Advertisement
Belanja Wisatawan di Bantul Capai Rp2,45 Juta per Hari

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Rata-rata pengeluaran belanja atau spending money wisatawan saat berkunjung ke Kabupaten Bantul pada 2025 tercatat mencapai Rp2,45 juta per orang per hari. Angka ini naik signifikan dibanding 2023 yang hanya sebesar Rp1,1 juta per wisatawan per hari.
Subkoordinator Kelompok Substansi Promosi Kepariwisataan Dinas Pariwisata (Dispar) Bantul, Markus Purnomo Adi menyebutkan pengeluaran itu mencakup akomodasi, makanan dan minuman, transportasi, kunjungan ke destinasi wisata, jasa, serta belanja oleh-oleh.
Advertisement
“Rerata 2.450.000 per hari untuk wisatawan yang berkunjung ke Bantul,” ujarnya, Sabtu (27/9/2025).
BACA JUGA: Kraton Jogja Ditetapkan sebagai Pusat Kebudayaan dan Warisan Leluhur
Menurut Markus, data tersebut diperoleh dari hasil kajian pihaknya dengan melibatkan akademisi dan industri pariwisata lainnya yang digelar belum lama ini. Metode pengumpulan data diambil dengan menggunakan kuesioner yang diisi langsung oleh ratusan wisatawan luar daerah baik itu lokal maupun mancanegara yang berkunjung ke Bumi Projotamansari. "Data kemudian diolah dan diambil rata-ratanya," ucap dia.
Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata Dispar Bantul, Endri Astuti menjelaskan, data tersebut menjadi acuan penting dalam penyusunan kebijakan kepariwisataan daerah. “Dari angka itu kami jadi tahu besaran dan pola pengeluaran wisatawan, sekaligus kecenderungan permintaan mereka terhadap produk wisata, moda transportasi, destinasi, kuliner, hingga jenis belanja lainnya di Bantul,” jelasnya.
Menurut Endri, hasil kajian tersebut akan dijadikan dasar perumusan rekomendasi kebijakan, program, evaluasi dan strategi pengembangan pariwisata Bantul ke depannya. “Tujuannya untuk meningkatkan volume pembelanjaan wisatawan sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi daerah,” ucapnya.
Ketua PHRI Bantul, Yohanes Hendra Dwi Utomo mengatakan, angka belanja wisatawan sebesar Rp2,45 juta per hari perlu diverifikasi lebih lanjut. Menurutnya, lama tinggal (length of stay) wisatawan di Bantul rata-rata hanya 1,2 hari, sehingga potensi belanja secara riil bisa jadi lebih banyak dikeluarkan wisatawan di luar Bantul.
“Kalau dilihat dari lama tinggal yang hanya singgah semalam kemudian pindah ke tempat lain, potensi belanja di Bantul tentu terbatas. Maka dimungkinkan belanja wisatawan justru lebih banyak di luar Bantul,” ujarnya.
Hendra juga menyinggung tingkat okupansi hotel yang masih rendah serta maraknya hotel tidak resmi yang justru lebih dipilih wisatawan. Kondisi ini, kata dia, menimbulkan persoalan tersendiri bagi validitas data belanja wisatawan.
“Kalau dengan kondisi itu spending money bisa sampai Rp2,4 juta, perlu didetailkan lagi. Jangan sampai datanya tidak sesuai dengan kenyataan,” ujarnya.
Ia menekankan perlunya promosi dan pemasaran yang lebih kreatif dari pihak industri dan pemangku kebijakan agar wisatawan tidak hanya singgah, tetapi juga memperpanjang lama tinggal. Dengan begitu, belanja yang masuk ke Bantul bisa benar-benar meningkat.
“Saya yakin dengan adanya kolaborasi kebijakan akan jadi peluang meningkatkan lama tinggal dan belanja wisatawan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Indonesia Terima 28 Ribu Fosil Koleksi Dubois dari Belanda
Advertisement

Kemenpar Promosikan Wisata Bahari Raja Ampat ke Amerika dan Eropa
Advertisement
Berita Populer
- Pemkab Gunungkidul Bangun Drainanse di Alun-Alun Wonosari Senilai Rp848 Juta
- Dari 33 SPPG di Bantul, Baru 2 yang Kantongi SLHS
- Pembangunan Pos Damkar di Prambanan Segera Dimulai
- Demo Kasus Keracunan MBG, Emak-Emak di Jogja Bawa Panci hingga Teflon
- Jadwal KRL Solo Jogja Hari Ini, Sabtu 27 September 2025
Advertisement
Advertisement