutar musik hingga 70 dB.
Baik live musik maupun suara dari sound system tetap harus mengikuti aturan yang berlaku. Meski pemilik usaha memutar musik hingga 55 dB, pemilik juga harus memperhatikan waktu pemutaran. Apabila diputar di waktu malam ketika normalnya masyarakat beristirahat, volume suara harus diturunkan.
Lebih jauh, Yunaita menjelaskan pembinaan juga dapat dilakukan secara langsung di Kantor DLH Sleman. “Masyarakat bisa juga memviralkan. Ini malah lebih manjur daripada pembinaan dari pemerintah. Sekarang kan banyak kasus diviralkan,” katanya.
Ketua DPRD Sleman, Gustan Ganda, mendorong masyarakat melaporkan apabila terjadi gangguan ketertiban masyarakat, termasuk suara bising dari live music. Di tingkat daerah, Pemkab Sleman telah memiliki Perda Kabupaten Sleman No.12/2020 tentang Penyelenggaraan Ketenteraman, Ketertiban Umum, Dan Pelindungan Masyarakat.
Pasal 31 Perda tersebut menyatakan setiap orang dilarang menimbulkan kegaduhan yang dapat mengganggu ketenteraman dan ketertiban umum di lingkungan masyarakat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Penembak Charlie Kirk Ditangkap, Begini Tampang dan Dugaan Motifnya
Advertisement

Wisata Favorit di Asia Tenggara, dari Angkor Wat hingga Tanah Lot
Advertisement
Berita Populer
- Alokasi Pendidikan di RAPBD Kulonprogo 2026 Mencapai Rp353 Miliar
- Berlangsung Cuma 7 Hari, Pasar Kangen TBY Start Mulai 18 September
- Ditahan Kejati DIY, Mantan Dukuh Candirejo Sleman Rugikan Negara Rp733 Juta
- DPRD DIY Dukung Usulan Sultan Soal BUKP Gunungkidul Jadi Perseroda
- Pendapatan Pemkab Gunungkidul Diproyeksi Rp1,9 Triliun pada 2026
Advertisement
Advertisement