Advertisement

Mimpi Bantul Punya Kawasan seperti Pattaya Harus Diatur secara Jelas

David Kurniawan
Minggu, 08 April 2018 - 05:50 WIB
Bhekti Suryani
Mimpi Bantul Punya Kawasan seperti Pattaya Harus Diatur secara Jelas Pantai Samas, Bantul. - Harian Jogja

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL- Wacana membuat kota baru di wilayah pesisir mirip Pattaya di Thailand mendapatkan respons baik dari warga sekitar. Namun demikian, pemkab diminta benar-benar memperhatikan masalah regulasi sehingga pertumbuhannya ada kejelasan serta dapat memberikan dampak yang baik.

Ketua Divisi Konservasi Keluarga Pemuda Pemudi Baros (KP2B) Dwi Ratmanto mengatakan secara detail belum mengetahui rencana pendirian kota baru di kawasan pesisir mulai dari Pantai Baros hingga Samas.

Hanya saja, ia menyambut positif terkait dengan rencana tersebut sehingga dapat memberikan dampak signifikan terhadap pengembangan parisiwata di wilayah tersebut. “Mudah-mudahan masyarakat ikut dilibatkan dalam program tersebut sehingga ada kesamaan visi misi sehingga potensi masalah dapat ditekan,” kata Ratmanto kepada Harianjogja.com, Sabtu (7/4/2018).

Menurut dia, yang tak kalah penting dalam pembangunan kota baru menyangkut masalah perencanaan dan tata ruang. Baginya, kajian perlu dilakukan sehingga diketahui bagaimana dampak perkembangan kota baru kepada masyarakat. “Kajian yang dilakukan harus matang, termasuk di dalamnya melindungi kawasan lindung yang sudah ada [semisal kawasan konservasi dan heritage] tidak terancam dengan pembangunan itu,” ungkapnya.

Sementara itu, tokoh masyarakat di Pantai Samas, Slamet mengatakan, kawasan pesisir bisa menjadi wajah baru bagi Bantul karena keberadaan bandara baru di Kulonprogo dan Jalur Jalan Lintas Selatan. Menurut dia, tanpa ada campur tangan dari pemerintah, wilayah pesisir akan berkembang dengan sendirinya karena memiliki lokasi yang strategis. “Ini sudah hukum alam, jika ada tempat strategis maka akan berkembang dengan cepat,” katanya.

Slamet menekankan, yang terpenting dalam penyusunan masterplan kota baru adalah regulasi. Hal ini dibutuhkan agar dalam pengembangan memiliki konsep yang jelas. Terlebih lagi, kata dia, perkembangan tersebut tidak hanya memiliki dampak positif, namun juga ada negatif. Salah satunya, warga asli akan tersingkir dengan perkembangan sebuah wilayah.

“Sudah banyak contoh warga asli yang tersingkir karena perkembangan wilayah. Jadi sejak perencanaan harus ada regulasi yang jelas. Saat proyek sudah jalan tinggal melaksanakan seperti apa yang telah dikonsepkan sejak awal dengan mengacu pada regulasi yang ada,” ujarnya.

Menurut dia, bukti bahwa kawasan pesisir di Samas hingga Baros sebagai kawasan strategis dapat dilihat dari harga tanah yang naik tinggi. Tiga tahun lalu, kata Slamet, per meternya dihargai Rp650.000, namun sekarang sudah mencapai Rp1,5 juta untuk setiap meter. “Ini bukan omong kosong karena sudah banyak orang yang mencari tanah di kawasan Baros-Samas. Selain letaknya yang strategis, juga memiliki pemandangan yang indah antara hamparan sawah dengan pantai. jadi tidak salah kalau kawasan itu diincar banyak orang,” katanya.

Sementara itu, Kepala Bappeda Bantul Fenti Yusdawati memastikan pembuatan kota baru di kawasan pesisir masih sebatas rencana. Tahun ini, pemkab sedang melakukan penyusunan masterplan terkait dengan pembangunan tersebut. “Konsep masih menunggu penyusunan masterplan. Yang jelas, pembangunan kota ini erat kaitannya dengna keberadaaan bandara baru Kulonprogo dan JJLS,” katanya.

Advertisement

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

AS Disebut-sebut Bakal Memberikan Paket Senjata ke Israel Senilai Rp16 Triliun

News
| Sabtu, 20 April 2024, 17:37 WIB

Advertisement

alt

Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Jum'at, 19 April 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement