Advertisement

Prestasi Alya Kusuma Pratisari, Merajut Mimpi di Antara Sekolah dan Dunia Seni

Kiki Luqman
Rabu, 27 Agustus 2025 - 18:57 WIB
Ujang Hasanudin
Prestasi Alya Kusuma Pratisari, Merajut Mimpi di Antara Sekolah dan Dunia Seni Alya saat menjadi model di Fashion Show Jogja Fashion Parade. Dok Pribadi

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL - Pagi hari di Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, tak pernah sepi dari aktivitas para pelajar yang bergegas menuju sekolah SMA 1 Kasihan.

Di antara barisan remaja berseragam putih abu-abu itu, langkah seorang siswi bernama Alya Kusuma Pratisari tampak tak berbeda dengan teman-temannya.

Advertisement

Ia menempuh rutinitas sebagaimana pelajar kelas XI IPA 5 SMAN 1 Kasihan lainnya, duduk di kelas, mendengarkan pelajaran, mencatat, lalu pulang setelah bel berbunyi.

Namun siapa sangka, begitu melepas seragam sekolah, dunia yang ia masuki seketika berubah. Alya bukan hanya siswi SMA biasa, melainkan penari Jawa yang anggun, model yang percaya diri di atas panggung, hingga pelukis yang karyanya pernah menembus pameran tingkat internasional.

“Nama saya Alya Kusuma Pratisari. Sehari-hari saya pelajar, tetapi kegiatan saya cukup berlapis. Ada les modeling, latihan menari tradisional Jawa dan tari kreasi, sekaligus tetap harus belajar akademik,” ucapnya dengan tatapan berbinar.

Jadwal padat itu tidak membuatnya kewalahan karena ia terbiasa mengatur ritme kesehariannya. Manajemen waktu adalah kunci yang selalu ia pegang agar semuanya berjalan seimbang. Pagi hingga siang fokus untuk sekolah, sementara sore hingga malam waktunya berpindah pada dunia seni.

“Biasanya Senin dan Kamis saya latihan tari tradisional, lalu Selasa malam ada kegiatan modeling. Untuk akademik, saya banyak belajar mandiri, misalnya nonton YouTube atau belajar bersama lewat video call dengan teman-teman yang punya pemahaman lebih,” jelas Alya, Minggu (24/8).

BACA JUGA: KISAH INSPIRATIF: Kartini, Penjaga Warung Sayur yang Naik Haji Tahun Ini

Ia juga memiliki strategi agar pikirannya tidak terbebani ketika tiba waktu berlatih. Semua tugas dari guru biasanya segera ia kerjakan langsung sebelum pulang sekolah, sehingga di rumah ia bisa fokus penuh pada kegiatan seni.

“Kalau ada PR, saya usahakan langsung selesai di sekolah. Jadi di rumah tinggal latihan menari atau mempersiapkan kegiatan lain,” tambahnya. Dengan cara itu, Alya mampu menjaga keseimbangan antara akademik dan seni tanpa harus mengorbankan salah satunya.

Dari Kegemaran Menonton hingga Sederet Prestasi

Perjalanan Alya di dunia seni bukan muncul begitu saja. Sejak masih duduk di bangku SD, Ayah dan Bundanya kerap mengajak menonton pementasan tari di Kraton Yogyakarta, Taman Budaya, hingga pertunjukan jalanan di Malioboro. Dari pengalaman kecil itulah benih ketertarikan muncul.

“Waktu kelas dua SD saya kagum melihat penari tampil di depan banyak orang. Rasanya keren sekali, lalu saya coba menirukan di rumah dengan musik dari HP, belajar gerakan lewat YouTube,” kenang Alya.

Awalnya ia begitu menyukai modern dance dan K-pop yang penuh energi. Namun dorongan lingkungan membuatnya beralih ke tari tradisional, meski proses adaptasi tidak mudah.

“Dari gerakan yang power ke yang halus itu butuh waktu lama, hampir setahun. Sampai sekarang pun saya masih terus belajar tari klasik,” ungkapnya.

Kerja keras itu berbuah manis. Dalam tiga tahun terakhir, sederet prestasi berhasil ia torehkan.

Alya terdaftar menjadi penari klasik di Kraton Yogyakarta, kemudian meraih gelar The Winner of Puteri Kebaya DIY, 1st Runner Up Nusantara Got Talent 2023 di Bandung, serta dinobatkan sebagai nominator Remaja Penggiat Seni dan Budaya dari Dinas Kebudayaan DIY 2025.

Ia juga meraih Juara 1 Model Batik pada Indonesian Fashion Festival 2024, dipercaya menjadi MC dalam berbagai acara seni budaya, hingga Juara 2 Bintang Pelajar di Kabupaten Semarang.

Tidak berhenti di situ, dua karyanya lolos pameran lukisan internasional di ISI Yogyakarta yang melibatkan lima negara dan juga pernah menjadi The Winner of Puteri Kebaya DIY itu 2025.

Prestasi terbarunya bahkan masih sangat hangat, ketika berhasil meraih Juara 1 Tingkat Provinsi Lomba Dance kategori SMA sekaligus Juara 1 Nasional Pesona Putera Puteri Indonesia 2025 kategori Remaja.

Dunia seni peran juga memberi kesempatan baru. Setelah bergabung dengan sekolah akting Omah Casting Ibnu Gundul, ia terpilih sebagai salah satu supporting talent dalam film horor Kemah Terlarang yang tayang di seluruh bioskop Indonesia pada 2024.

Bahkan di sela-sela kesibukan, ia masih meluangkan waktu untuk melukis. “Kalau melukis biasanya karena gabut saja. Cari ide di internet lalu dituangkan di kanvas,” ujarnya merendah.

Salah satu pengalaman paling berkesan adalah ketika ia mendapat undangan tampil membawakan tari Bali di Mumbai, India. Walau akhirnya batal berangkat karena kendala pendampingan, undangan itu menjadi pengingat bahwa mimpi bisa membawa langkahnya melintasi batas negara.

“Ke depan saya ingin lebih fokus ke menari. Dengan menari, saya berharap bisa menginspirasi anak muda agar ikut melestarikan budaya Indonesia, khususnya Yogyakarta,” tutur Alya penuh tekad.

Ibu Ana dan Suami, Sumber Kekuatan di Balik Prestasi

Setiap langkah Alya tidak pernah ia tempuh seorang diri. Di baliknya ada sosok Bunda yang setia mendampingi, Tri Septiana Kurniati, yang akrab disapa Ibu Ana dan juga Duto Wijayanto, selaku Ayah Alya.

Ibu Ana masih ingat jelas bagaimana bakat putrinya terlihat ketika ia sendiri sedang sakit keras. “Waktu itu saya sakit cukup parah dan sering di rumah. Alya suka bercermin, bergaya, bahkan membuat koreografi sendiri. Dari situ saya sadar ada bakat yang harus disalurkan. Meski rumah kami di Pajangan jauh, saya antarkan Alya ikut les tari di sanggar Mila Art Dance di Jalan Kaliurang,” kenangnya.

Pilihan itu ternyata menjadi titik balik besar. Kepercayaan diri Alya semakin terasah setelah sering tampil di panggung, dan perlahan prestasinya mulai terlihat.

BACA JUGA: Profil Ayla Naznin Siswa SDIT Luqman Al Hakim, Peraih Nilai ASPD 2025 Tertinggi di Jogja

Ibu Ana mengakui bahwa mendampingi anak di jalur seni bukan hal yang ringan, sebab waktu, tenaga, dan biaya tersita cukup banyak.

Namun keyakinannya bulat bahwa hasil yang didapat jauh lebih berharga daripada semua pengorbanan. “Kami selalu support, selalu ada. Pendidikan itu tidak hanya di sekolah, tapi juga dari pengalaman, pergaulan, dan kegiatan positif,” katanya tegas.

Dari sisi Alya, dukungan Ayah dan Bundanya adalah energi yang selalu menguatkan. Ia bahkan tak ragu mengungkapkan rasa terima kasih secara tulus.

“Bunda, terima kasih sudah menerjunkan Alya di dunia entertainment. Dari situ Alya belajar disiplin, menghargai waktu, dan banyak hal baik lainnya. Orang tua selalu hadir saat latihan, memberi nasihat ketika ada kesalahan. Itu membuat Alya tahu apa yang harus diperbaiki. Terima kasih sudah selalu support dan selalu hadir,” ucap Alya dengan mata berkaca-kaca.

Mendengar itu, Ibu Ana hanya tersenyum hangat. Baginya, perjalanan anaknya di dunia seni bukan hanya soal penghargaan, melainkan bekal hidup yang berharga.

“Semua pengalaman bisa jadi pelajaran. Yang penting ambil yang baik-baik, jauhi yang buruk, dan selalu evaluasi diri,” pesan Ibu Ana.

Ucapan itu menjadi penegas bahwa setiap langkah Alya berakar pada doa dan dukungan keluarga. Dari ruang kelas di SMAN 1 Kasihan, Bantul hingga panggung nasional yang membanggakan, Alya ingin terus menari, melukis, dan berkarya.

Baginya, seni adalah jalan untuk menginspirasi sekaligus menjaga budaya agar tetap hidup di tengah arus zaman yang terus bergerak cepat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

Polisi Tangkap Tim Pengintai Penculikan Kacab Bank BUMN di Jakarta

Polisi Tangkap Tim Pengintai Penculikan Kacab Bank BUMN di Jakarta

News
| Rabu, 27 Agustus 2025, 21:22 WIB

Advertisement

Kebun Bunga Lor JEC Jadi Destinasi Wisata Baru di Banguntapan Bantul

Kebun Bunga Lor JEC Jadi Destinasi Wisata Baru di Banguntapan Bantul

Wisata
| Rabu, 20 Agustus 2025, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement