Advertisement

Duh...Antrean Haji di Jogja Sampai 20 Tahun

I Ketut Sawitra Mustika
Jum'at, 06 Juli 2018 - 12:50 WIB
Bhekti Suryani
Duh...Antrean Haji di Jogja Sampai 20 Tahun Ilustrasi ibadah haji dan umrah. - JIBI

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA- Saat ini daftar antrean haji di DIY telah mencapai 20 tahun. Bagi jemaah yang mendaftar tahun ini, kemungkinan baru akan berangkat ke Tanah Suci pada 2038 mendatang. Lamanya waktu tunggu, membuat rombongan jemaah haji di dominasi para lansia, yang termasuk jemaah berisiko tinggi.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) DIY Lutfi Hamid mengatakan, lamanya waktu tunggu haji disebabkan karena animo masyarakat yang tinggi dan dibukanya kesempatan yang lebih luas bagi semua kalangan. "Jika digunakan pola rebutan seperti sebelumnya, tentu yang dapat lebih banyak orang kota," jelasnya seusai acara pamitan jemaah haji DIY di Bangsal Kepatihan, Kamis (5/7/2018).

Advertisement

Untuk tahun ini jumlah jemaah haji dari DIY sebanyak 3.131 orang. Jika dilihat dari tahun pendaftaran, rata-rata yang berangkat telah mendaftar sejak 2011 lalu. Jumlahnya lebih dari 50%. Tapi, ada pula yang sudah mendaftar sejak 2008, tapi baru bisa berangkat pada 2018.

Dengan waktu tunggu yang panjang, ujar Lutfi, rombongan jemaah haji selalu didominasi para lansia, dengan persentase mencapai 20-25%. Jemaah lansia merupakan jemaah yang termasuk kategori jemaah berisiko tinggi, yang membutuhkan perhatian lebih. Selain umur, jemaah berisiko tinggi biasanya merupakan pengidap suatu penyakit seperti masalah jantung dan lain-lain.

Terkait panjangnya antrean, Kemenag akan melakukan negosiasi supaya kuota haji Indonesia ditambah. "Tentu kami selalu mencoba untuk mencari celah agar bisa memperpendek itu. Sangat mungkin dilakukan negosiasi dengan negara-negara tertentu yang kuota hajinya kecil untuk dikurangi dan diberikan ke Indonesia," ujar Lutfi.

Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X mengatakan, panjangnya antrean haji merupakan kondisi yang tidak bisa dihindari, sebab Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk Muslim terbanyak. Sebagai negara pengirim, Indonesia tentunya harus mengikuti aturan dan ketetapan dari Arab Saudi, termasuk tentang kuota.

"Tapi yakinlah akan ada upaya agar ada penambahan kuota. Karena seperti kita ketahui, negara seperti Jepang dan Inggris, kuotanya sisa. Mungkin ada bisa digelar pembicaraan diplomatis agar kuota bisa ditambah," kata Paku Alam X kepada wartawan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Wakil Presiden Dijadwalkan Membuka Rakernas Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting

News
| Kamis, 25 April 2024, 10:27 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement