Advertisement

Komunitas Trash Hero Jogja, Ajak Warga Sadar Kelola Sampah

Sirojul Khafid
Kamis, 04 September 2025 - 16:07 WIB
Sunartono
Komunitas Trash Hero Jogja, Ajak Warga Sadar Kelola Sampah Kegiatan Komunitas Trash Hero. - Istimewa.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Komunitas Trash Hero Jogja mengajak masyarakat untuk lebih sadar mengelola sampahnya. Dengan menyelesaikan sampah di hulu, maka kenyamanan dan keselamatan lingkungan bisa tercipta.

Trash Hero Jogja lahir dari obrolan ringan dua orang. Beberapa tahun lalu, Ketua Yayasan Trash Hero Indonesia, Wayang Aksara datang ke Jogja. Dia bertemu dengan Muhammad Habib Syaifullah, yang memang banyak berkegiatan di isu lingkungan dan pertanian anak muda.

Advertisement

Ipunk, panggilan akrab Syaifullah, merasa obrolan itu punya frekuensi dan energi yang sama. Wayan kemudian mengajak Ipunk untuk membuat Komunitas Trash Hero Jogja. Trash Hero World lahir dalam skala internasional pada 2013. Dua tahun kemudian, tepatnya pada 2015, Trash Hero Indonesia berdiri. Sementara untuk Trash Hero Jogja lahir pada 2022.

"Aku melihat di Jogja sudah menunjukkan tanda-tanda akan ada darurat sampah, tidak berselang lama, TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Piyungan dibatesin. Memang pas itu juga, aku merasa perlu ada gerakan ini, gerakan yang menyuarakan isu sampah di Jogja," kata Ipunk, Pendiri dan Pemimpin Trash Hero Jogja, Kamis (28/8/2025).

BACA JUGA: Viral Perempuan Gendong Balita Berniat Bunuh Diri di Flyover Janti

Trash Hero Jogja mengambil ranah edukasi, sosialisasi, dan kampanye pengelolaan sampah secara bijak. Ipunk mengatakan bahwa sepekan sekali, mereka ada agenda rutin bersih-bersih sampah di tempat publik. Tempat ini meliputi Alun-Alun Kidul, Malioboro, sungai, dan pantai yang ada di Jogja.

Biasanya, Ipunk dan teman-temannya akan bersih-bersih sampah sekitar 45 menit. Setelah itu ada penimbangan dan pemilahan sampah. Kemudian agenda berlanjut ke sesi sharing antar relawan. Bersih-bersih ini, lanjut Ipunk, bukan sebagai pengganti petugas kebersihan. "Tapi kami gunakan sebagai medium ketemu banyak orang dan relawan, untuk membangun kesadaran baru kalau kita punya persoalan sampah. Kami kampanyekan kalau kita punya masalah sampah dan bisa terlibat dalam menanganinya," katanya.

Terdapat pula agenda lain dari Trash Hero Jogja, berupa kunjungan sekolah dan anak-anak. Mereka datang ke sekolah dari tingkat SD hingga SMA, untuk menyebarkan kesadaran pengelolaan sampah. Mereka juga tidak jarang mengajak anak-anak untuk bersih-bersih di lingkungan terdekatnya.

Ipunk bercerita bahwa pengurus Trash Hero Jogja ada delapan orang. Komunitas ini lebih banyak berisi para relawan, yang jumlahnya sekitar 120-an orang. Saat berkegiatan, rata-rata orang yang datang antara 15 hingga 20 orang.
Memang Jalan yang Panjang

Perjalanan menuju pengelolaan sampah yang baik di Jogja, kata Ipunk, memang panjang perjalanannya. Namun dia melihat adanya peningkatan kesadaran pada masyarakat dan pemerintah. Penutupan TPA Piyungan, sebagai hilir dari sampah yang ada di Jogja, membuat pemerintah dan masyarakat banyak membuat inisiatif.

Kabar membahagiakan datang dari masyarakat, yang menurut Ipunk banyak membuat beragam gerakan. "Banyak komunitas masyarakat yang mengelola sampahnya sendiri. Kalau aku lihatnya itu satu langkah maju, meski pun butuh proses yang panjang. Justru aku melihat lebih progresif inisiatif masyarakatnya daripada pemerintah dalam mengelola sampah," kata laki-laki berusia 38 tahun ini.

Dalam pengamatannya, Ipunk melihat ada dua masalah utama dalam persampahan di Jogja. Pertama terkait produksi sampah yang tinggi. Kedua berupa sampah yang belum dipilah. Masih tercampurnya sampah membuat pengelolaan menjadi lebih sulit, lebih mahal, dan kurang maksimal pemanfaatannya.

Ipunk mengajak masyarakat untuk mengelola sampahnya masing-masing, mulai dari skala rumah. Dia mengatakan masyarakat perlu mengurangi sampah plastik sekali pakai. Di samping itu, Ipunk mengatakan bahwa 50% sampah di Jogja berjenis organik, dan berasal dari rumah tangga.

"Ketika cukup berhasil menyelesaikan sampah organik di rumah, maka beban sampah akan berkurang sekitar 50%, kuncinya di rumah. Kalau rumah tangga mau memilah sampah, rasanya soal sampah akan relatif mudah diselesaikan," kata Ipunk.

Berjalan Bersama

Trash Hero Jogja lebih banyak berkegiatan bersama komunitas-komunitas lain. Ipunk mengatakan sekitar 80% kegiatan Trash Hero Jogja berkolaborasi dengan komunitas lain. Cukup jarang, lanjutnya, komunitasnya berjalan sendiri.

Kolaborasi tidak selalu dengan komunitas yang konsen utamanya ke lingkungan atau sampah. Ipunk mengatakan, bahwa Trash Hero Jogja pernah kolaborasi dengan ruang seni seperti MES 56 dan Kedai Kebun Forum.

BACA JUGA: BGN Diminta Susun Standar Kebersihan Menu MBG

"Kami kolaborasi bikin karya seni dari sampah, yang diambil dari Pantai Parangtritis, dibuat karya oleh Komunitas MES 56. Pekan ini kami terlibat di pameran inisiasi Kedai Kebun Forum, temanya sampah juga," kata Ipunk.

Trash Hero Jogja juga pernah bekerja sama dengan petani. Ipunk bercerita kala itu, anggota komunitas membantu panen para petani di Sleman. Anggota komunitas kemudian membantu membagikan produk panen petani pada masyarakat.

"Pernah juga aktivasi bareng dengan wadah suporter sepak bola PSIM Jogja, namanya Bawah Skor. Mereka punya semacam tour sejarah PSIM di Kotagede. Kami kolaborasi, tour sambil mengambil dan memungut sampah," katanya. "Kami selalu coba masuk ke berbagai ruang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

Sopir Rantis Brimob yang Melindas Affan Disanksi Demosi 7 Tahun

Sopir Rantis Brimob yang Melindas Affan Disanksi Demosi 7 Tahun

News
| Kamis, 04 September 2025, 20:17 WIB

Advertisement

Trik dan Tips untuk Dapatkan Tiket Pesawat Murah

Trik dan Tips untuk Dapatkan Tiket Pesawat Murah

Wisata
| Rabu, 27 Agustus 2025, 20:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement