Advertisement

Curhat Kapolda DIY tentang Upayanya Mencegah Bentrok Supporter

I Ketut Sawitra Mustika
Sabtu, 28 Juli 2018 - 14:17 WIB
Nina Atmasari
Curhat Kapolda DIY tentang Upayanya Mencegah Bentrok Supporter Kapolda DIY Brigjen Pol Ahmad Dofiri (dua dari kiri) saat memantau kesiapan petugas di Pos Pengamanan Terpadu Area Monjali, Kecamatan Ngaglik, Minggu (10/6 - 2018).Harian Jogja/Irwan A.Syambudi

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA--Meninggalnya Muhammad Iqbal Setyawan dalam derbi DIY yang mempertemukan PSIM Jogja dan PSS Sleman harus menjadi lonceng peringatan, agar kejadian serupa tak terulang kembali. Meski sulit, upaya meredam kebencian dan permusuhan antarsuporter harus terus dilakukan.

Kapolda DIY Brigjen Pol. Ahmad Dofiri mengaku prihatin dengan kejadian tersebut. Ia mengatakan, pihaknya sudah berusaha sebisa mungkin mencegah terjadinya bentrokan pada derbi DIY. Sebelum pertandingan, Polda DIY telah menggelar lima pertemuan antarsuporter, karena menyadari tensi laga selalu panas.

Advertisement

"Artinya suporter ada korlap dan korwilnya. Harapanya mereka bertanggungjawab di bawahnya. Rekan-rekan [jurnalis] tahu kesepakatannya gimana. Dengan kapasitas stadion yang terbatas diprioritaskan untuk pendukung tuan rumah [PSIM]. Tapi, nyatanya mereka jam 9 jam 10 sudah berangkat. Itu pun sudah kami antisipasi. Sudah dihalau sedemikian rupa. Tetapi kembali masa yang segitu banyak kemudian tidak terbendung," kata Dofiri, Sabtu (28/7/2018).

Muhammad Iqbal Setyawan, salah satu penonton dalam derbi DIY, meninggal dunia setelah dikeroyok sejumlah orang di sekitar Stadion Sultan Agung, Bantul, Kamis (26/7/2018). Warga Dusun Balong, Timbulharjo, Sewon itu sempat dilarikan ke rumah sakit, tapi nyawanya tidak tertolong akibat luka-luka yang diderita.

Permusuhan antara pendukung PSIM dan PSS, kata Dofiri, merupakan penyakit lama. Ia menyebutnya dengan "ego suporter fanatik yang tidak pada tempatnya". Polda DIY selalu berusaha mendamaikan dua kubu, tapi diakuinya usaha tersebut belum cukup, karena itu upaya mendamaikan harus terus menerus digaungkan dan dilakukan.

"Kami mohon semua pihak tidak terpancing, kemudian melakukan tindakan yang melampaui batas," kata Dofiri.

Dofiri mengaku tidak akan melarang kegiatan apapun di DIY. Sebab polisi selalu menyiapkan langkah antisipasi. Untuk pertandingan PSS vs PSIM selanjutnya, yang akan berlangsung pada 10 Oktober 2018 di Stadion Maguwoharjo, ia menyatakan akan kembali mengundang suporter dua kubu dan panitia pelaksana pertandingan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar

News
| Kamis, 28 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement