Advertisement
Antisipasi Kenaikan Harga Pangan, Pemkot Jogja Tambah Warung Mrantasi
Bahan pangan / ilustrasi Freepik
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Menjelang akhir tahun, Pemerintah Kota (Pemkot) Jogja memprediksi harga sejumlah kebutuhan pokok berpotensi naik. Untuk meredam gejolak tersebut, Pemkot menambah jumlah gerai Warung Mrantasi di berbagai pasar rakyat.
Berdasarkan pemantauan Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Jogja dalam sebulan terakhir, beberapa komoditas mengalami kenaikan cukup signifikan.
Advertisement
Harga cabai rawit merah misalnya, naik dari Rp26.000 menjadi Rp51.000 per kilogram, cabai merah keriting dari Rp40.000 menjadi Rp52.000 per kilogram, dan cabai merah besar dari Rp46.000 menjadi Rp66.000 per kilogram.
Selain itu, harga daging sapi turut naik dari Rp130.000 menjadi Rp135.000 per kilogram, begitu juga dengan bawang merah naik dari Rp33.000 menjadi Rp39.000 per kilogram.
BACA JUGA
Adapun sejumlah komoditas lain harganya tetap stabil. Harga telur ayam berada di kisaran Rp29.000–Rp30.000 per kilogram, daging ayam ras Rp32.000–Rp37.000 per kilogram, dan bawang putih masih di level Rp33.000 per kilogram.
Kepala Disdag Kota Jogja, Veronica Ambar, mengatakan keberadaan Warung Mrantasi menjadi upaya Pemkot untuk menjaga ketersediaan dan stabilitas harga pangan.
“Ini [Warung Mrantasi] untuk menjaga ketersediaan dan menjaga harga. Mereka [pedagang] dapat harganya sudah Harga Eceran Tertinggi [HET] langsung dari distributor, sehingga tidak mengambil keuntungan terlalu tinggi,” ujarnya di Pasar Prawirotaman, Rabu (3/12/2025).
Menurut Ambar, kerja sama dengan distributor memudahkan pedagang menjual bahan pangan lebih terjangkau. Disdag juga melakukan pengawasan rutin agar penjualan tetap mengacu pada HET dan tidak terjadi penyimpangan harga.
Hingga akhir 2025, sudah beroperasi 90 gerai Warung Mrantasi di sejumlah pasar rakyat. Rinciannya, 25 gerai di Pasar Beringharjo, 37 di Pasar Prawirotaman, 17 di Pasar Sentul, dan 11 gerai di Pasar Kranggan.
Sementara itu, Wali Kota Jogja, Hasto Wardoyo, menegaskan Warung Mrantasi menjadi salah satu strategi penting dalam pengendalian inflasi sekaligus memperkuat kemandirian pangan daerah melalui pemanfaatan produk lokal.
“Kita harus menguasai pasar kita oleh produk kita sendiri. Maka kita menggerakkan para pedagang ini untuk membantu mengendalikan harga dengan memaksimalkan produk lokal dan kerja sama antar daerah,” tegasnya.
Hasto menilai petani dan pelaku usaha lokal di DIY memiliki kapasitas mencukupi dalam memasok kebutuhan pangan seperti beras, gula, dan bawang merah sehingga dapat mengurangi ketergantungan terhadap pasokan luar daerah maupun impor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
KA Panoramic Kian Diminati, Jalur Selatan Jadi Primadona
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement




