Advertisement
DPUPKP Bantul Petakan Titik Genangan dan Talut Rawan Longsor
Debit air Sungai Winongo yang mengalir melewati kawasan Glondong, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul meningkat pada Sabtu (1/11 - 2025). DPUPKP Bantul menyebut tengah mendata gorong/gorong rawan tersumbat dan talut berpotensi ambrol menjelang puncak musim penghujan.
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Bantul mulai melakukan penyisiran dan pemeliharaan pada gorong-gorong yang rawan genangan serta talut sungai berpotensi ambrol sebagai langkah antisipasi menghadapi cuaca ekstrem dan potensi bencana hidrometeorologi di akhir tahun.
Kepala DPUPKP Bantul, Jimmy Simbolon mengatakan, pihaknya telah menyiapkan tim lapangan untuk memastikan aliran air tetap lancar dan genangan dapat diminimalkan. “Kami sedang mendata beberapa gorong-gorong untuk memperlancar aliran air, terutama di titik-titik yang sering tersumbat," ujarnya Sabtu (1/11/2025).
Advertisement
Menurut Jimmy, dari data sementara dan pengalaman tahun-tahun sebelumnya terdapat beberapa gorong-gorong di Bantul yang rawan tersumbat. Misalnya di perempatan Jetis, area Bakulan, maupun kawasan Cepit. Ketiga titik itu kata dia sudah ditangani dan diharapkan tidak menimbulkan genangan parah saat hujan berintensitas tinggi.
Jimmy menyebut, meski anggaran tahun ini terbatas, pihaknya tetap mengalokasikan dana khusus untuk kegiatan antisipasi banjir dan genangan. “Kami realokasi anggaran sekitar Rp100 juta di bidang Bina Marga dan Rp100 juta di bidang Sumber Daya Air untuk pekerjaan normalisasi dan pemeliharaan. Jadi total Rp200 juta sampai akhir tahun,” jelasnya.
BACA JUGA
Selain genangan, perhatian DPUPKP juga tertuju pada stabilitas talut di kawasan sungai yang debit airnya mulai meningkat. “Ada tiga sampai empat titik talut yang sedang kami tangani, termasuk di kawasan Sungai Pesing dan Celeng. Kami juga berkoordinasi dengan BBWSSO untuk percepatan penanganan,” tambahnya.
Kepala Bidang Sumber Daya Air DPUPKP Bantul, Wartini menuturkan sepanjang 2025 pihaknya telah menyiapkan tujuh paket pekerjaan perkuatan talut sungai di 13 lokasi dengan total anggaran Rp3,3 miliar.
“Beberapa di antaranya di Sungai Bayem, Kedung Semerangan, Celeng, Mruwe, Belik, Bulus, dan Pesing. Tapi karena anggaran terbatas, kami fokus di sungai-sungai kecil yang menjadi kewenangan daerah,” kata Wartini.
Untuk sungai besar seperti Opak, Oya, Winongo, Code, dan Gajahwong, ia menjelaskan penanganannya menjadi tanggung jawab BBWSSO. “Kalau ada kerusakan di titik yang benar-benar mengancam keselamatan warga atau infrastruktur umum, baru kami ambil langkah cepat,” ujarnya.
DPUPKP Bantul berharap upaya preventif ini dapat menekan risiko banjir dan longsor di wilayah Bantul, terutama menjelang puncak musim hujan November–Desember. “Target kami, nol insiden. Kami ingin kondisi di lapangan tetap aman dan terkendali,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement




