Advertisement
Keracunan MBG di Gunungkidul, Disdikpora DIY Perketat SOP
Foto ilustrasi wadah MBG. / Freepik
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) DIY memperketat standar operasional prosedur (SOP) seusai ratusan siswa di Gunungkidul mengalami keracunan paket Makan Bergizi Gratis (MBG). Pemeriksaan laboratorium tengah dilakukan untuk mengetahui penyebab pasti.
Kepala Disdikpora DIY, Suhirman, menjelaskan bahwa dalam kasus keracunan yang melanda SMPN 1 Saptosari dan SMKN 1 Saptosari, hampir 700 siswa terdampak dari kedua sekolah tersebut. “Kemarin gejalanya itu setelah malam, artinya tidak langsung setelah memakan itu,” katanya, Kamis (30/10/2025).
Advertisement
Dari jumlah tersebut, saat ini masih ada satu siswa yang dirawat di rumah sakit, sedangkan lainnya sudah dipulangkan. Jumlah terakhir yang dirawat sebelumnya sebanyak 26 siswa. “Ini baru diperiksa di lab [sampel makanan], supaya tahu penyebabnya apa,” ujarnya.
Sebelum kasus keracunan ini terjadi, pihaknya sudah menginstruksikan ke sekolah agar paket MBG langsung dikonsumsi begitu tiba di sekolah. “Begitu diantar langsung dimakan aja. Soalnya nanti kalau terlalu lama [basi], ternyata itu juga masih bisa [menyebabkan keracunan],” ungkapnya.
BACA JUGA
Pemda DIY juga rutin setiap minggu mengadakan koordinasi dengan kepala-kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). “Supaya tidak ada lagi kejadian seperti itu. Pengawasan tentunya dilakukan, beberapa sekolah yang dekat dengan SPPG supaya menunjuk SPPG-nya, ke sana dulu supaya nanti bisa lebih baik,” katanya.
Dari hasil koordinasi tersebut, SPPG diminta untuk mencantumkan jam kedaluwarsa paket MBG agar bisa dikonsumsi tepat waktu. “Tanda kedaluwarsa harus jelas, harus dimakan jam berapa. Salah satunya itu, tidak boleh lebih dari jam itu,” katanya.
Hal ini, menurutnya, sudah dilakukan oleh beberapa SPPG, namun masih ada juga yang belum melaksanakannya. “Ada beberapa sudah, kemarin di SMAN 1 sudah saya lihat, di situ jam berapa sudah tertulis. Ya, mudah-mudahan tidak berlanjut [keracunan],” katanya.
Plt Kepala Dinas Kesehatan DIY, Akhmad Akhadi, menyebut dari total siswa terdampak, jumlah siswa yang mengakses fasilitas kesehatan baik di Puskesmas maupun RSUD Saptosari sekitar 200 orang. “Ada siswa yang mengalami gejala ringan di rumah, tetapi tidak melapor ke fasilitas kesehatan. Itu tidak tercatat dalam data resmi,” ungkapnya.
Dinas Kesehatan DIY juga telah menggerakkan Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Keracunan Pangan yang bekerja di setiap SPPG. Ia juga telah menginstruksikan seluruh Dinas Kesehatan kabupaten/kota untuk mempercepat penanganan kasus. “Dibantu dengan sumber daya dari Pemda DIY,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- 81.100 WNA Masuk ke DIY Sepanjang 2025, Lalu Lintas di YIA Meningkat
- Droping Air Bersih di Gunungkidul Dihentikan
- Penentuan UMK 2026, Survei KHL Sleman Hanya Dilakukan Semester II
- Jadwal KRL Solo Jogja Terbaru Hari Ini, Kamis 30 Oktober 2025
- Jadwal SIM Keliling Ditlantas Polda DIY Hari Ini, 30 Oktober 2025
Advertisement
Advertisement




