Advertisement
DPRD Bantul Ingatkan Ancaman Cuaca Ekstrem
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Banjir dan dampak cuaca ekstrem yang melanda sejumlah wilayah Bantul bagian selatan mendorong DPRD Bantul meminta pemerintah daerah memperkuat koordinasi lintas sektor hingga tingkat kalurahan guna meningkatkan kesiapsiagaan bencana.
Ketua Komisi A DPRD Bantul Jumakir menilai perubahan iklim membuat potensi bencana semakin sulit diprediksi, sehingga respons cepat dan koordinasi berjenjang menjadi kunci utama dalam penanganan.
Advertisement
“Ya, terkait dengan cuaca iklim yang tidak pasti ini, pemerintah daerah harus selalu koordinasi dari bupati sampai di tingkat kelurahan,” kata Jumakir, Selasa (30/12).
Ia mengungkapkan, bencana yang terjadi pada Jumat hingga Sabtu pekan lalu berdampak pada sekitar empat hingga lima kapanewon di Kabupaten Bantul. Wilayah Kapanewon Sanden disebut menjadi daerah paling terdampak.
BACA JUGA
“Yang paling parah kan di wilayah Sanden, kalau tidak salah cukup banyak pohon tumbang,” ujarnya.
Menurut Jumakir, koordinasi tidak hanya dilakukan oleh perangkat pemerintah daerah, tetapi juga harus melibatkan TNI-Polri serta para relawan kebencanaan agar kesiapsiagaan dapat dilakukan secara menyeluruh.
“Pemerintah daerah atau Pemkab harus terus koordinasi dengan stakeholder yang ada di Kabupaten Bantul, dari Kapolres, Dandim, dan semuanya, termasuk juga teman-teman relawan untuk selalu siaga,” ucapnya.
Selain itu, ia meminta agar informasi terkait potensi cuaca ekstrem disampaikan secara masif kepada masyarakat. Warga juga diimbau aktif memantau pembaruan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
“Kita mohon kepada masyarakat di Kabupaten Bantul ini selalu update terkait dengan cuaca ekstrem dari BMKG,” katanya.
Jumakir juga menyoroti persoalan penanganan pohon rawan tumbang di sepanjang jalur jalan provinsi dan nasional. Menurutnya, pemerintah kabupaten memiliki keterbatasan kewenangan untuk melakukan penebangan sebelum pohon tumbang.
“Kalau itu jalannya jalan provinsi, pemerintah daerah pun tidak bisa berbuat banyak. Harus ada koordinasi dengan provinsi atau sampai ke pusat,” jelasnya.
Ia menambahkan, meski BPBD dan relawan Bantul dalam kondisi siaga, proses penanganan sering terkendala aturan kewenangan.
“Sebenarnya teman-teman BPBD siap, tapi saat mau menebang itu kewenangannya di provinsi, jadi tidak berani kecuali sudah tumbang,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Bantul Mujahid Amrudin mengatakan tim gabungan telah bekerja maksimal melakukan evakuasi dan pembersihan wilayah terdampak hingga Minggu (28/12).
Berdasarkan data BPBD, total kejadian pohon tumbang akibat cuaca ekstrem mencapai 147 titik. Seluruh material pohon yang sempat menutup akses jalan maupun menimpa bangunan telah berhasil dievakuasi.
“Pohon tumbang itu ada 147 titik besar dan semuanya sampai siang ini sudah dievakuasi. Jadi, seluruh titik tersebut sudah berhasil ditangani dengan baik,” ujarnya.
Selain angin kencang, curah hujan tinggi juga sempat menyebabkan genangan dan banjir di wilayah selatan Bantul, terutama di Kapanewon Sanden dan sekitarnya. Namun, kondisi tersebut kini telah kembali normal.
“Hampir seluruh wilayah selatan, terutama Sanden, sempat tergenang. Namun air sudah surut, wilayah terdampak di selatan sudah surut total,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Inggris Terbitkan Travel Warning Terbaru, Indonesia Masuk Daftar
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement





