Pameran Fotografi Rana Budaya Hadir di TBY Jogja Tampilkan Ratusan Karya

Harianjogja.com, JOGJA—Pameran fotografi Rana Budaya kembali hadir tahun ini di Gedung Militaire Societeit, Taman Budaya Yogyakarta (TBY) mulai Jumat (5/9/2025) hingga Sabtu (13/9/2025) pekan depan. Acara ini terbuka gratis untuk umum mulai pukul 11.00-18.00 WIB.

Dengan mengusung tema Still Culture, pameran memfokuskan pada alam benda sebagai bagian dari budaya yang merekam jejak serta merawat ingatan.

BACA JUGA: Psikolog Sarankan Pilih-Pilih Berita

Kurator Rana Budaya #3, Arsita Pinandita, menuturkan perjalanan menarik sejak event pertama hingga penyelenggaraan yang sudah memasuki tahun ketiganya ini. Pada penyelenggaraan pertama, fokus karya hanya sebatas pada aktivitas seni di TBY.

Namun, antusiasme publik yang belum tinggi membuat target peserta saat itu belum tercapai. "Waktu itu sifatnya open call atau open submission seperti ini, akhirnya tidak memenuhi target," jelas Arsita saat jumpa pers pembukaan Pameran Rana Budaya, Kamis (4/9/2025).

Memasuki tahun kedua, ruang lingkup Rana Budaya diperluas dengan menghadirkan peristiwa kebudayaan dari berbagai daerah di DIY. Upaya itu membuat pameran semakin kaya narasi dan mampu menarik lebih banyak partisipan.

Pada tahun ketiga ini, lanjut Arsita, kurasi menghadirkan perspektif baru. Bukan hanya kesenian dalam konteks pertunjukan atau acara besar, melainkan juga praktik keseharian yang bisa dimaknai sebagai seni.

"Akhirnya pada tahun ini kami memilih tema berjudul Still Culture dengan fokus alam benda sebagai bagian dari budaya yang merekam jejak dan merawat ingatan," imbuhnya.

Antusiasme peserta tahun ini meningkat signifikan. Data panitia mencatat sebanyak 1.508 karya dari 652 peserta masuk dalam ajang lomba fotografi Rana Budaya #3.

Angka ini melonjak hampir tiga kali lipat dibandingkan tahun lalu. Dari ribuan karya tersebut, hanya 150 yang dipamerkan dan lima ditetapkan sebagai pemenang utama.

Kepala TBY, Purwiati, mengapresiasi perkembangan ini. Ia menilai lonjakan jumlah karya dan peserta menunjukkan respon positif masyarakat terhadap ruang berkesenian yang ditawarkan Rana Budaya.

Purwiati mengatakan, kualitas karya yang dipamerkan juga terjaga. Hal ini berkat proses kurasi ketat yang melibatkan kurator dan juri profesional dari dunia fotografi.

“Saya juga sudah mencuri start dengan melihat dulu karya-karyanya, dan ternyata sangat bagus, terlebih setelah melalui kurasi yang ketat," lanjutnya.

Salah satu juri, Shofia Utami mengungkapkan seluruh karya yang sudah terkurasi memiliki kualitas yang tidak jauh berbeda. Namun, lima pemenang yang terpilih memiliki keunggulan dari sisi kesesuaian dengan tema.

Shofia menambahkan, Rana Budaya #3 juga menggelar tujuh program harian, mulai dari lokakarya, gelar wicara, hingga lomba fotografi sehari. Program ini bertujuan memperkaya wawasan publik, sekaligus memberi ruang interaktif bagi seniman dan masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News