Advertisement
Peringati KAA, Akademisi Dunia Belajar Keberagaman Budaya di ISI
                Puluhan akademisi dari berbagai negara belahan dunia turut menyemarakkan rangkaian peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA). Salah satunya melalui diskusi dan kolaborasi pengenalan keragaman seni budaya Indonesia yang digelar di Jogja.  - Istimewa.
            Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Puluhan akademisi dari berbagai negara belahan dunia turut menyemarakkan rangkaian peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA). Salah satunya melalui diskusi dan kolaborasi pengenalan keragaman seni budaya Indonesia yang digelar di Jogja.
Para akademisi tersebut mengikuti rangkaiannya salah satunya di ISI Jogja dalam diskusi bertajuk Yogya Sharing Seminar: Cultural Diversity in A Globalised World–Challenges and Perspective. Sejumlah narasumber antara lain diaspora Indonesia Profesro Darwis Khudori yang merupakan Guru Besar Universitas Le Havre Normandie, Prancis. Kemudian Beatriz Bissio (Brasil), Seema Mehra Parihar (India), dan Galih Prakasiwi dari ISI Jogja.
Advertisement
Para akademisi dan tokoh tersebut menyuarakan kesetaraan antarnegara sebagaimana semangat yang dibawa Konferensi Asia Afrika. Rektor ISI Jogja Irwandi menegaskan seni budaya memang menjadi salah satu diplomasi yang relevan karena sejalan dengan semangat nilai kesetaraan dan gerakan non-blok dari KAA. Kampusnya menjadi tuan rumah karena memiliki sumber daya yang cukup untuk mendukung proses diskusi dan kolaborasi dalam memperkenalkan seni budaya Indonesia.
"Selain diskusi keberagaman budaya, ini juga ada kolaborasi pementasan di Concert Hall [Selasa 4 November], ada mahasiswa dosen [Orkestras Saraswati] serta musisi dari Prancis serta beberapa lainnya," katanya, Senin (3/11/2025).
BACA JUGA
Sejumlah akademisi partisipan yang hadir di antaranya dari Brasil, Burkina Faso, Kamerun, India, kemudian Polandia hingga Jerman. Irwandi menambahkan, hasil diskusi yang melibatkan pakar dari berbagai negara tersebut akan menjadi rekomendasi terkait praktik keberagaman budaya.
"Terutaa bagaimana kita bersikap dalam perkembangan dunia pada saat ini secara budaya. Usulan, saran yang dibahas tentu bisa menjadi rekomendasi bagi kami. Baik dari sisi pendidikan seninya maupun dari sisi bagaimana kita menempatkan diri sebagai bagian dari peradaban dunia," katanya.
Wakil Rektor III ISI Jogja M. Kholid Arif Rozaq menambahkan dengan terselenggara di kampusnya akan menjadi nilai tambah tersebut. Karena para tokoh dan akademisi dari berbagai negara bisa melihat dan mendiskusikan langsung di ISI. Keberadaan mahasiswa dari Sabang sampai Merauke turut berkontribusi dalam proses pengenalan budaya Indonesia kepada anggota delegasi. Pasalnya mereka memiliki bahasa daerah yang berbeda-beda. Oleh karena itu kegiatan tersebut juga melibatkan mahasiswa.
"Hari Minggu kemarin delegasi sudah diakomodasi, diterima di Pemerintah Kota, diajak untuk melihat Kota Jogja secara lebih detail. Kemudian hari ini ada [Senin] seminar Cultural Diversity dan ada workshopnya. Kemudian sore ada penayangan film yang berbagi dari negara. Kemudian malamnya mereka akan menyaksikan Dance Festival International di Laboratorium Seni," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
    
        Prabowo Minta Pintu Pelintasan Diperbarui Cegah Kecelakaan Kereta Api
Advertisement
    
        Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement


            
