Advertisement
Business Intelligence Pangkas Waktu Proses Rantai Pasok Obat di RS
Penelitian akademisi UII menghadirkan sistem Business Intelligence terintegrasi yang memangkas waktu proses rantai pasok obat hingga lebih dari 60%. Sistem ini dinilai meningkatkan akurasi stok dan mempercepat keputusan manajemen farmasi. - Istimewa.
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Penelitian akademisi UII menghadirkan sistem Business Intelligence terintegrasi yang memangkas waktu proses rantai pasok obat hingga lebih dari 60%. Sistem ini dinilai meningkatkan akurasi stok dan mempercepat keputusan manajemen farmasi.
Transformasi digital di sektor kesehatan merupakan strategi utama untuk meningkatkan efisiensi layanan, khususnya pada manajemen rantai pasok obat yang kompleks dan kritis terhadap ketersediaan obat. Tantangan seperti keterlambatan distribusi, ketidakakuratan data stok, dan minimnya pemantauan real-time masih sering terjadi di rumah sakit, berdampak pada kualitas pelayanan pasien.
Advertisement
Sejalan dengan itu akademisi UII Fadhil Adita yang merupakan Alumni Program Studi Teknik Industri, Progam Magister FTI berhasil menuntaskan penelitian untuk menjawab persoalan rantai pasok obat di rumah sakit melalui sistem informasi terintegrasi berbasis Business Intelligence (BI).
Ia menggunakan pendekatan System Development Life Cycle (SDLC) model waterfall meliputi analisis kebutuhan, perancangan sistem, integrasi data melalui proses ETL (Extract, Transform, Load) dan visualisasi menggunakan Microsoft Power BI.
"Data yang diolah mencakup pergerakan stok gudang dan depo farmasi, status kadaluwarsa, serta parameter max–min stok dalam data warehouse berbasis star schema. Hasil menunjukkan dashboard interaktif yang dikembangkan mampu menyajikan indikator kunci seperti tingkat ketersediaan stok, proyeksi risiko kedaluwarsa, proporsi distribusi antar unit, dan validasi realisasi distribusi secara akurat dan real-time," katanya dikutip Kamis (6/11/2025).
Implementasi sistem ini menurunkan total cycle time proses dari 4.450 menit menjadi 1.671 menit (−62,75%). Sehingga mempercepat waktu pencarian data dari sekitar 45 menit menjadi 4 menit (−91,1%), serta mengurangi proporsi aktivitas Non-Value Added dari 60% menjadi 27% (−55%).
"Sistem ini terbukti meningkatkan kecepatan pemantauan, meminimalkan potensi kekosongan obat, dan mempercepat pengambilan keputusan berbasis data oleh manajemen farmasi," ujarnya.
Dosen Jurusan Teknik Industri FTI UII sekaligus Wakil Dekan bidang Sumber Daya FTI UII Agus Mansur menambahkan penelitian ini berkontribusi pada penguatan ekosistem digital rumah sakit. Selain itu merekomendasikan pengembangan lanjutan berupa integrasi dengan Electronic Medical Records (EMR) serta pemanfaatan algoritma prediktif berbasis machine learning untuk optimasi perencanaan pengadaan.
"Implementasi dashboard BI terbukti efektif sebagai instrumen pengendalian strategis yang tidak hanya memantau, tetapi juga mengoptimalkan rantai pasok obat. Integrasi data real-time menghapus kebutuhan rekap manual, mempercepat verifikasi, dan menekan waste kategori waiting yang sebelumnya mencapai 54,84 persen," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal DAMRI di Jogja ke Bandara YIA Hari Ini, Minggu 16 November 2025
- Simak, Jadwal KA Bandara YIA Kulonprogo-Stasiun Tugu Jogja Hari Ini
- Prakiraan Cuaca Hari Ini di Jogja, Minggu 16 November 2025
- Cek, Jalur Trans Jogja ke Sejumlah Lokasi Wisata di Jogja
- Top Ten News Harianjogja.com, Minggu 16 November 2025
Advertisement
Advertisement





