Advertisement

Panen Anak Sapi, Bupati Gunungkidul Berikan Nama Andini, Rejeki dan Nagita

Herlambang Jati Kusumo
Selasa, 08 Mei 2018 - 06:17 WIB
Nina Atmasari
Panen Anak Sapi, Bupati Gunungkidul Berikan Nama Andini, Rejeki dan Nagita Kegiatan panen pedet di Pasar Siyonoharjo, Senin (7/5/2018). - Harian Jogja/Herlambang Jati Kusumo

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Pemerintah Kabupaten (Pemkab), Gunungkidul, melakukan kegiatan panen pedet sebagai perwujudan hasil kegiatan Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (UPSUS SIWAB) 2017 yaitu berupa Inseminasi Buatan (IB), pemeriksaan kebuntingan dan penanganan gangguan reproduksi.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan, Bambang Wisnu Broto mengatakan, untuk melihat keberhasilan dari UPSUS SIWAB maka diselenggarakan panen pedet sebagai evaluasi program tersebut.

Advertisement

“Salah satu kegiatan evaluasi yaitu berupa kegiatan penen pedet, dimana dalam kegiatan ini dilakukan pengumpulan pedet dari hasil IB di Gunungkidul dalam kurun waktu 2017 dengan metode sampel,” kata Bambang disela kegiatan panen pedet di Pasar Siyonoharjo, Logandeng, Playen, Senin (7/5/2018).

Selain untuk mengevaluasi program UPSUS SIWAB, kegiatan panen pedet juga diharapkan dapat memberikan motivasi peternak agar dapat mendukung peningkatan populasi, produksi, dan produktivitas sapi potong di Gunungkidul.

Bambang mengatakan dalam kegiatan panen pedet, juga dilakukan pemberian layanan penyuntikan gratis dan pemberian obat cacing pada pedet yang dipamerkan. Selain itu, launching surat keterangan layak bibit bagi pedet di wilayah sumber bibit sebagai pemicu semangat petani peternak di Wilayah Gunungkidul.

Adapun dalam program ini target akseptor Gunungkidul 45.000, target penanganan gangguan reproduksi 2.930 ekor, dan target kebuntingan 38.000 ekor. Realisasi yang tercapai Pemeriksaan Kebuntingan (PKB) 6.197, IB 42.097 (93,55%), lalu bunting 3.297 ekor (8,69%), penanganan gangguan reproduksi 3.188 ekor (108%).

Adapun Hijauan Pakan Ternak (HPT) untuk mendukung program tersebut, pada 77 kelompok atau 160 hektare. Realisasi HPT, Kaliandra 11.900 bibit, Indigofera 21.500 bibit, rumput gajah 883.500 dan rumpu odot 716.000 bibit. Semua penanaman HPT sudah ditanam dan didistribusikan Juli 2017.

Pada 2018 target akseptor 45.000, target penanganan reproduksi 2.000 ekor, target kebuntingan 38.000 ekor, dan target kelahiran 26.543, realisasi sampai Minggu (6/5), PKB 6.477 ekor, IB 19.836 (44,08%), Bunting 3.961 (12,47%), Kelahiran jantan 1.169, betina 1.064 ekor, penanganan gangguan reproduksi 506 ekor (25,3%)

Bupati Gunungkidul, Badingah yang diwakili Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda, Gunungkidul, Asman Latif, dalam sambutannya bersyukur dan bangga atas pencapaian peternak dalam program yang dicanangkan tahun lalu itu.

“Semangat peternak pertanda positif untuk mendukung misi pemerintah mempercepat target pemenuhan sapi potong dengan peran aktif dari masyarakat khusunya peternak. Secara langsung akan berpengaruh positif peningkatan nasional, untuk pemenuhan konsumsi daging nasional secara stabil dan mandiri,” ujarnya.

Meski saat ini belum mencapai target, namun dia optimis target tersebut dapat tercapai melihat semangat para peternak, terlebih saat ini program tersebut masih berjalan. Melihat hal tersebut diharapkan Gunungkidul sebagai salah satu sentra sapi potong yang dapat diandalkan dalam memenuhi kebutuhan nasional.

“Peran aktif dari peternak yang didukung pemerintah dan investor, dapat menjadikan populasi semakin tinggi dan berkualitas. Sehingga menjadikan masyarakat yang berdaya saing mandiri dan sejahtera,” ucapnya.

Dalam kesempatan itu Bupati juga memberikan tiga nama anakan sapi, yang semula bernama Lestari, diberi nama Andini Lestari Mulyo, lalu yang semula bernama Kebak diberi nama, Andini Kebak Rejeki, lalu Nagita menjadi Andini Nagita sari.

Kepala Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak Baturaden, Direktorat Jenderal Peternakan Sintong Hutasoit mengetakan program UPSUS SIWAB ini untuk meningkatkan populasi yang difasilitasi pemerintah dan saat ini terus digenjot untuk mengejar target.

“Target akhirnya swasembada daging. Kebutuhan daging meningkat terus, sehingga terus didorong program ini, agar kebutuhan terpenuhi. Saat ini terlihat cukup sukses program ini, tetapi tetap ada evaluasi. Sampai 2019 masih ada program ini,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng

News
| Kamis, 25 April 2024, 17:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement