Advertisement
Program Mas Jos Dinilai Berhasil, Sampah Liar di Jogja Berkurang
Wali Kota Jogja, Hasto Wardoyo (kiri) saat ditemui di Kemantren Mergangsan, Jumat (5/12/2025). - Harian Jogja - Ariq Fajar Hidayat
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA - Program Masyarakat Jogja Olah Sampah (Mas Jos) dinilai menunjukkan perkembangan signifikan sejak mulai digencarkan Pemkot Jogja pada Agustus 2025. Pemilahan sampah hingga layanan jemput sampah berukuran besar disebut ikut mengurangi timbunan sampah di ruang publik.
Wali Kota Jogja, Hasto Wardoyo, menyebut pemilahan sampah organik kini berjalan lebih masif. Ia menuturkan jumlah sampah dapur yang berhasil dikumpulkan setiap hari sudah mencapai ribuan ember dan langsung diproses sesuai alurnya.
Advertisement
“Setiap hari sisa-sisa makanan sampah organik yang terkumpul minimal 1000 ember atau sekitar 25 ton. Berarti ada sampah terpilah 25 ton per hari minimal yang dari sampah organik basah,” ujar Hasto, Jumat (5/12/2025).
Hasto menambahkan, sampah jalanan berupa dedaunan yang terpilah juga meningkat. Material itu saat ini langsung dikirim ke unit pengolahan pupuk organik sebagai bahan baku kompos.
BACA JUGA
“Yang dari sapuan jalan, daun-daunan itu minimal 20 ton per hari. Sudah dipilah dan dibawa ke unit pupuk, jadi ini kemajuan besar,” katanya.
Selain pemilahan, peningkatan layanan juga terlihat dari aktivitas Tim Reaksi Cepat (TRC) Mas Jos yang bertugas menjemput sampah spesifik rumah tangga. Layanan ini disebut banyak membantu warga dalam membuang barang-barang besar seperti perabotan yang tidak bisa ditangani pada pengangkutan reguler.
“Orang yang telepon minta dijemput (sampah) itu sudah lebih dari 500 dalam tiga bulan. Penjemputan ke rumah jadi sudah kemajuan menurut saya,” ucapnya.
Hasto menyatakan dampak program tersebut mulai terlihat di ruang publik. Ia menilai volume sampah liar di tepi jalan kini jauh berkurang dibandingkan beberapa bulan lalu.
“Sudah sangat berkurang. Hampir tidak ada sampah yang numpuk di pinggir jalan, plastik-plastik di pinggir jalan hampir tidak ada,” tuturnya.
Meski demikian, ia mengakui persoalan antrean gerobak di depo masih menjadi pekerjaan rumah. Kecepatan layanan di depo sampah disebut perlu ditingkatkan agar alur pengangkutan semakin lancar.
“Deponya perlu lebih cepat lagi, masih banyak antrean penggerobak. Ini tetap jadi perhatian kami,” kata Hasto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
119 Juta Orang Diprediksi Bepergian Saat Natal-Tahun Baru
Advertisement
KA Panoramic Kian Diminati, Jalur Selatan Jadi Primadona
Advertisement
Berita Populer
- Pemkab Gunungkidul Percepat Penanganan RTLH Lewat APBKal
- Dua Dekade Pemulihan Paliyan, Hutan di Gunungkidul DIY Kembali Lebat
- Karyawan Pabrik Rokok Terima DBHCHT, Diminta Tak Pakai Judol
- Gangguan Air Tidak Terjadwal, Seluruh Pelanggan Depok Sleman Terdampak
- Pemkot Jogja Fokus Pelestarian, 18 Objek Direkomendasikan Cagar Budaya
Advertisement
Advertisement



