Advertisement
British Library Kembalikan 482 Manuskrip Kepada Trah Sultan HB II

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA - Upaya pengembalian manuskrip bersejarah milik Sultan Hamengku Buwono II yang dirampas Inggris dalam peristiwa Geger Sapehi 1812 mulai menunjukkan perkembangan positif. Yayasan Vasatii Socaning Lokika, yang digawangi trah Sultan HB II, menerima surat resmi dari Annabel Gallop, Kepala Seksi Asia Tenggara British Library, terkait akses terbuka data manuskrip Jawa.
Ketua Yayasan Vasatii Socaning Lokika, Fajar Bagoes Poetranto menjelaskan, surat tersebut memberikan akses metadata terhadap 482 manuskrip Indonesia dan Melayu yang kini tersimpan di British Library, termasuk 75 manuskrip Jawa yang berasal langsung dari Jogja pascaserangan ke Keraton 1812.
Advertisement
"Selain itu, terdapat pula 120 manuskrip berbahan kertas dan sekitar 50 manuskrip daun lontar dari Jawa, sebagian di antaranya berasal dari Jogja dan Pura Pakualaman," ujarnya, Sabtu (4/10/2025).
Dalam surat balasan itu, Gallop menyampaikan permohonan maaf atas keterlambatan jawaban karena harus melampirkan data tambahan yang signifikan. "Hari ini, kami akhirnya dapat menyediakan, melalui Akses Terbuka (Open Access), metadata dari seluruh 482 manuskrip Indonesia dan Melayu yang tersimpan di British Library, termasuk seluruh manuskrip Jawa," tulis Gallop dalam suratnya.
BACA JUGA
Fajar menegaskan bahwa Yayasan Vasatii Socaning Lokika menyambut baik langkah ini dan menindaklanjutinya dengan mengundang seorang pakar dunia untuk datang ke Indonesia. Kunjungan yang rencananya berlangsung di Jogja atau Jakarta itu akan menjadi ruang dialog privat (Private-to-Private/P2P) mengenai pelestarian dan studi manuskrip Jawa.
Selain mendorong pengakuan Sultan HB II sebagai pahlawan nasional, yayasan juga tengah menjalankan sejumlah program jangka panjang. Di antaranya transliterasi lebih dari 7.500 manuskrip yang belum diterjemahkan, termasuk naskah sakral seperti Serat Suryorojo dan Serat Nyogyakarta. Yayasan juga merintis pendirian Pusat Penelitian Budaya dan Manuskrip Jawa pra-kolonial serta menjajaki kerangka kolaborasi etis dengan British Library.
Dalam waktu dekat, yayasan akan menggelar pertemuan meja bundar yang melibatkan akademisi, filolog, arsiparis, dan pemangku kepentingan budaya. “Fokus pertemuan adalah pembahasan modalitas kemitraan dengan institusi di Inggris, mencakup akses digital, interpretasi bersama, dan perlindungan integritas intelektual naskah,” ujar Fajar.
Langkah ini dipandang sebagai momentum penting dalam upaya mengembalikan, merawat, sekaligus menghidupkan kembali khazanah intelektual Jawa yang sempat tercerabut akibat kolonialisme.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Hamas Setuju Gencatan Senjata, Trump Minta Israel Menghentikan Serangan
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Bus Transigrak untuk Siswa Disabilitas Kulonprogo, Sopir Belajar Bahasa Isyarat
- Sampel Makanan PKL Lapangan Pemda Sleman Mengandung Formalin dan Boraks
- Herry Zudianto Nilai Penanganan Sampah Jogja Perlu Koordinasi Provinsi
- Bupati Kulonprogo Menyatakan Penanganan Stunting Harus Menyeluruh
- 3.429 Honorer Bantul Tunggu Kepastian NIP PPPK Paruh Waktu
Advertisement
Advertisement