Advertisement
Jembatan Pandansimo Ditarget Operasional Pertengahan September

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL–Jembatan Pandansimo yang menghubungkan wilayah Kulonprogo dan Bantul ditargetkan mulai dibuka untuk umum pada pertengahan September 2025. Saat ini, proyek yang dikerjakan oleh Satker Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) DIY tersebut masih dalam tahap melengkapi sarana sesuai catatan hasil Audit Keselamatan Jalan.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 1.4 Satker PJN DIY, Setiawan Wibowo mengatakan, audit keselamatan yang dilaksanakan Direktorat Jembatan Kementerian PU merekomendasikan penyesuaian dan penambahan rambu-rambu.
Advertisement
"Hasil rekomendasi auditnya sudah keluar, sementara ini kami sedang menindaklanjuti hasil rekomendasinya," kata Setiawan, Kamis (14/8/2025).
Menurutnya, hasil audit keselamatan merekomendasikan agar pihaknya segera melengkapi beberapa penyesuaian minor pada konstruksi jembatan serta penambahan sejumlah rambu-rambu.
“Masih dalam proses penambahan sesuai catatan audit. Untuk peresmian, menunggu arahan. Kalau tidak ada peresmian, jembatan tetap bisa beroperasi pada pertengahan September,” ujarnya.
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Tengah–DIY, Moch. Iqbal Tamher menjelaskan, audit dilakukan untuk memastikan seluruh elemen jembatan dan jalan penghubungnya memenuhi standar keamanan, kenyamanan, dan kelancaran lalu lintas.
“Semua itu agar masyarakat bisa menggunakan jembatan dengan aman sebelum dibuka secara resmi,” katanya.
Jembatan Pandansimo memiliki total panjang penanganan 2.300 meter dengan lebar rata-rata 24 meter, meliputi oprit, slab on pile, dan jembatan utama. Nilai kontrak proyek ini mencapai Rp863,7 miliar dari APBN, dengan masa pelaksanaan 579 hari kalender.
Dari sisi teknis, jembatan memanfaatkan teknologi konstruksi modern seperti Corrugated Steel Plate (CSP) yang ringan dan kuat, Lead Rubber Bearing (LRB) untuk peredam gempa, Mechanically Stabilized Earth Wall (MSE Wall) demi efisiensi lahan, serta penggunaan mortar busa untuk mengurangi beban struktur.
Desain arsitekturnya juga mengadopsi elemen budaya lokal, antara lain motif batik nitik dan bentuk gunungan pada gapura serta lampu jalan, sebagai penguat identitas kawasan pesisir selatan Bantul.
"Kami harapkan Jembatan menjadi penghubung vital bagi pertumbuhan ekonomi kawasan selatan Jawa serta pemerataan pembangunan antarwilayah," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Dampak Pemusnahan Mortir di Sleman, 12 Rumah dan Masjid Rusak
- Pengamen Malioboro Bakal Ditertibkan Menjelang Persiapan HUT Kota Jogja
- Pengelolaan Sampah Organik Jadi Ujung Tombak Kelurahan Patangpuluhan Jogja
- Lokasi Calon Transmigran dari DIY Berubah, Ini Kata Disnakertrans
- Guru Mencicipi Menu MBG di Sleman Juga Ikut Keracunan
Advertisement
Advertisement