Advertisement
Nataru 2026, SAR Perketat Pengamanan Pantai Parangtritis
Sejumlah wisatawan saat berselancar di Pantai Parangtritis belum lama ini. Para pelancong yang akan berlibur ke kawasan pantai selatan Bantul diminta untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya rip current yang kerap menelan korban. - Harian Jogja/Yosef Leon.
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah III Parangtritis meningkatkan pengamanan kawasan Pantai Parangtritis menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2026 guna menekan risiko kecelakaan laut akibat rip current.
Petugas SAR kembali menekankan larangan bermain air di zona berbahaya yang ditandai arus balik kuat ke tengah laut, yang selama ini menjadi penyebab utama wisatawan terseret ombak.
Advertisement
Sebanyak 69 personel disiagakan secara dinamis di titik-titik rawan, dilengkapi pelampung, papan surfing, serta satu unit jet ski untuk mempercepat proses evakuasi korban.
Kepala Unit Komunikasi SAR Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah III Parangtritis, Rodhiva Wahyu Widho Santosa mengatakan bahwa pihaknya terus mengimbau wisatawan agar tidak bermain air di zona berbahaya, khususnya area rip current.
BACA JUGA
“Imbauan ini rutin kami sampaikan, tidak hanya saat Nataru. Namun pada libur Natal dan Tahun Baru 2026, kami tekankan kembali demi keselamatan pengunjung,” ujarnya, Senin (15/12/2025).
Rodhiva menjelaskan, rip current kerap sulit dikenali oleh wisatawan awam. Namun, ada ciri-ciri yang bisa diamati, yakni tidak berbuih putih, arus terlihat lebih tenang dibanding sisi kanan dan kiri, serta memiliki arus balik kuat ke tengah laut. Area ini umumnya lebih dalam dan menjadi titik berkumpulnya arus dari kedua sisi pantai.
“Banyak kejadian karena pengunjung asyik bermain air, kurang memperhatikan imbauan, lalu perlahan terseret menuju rip current. Sekitar 50 persen wisatawan masih belum mampu mengidentifikasi lokasi berbahaya ini,” katanya.
Untuk mengantisipasi kejadian tersebut, SAR menyiapkan 69 personel yang akan disiagakan secara dinamis menyesuaikan lonjakan pengunjung. Personel tidak hanya berjaga di pos, tetapi langsung ditempatkan di tepian pantai dan titik-titik rip current.
Setiap petugas dibekali pelampung dan papan surfing sebagai sarana utama penyelamatan. Selain itu, satu unit jet ski juga disiagakan sebagai dukungan bila korban berada jauh dari bibir pantai.
“Papan surfing lebih efektif karena memungkinkan petugas berenang hingga tiga kali lebih cepat dibanding pelampung,” kata Rodhiva.
Sementara, Kepala Stasiun Klimatologi DIY, Reni Kraningtyas menyampaikan bahwa sifat hujan pada musim hujan 2025/2026 di DIY diprakirakan normal. Curah hujan berkisar 1.001–2.000 mm di sebagian besar wilayah.
“Puncak musim hujan diprakirakan terjadi pada Januari 2026 di lima ZOM [62,5 persen] dan Februari 2026 di tiga ZOM [37,5 persen],” katanya.
Musim hujan diperkirakan berlangsung 16–24 dasarian dan berakhir pada April 2026. Dengan kondisi cuaca tersebut, wisatawan diminta lebih waspada dan mematuhi arahan petugas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
KPK Dalami Peran Irjen Kemenaker di Skandal Sertifikat K3
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Kunjungan Turis Australia ke Jogja Turun, Dispar Evaluasi Promosi
- Inspektorat Bantul Audit APBKal Wonokromo, Dugaan Rugikan Miliaran
- Pembangunan 109 Kios Relokasi Pantai Sepanjang Rampung Lebih Cepat
- IAS Gelar Pelatihan Facility Care Bersertifikasi BNSP untuk Warga YIA
- Nataru Lancar, Kontraktor Tol Jogja-Solo Tambal Jalan dan Stop Truk
Advertisement
Advertisement




