Advertisement
Event Nasional Menahan Laju Penurunan Wisatawan Sleman 2025
Taman wisata Kaliurang. / Antara
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Gelaran event nasional dan internasional di Sleman dan wilayah sekitarnya mampu menahan laju penurunan kunjungan wisatawan Sleman yang tercatat turun 2,40 persen sepanjang 2025.
Hingga 30 November 2025, jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Sleman mencapai 7.202.749 orang, meski angka tersebut lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu akibat tekanan kebijakan efisiensi dan pembatasan karya wisata.
Advertisement
Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata (Dispar) Sleman, Kus Endarto, mengatakan terdapat dua faktor utama yang menghambat pergerakan wisatawan Sleman sepanjang 2025, yakni kebijakan efisiensi anggaran dari Pemerintah Pusat serta kebijakan pelarangan karya wisata atau study tour oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Jawa Barat yang kemudian diikuti sejumlah pemda lain. Kondisi tersebut berdampak pada penurunan kunjungan wisatawan Sleman sebesar 2,40 persen.
Beruntung, sejumlah event pariwisata skala nasional dan internasional digelar di Sleman, Kota Jogja, Klaten, dan Magelang sehingga mampu menahan laju penurunan kunjungan wisatawan Sleman. Mandiri Jogja Marathon, Tour de Ambarrukmo, Prambanan Jazz, Sleman Temple Run, Kustomfest, ArtJog, Jogja Internasional Heritage Walk, Borobudur Marathon, Jogjarockarta, hingga Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF), serta berbagai event lainnya menjadikan Sleman sebagai lokasi menginap sekaligus destinasi kunjungan.
BACA JUGA
Salah satu upaya yang dinilai efektif menarik wisatawan Sleman ialah promosi langsung yang dilakukan Dispar Sleman melalui pameran pariwisata skala nasional serta pelaksanaan table top–travel dialog di Pulau Jawa.
Tahun 2025 bahkan disebut sebagai salah satu periode ketika sektor pariwisata cenderung mandek. Belanja wisatawan nusantara 2025 tercatat sebesar Rp1.258.615, lebih rendah dibandingkan 2024 sebesar Rp1.533.750 dan 2023 sebesar Rp1.370.700.
Menurut Kus, penurunan belanja wisatawan tersebut mengonfirmasi melambatnya perekonomian masyarakat. Kondisi ini juga tercermin dari capaian pajak hiburan sebesar Rp22,317 miliar dari target Rp26 miliar per 31 Oktober 2025, pajak hotel Rp132,519 miliar dari target Rp176,396 miliar, serta pajak restoran Rp159,977 miliar dari target Rp202,124 miliar.
Capaian tersebut juga dipengaruhi oleh fenomena one day trip akibat keberadaan jalan tol yang memangkas waktu tempuh Jakarta–Jogja, Jogja–Surabaya, Jogja–Solo, dan Jogja–Semarang.
“Tapi wisatawan yang menggunakan hotel saat berkunjung ke Sleman juga hanya 38,42 persen. Sisanya memilih menginap di rumah teman atau keluarga 32,08 persen, tidak menginap 15,25 persen, dan menginap di akomodasi jenis lain 11,98 persen atau desa wisata 2,28 persen,” kata Kus dihubungi, Minggu (14/12/2025) malam.
Kepala Dispar Sleman, Edy Winarya, membenarkan bahwa kunjungan wisatawan Sleman dan belanja wisatawan mengalami penurunan dibandingkan dua tahun sebelumnya. Namun, capaian pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor retribusi hingga 30 November 2025 telah mencapai Rp4,841 miliar atau setara 97,71 persen dari target Rp4,955 miliar, dengan selisih sekitar 2,29 persen atau Rp113,469 juta.
Apabila ditambah dengan Bagi Hasil Ratu Boko sebesar Rp301,679 juta atau setara 100,56 persen dari target Rp300 juta, maka target PAD sebesar Rp4,955 miliar telah terlampaui.
Tanpa memasukkan Bagi Hasil Ratu Boko pun, Edy optimistis target PAD pariwisata Sleman dapat tercapai hingga akhir 2025 dengan asumsi target pergerakan wisatawan Sleman pada libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 terpenuhi.
Pada periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) tersebut, Dispar Sleman menargetkan pergerakan 250.000–300.000 wisatawan dengan durasi lama tinggal 1–2 hari dan tingkat keterisian hotel, baik bintang maupun nonbintang, pada 22 Desember 2025 hingga 4 Januari 2026 berada di kisaran 45–65 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Lomba Lacak Sinyal ARDF Latih Kesiapsiagaan Bencana di Kulonprogo
- Jemaat Gereja St Albertus Agung Buat Altar dari Barang Bekas
- Guru Besar UGM Usul Sebagian Dana MBG Dialihkan ke Daerah Bencana
- AFJ Desak Regulasi Larangan Perdagangan Monyet Ekor Panjang
- Inspektorat Gunungkidul Audit Dugaan Korupsi Kalurahan Ngunut
Advertisement
Advertisement





