Advertisement

DIY Butuh 1.000 Ton Sampah per Hari untuk Jalankan Program PSEL

Lugas Subarkah
Sabtu, 11 Oktober 2025 - 21:47 WIB
Sunartono
DIY Butuh 1.000 Ton Sampah per Hari untuk Jalankan Program PSEL Foto ilustrasi Waste to Energy. / Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Program Pengolahan Listrik menjadi Energi Listrik (PSEL) terus dikoordinasikan di tingkat teknis maupun kebijakan. Dari pihak Kementerian Lingkungan Hidup sudah mensurvei calon lokasi PSEL di Piyungan. DIY setidaknya butuh 1.00o ton sampah untuk menjalankan program PSEL.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY, Kusno Wibowo, menjelaskan pihaknya masih terus berkoordinasi dengan Pemkot Jogja, Pemkab Bantul dan Sleman. “Kami masih berkoordinasi dengan kabupaten kota untuk persiapan PSEL,” ujarnya, Sabtu (11/10/2025).

Advertisement

Sedangkan dari pihak pemerintah pusat sudah menggelar peninjauan awal calon lokasi PSEL di Piyungan, meskipun ia belum tahu hasilnya. “Kemarin dari team pusat meninjau awal calon lokasi PSEL, hasilnya nanti akan dilaporkan ke pusat,” katanya.

Meski demikian sampai sekarang Preaturan Presiden (Perpres) yang dijadikan sebagai pedoman program ini belum terbit sehingga belum diketahui detail teknis kelanjutannya. “Kami masih menunggu perpers,” ungkapnya.

Sekda DIY, Ni Made Dwipanti Indrayanti, mengatakan dari koordinasi sejauh ini, Pemda DIY bersama kabupaten/kota bersangkutan sudah mengambil kesepakatan, namun belum disampaikan ke pusat. “Kami akan matur dulu ke bapak Gubernur,” ujarnya.

Adapun koordinasi tersebut untuk menentukan apakah akan diambil atau tidaknya program pemerintah pusat ini, dengan mempertimbangkan aspek teknis dan komitmen daerah. “Kalau secara teknis memungkinkan [untuk dijalankan],” paparnya.

Program ini memerlukan dukungan secara teknis dan komitmen jangka panjang dari daerah. Pasalnya, untuk dapat diolah menjadi energi listrik, diperlukan volume sampah setidaknya 1.000 ton per hari. Sedangkan selama ini produksi sampah Sleman, Kota Jogja dan Bantul yang biasa diangkut ke TPA Piyungan hanya 750 ton.

Selain itu, komitmen juga diperlukan karena jika melanjutkan program ini, maka kontrak yang disepakati selama 30 tahun. Dilemanya, ketika program ini diambil maka TPST dan TPS3R yang selama ini dibangun kemungkinan akan dihentikan operasionalnya.

Yogyakarta Raya

Sebelumnya Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq menegaskan pentingnya langkah cepat dan terukur untuk mengatasi permasalahan sampah di wilayah perkotaan. Pembangunan fasilitas PSEL merupakan solusi konkret untuk menjawab tantangan pengelolaan sampah di kota-kota besar yang menghasilkan lebih dari 1.000 ton sampah per hari.

"Teknologi ini akan mengubah beban lingkungan menjadi sumber energi terbarukan yang bermanfaat bagi masyarakat,” ujar Menteri Hanif dilansir website Kementerian Lingkungan Hidup.

Hasil verifikasi lapangan yang dilakukan bersama Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Danantara, serta PT PLN (Persero) menghasilkan tujuh wilayah aglomerasi di enam provinsi. Ketujuh wilayah tersebut meliputi:

  • Yogyakarta Raya (Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul) 
  • Denpasar Raya (Kota Denpasar, Kabupaten Badung)
  • Bogor Raya (Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Depok)
  • Bekasi Raya (Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi)
  • Tangerang Raya (Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kota Tangerang)
  • Medan Raya (Kota Medan, Kabupaten Deli Serdang)
  • Semarang Raya (Kota Semarang, Kabupaten Semarang)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

Pertamina Tutup Sementara SPBU Terbakar di Kemanggisan

Pertamina Tutup Sementara SPBU Terbakar di Kemanggisan

News
| Sabtu, 11 Oktober 2025, 23:57 WIB

Advertisement

Jembatan Kaca Tinjomoyo Resmi Dibuka, Ini Harga Tiketnya

Jembatan Kaca Tinjomoyo Resmi Dibuka, Ini Harga Tiketnya

Wisata
| Minggu, 05 Oktober 2025, 20:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement