Advertisement
90 Persen EWS Banjir di Bantul Rusak, Akan Diperbaiki di 2026

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Sebagian besar alat early warning system (EWS) atau sistem peringatan dini banjir di Kabupaten Bantul dilaporkan tidak berfungsi. Berdasarkan data BPBD Bantul, dari total sembilan titik EWS yang tersebar di enam kapanewon pada delapan kalurahan, sekitar 90 persen EWS banjir mengalami kerusakan dan belum bisa dioperasikan.
Analis Mitigasi Bencana BPBD Bantul, Malichah Kurnia Pratiwi menjelaskan, dari sembilan titik tersebut, empat di antaranya merupakan EWS longsor dan lima lainnya EWS banjir. “Untuk EWS banjir, 90 persen belum berfungsi. Ini akan kami perbaiki tahun 2026 dan sudah dianggarkan,” ujarnya, Senin (6/10/2025).
Advertisement
Adapun EWS banjir tersebut ditempatkan di lokasi yang rawan luapan air jika intensitas hujan tinggi dan berdekatan dengan posisi jembatan, seperti di Sendangsari (Jembatan Benyo) Pajangan, Guwosari (Jembatan Dzikrul Ghofilin) Pajangan, Pleret (Jembatan Gayam) Pleret, Selopamioro (Jembatan Kedungjati) Imogiri dan di Canden (Jembatan Kiringan) Jetis.
Kerusakan alat tersebut, disebabkan oleh usia komponen yang sudah lama tanpa perawatan. “Ada beberapa sensor yang rusak, jadi alat tidak bisa mendeteksi atau memberi peringatan saat air mencapai batas tertentu. Selain itu, beberapa panel surya juga tidak berfungsi,” katanya.
BACA JUGA
EWS banjir di Bantul sebelumnya merupakan bagian dari proyek pembangunan jembatan dan diampu oleh Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP). Oleh karena itu, perbaikan akan dilakukan melalui pengadaan baru tahun depan. “Targetnya tahun depan seluruh EWS bisa berfungsi optimal kembali,” ujarnya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Bantul, Bambang Hudaliyanto menyatakan, perbaikan ini diharapkan rampung sebelum puncak musim hujan pada Januari–Februari 2026. “Menurut prakiraan BMKG, puncak hujan terjadi awal tahun depan, jadi kami berharap EWS banjir sudah aktif kembali saat itu,” ucapnya.
Selain perbaikan alat, BPBD juga tengah meninjau ulang titik pemasangan EWS agar sesuai dengan peta kerawanan bencana terbaru, terutama untuk potensi banjir dan longsor di wilayah ini. “Kami sedang mengkaji posisi EWS agar lebih efektif sesuai dengan data terbaru,” katanya.
Ke depan, BPBD Bantul juga berencana memperluas sistem peringatan dini untuk bencana lain. “Ada wacana pada 2027 lewat dana keistimewaan [Danais] akan diadakan EWS tsunami. Ini bagian dari upaya kami memperkuat mitigasi bencana di wilayah pesisir selatan,” ungkap Bambang.
Dengan rencana perbaikan dan pengadaan EWS baru ini, BPBD Bantul berharap sistem peringatan dini di seluruh wilayah rawan bencana bisa kembali berfungsi penuh sebagai alat vital penyelamat masyarakat. Dengan demikian kerusakan dan kerugian akibat bencana bisa diminimalkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Jembatan Kaca Tinjomoyo Resmi Dibuka, Ini Harga Tiketnya
Advertisement
Berita Populer
- Tinjau Translok Imogiri Bantul, Wamen Tranmigrasi: Mereka Nyaman dan Bahagia
- Apindo DIY Sebut Perlunya Bantuan Subsidi Upah hingga Akhir Tahun
- Mutasi Pejabat Kulonprogo, Kepala Dislautkan dan Dispertapa Tukar Guling
- Pilihan Lurah Serentak di Gunungkidul Digelar 2026
- Jembatan Pandansimo Akan Dibuka Penuh 10 Oktober 2025
Advertisement
Advertisement