Advertisement

Soal Mundurnya Pembukaan Talang Bowong, Petani Kulonprogo Tak Perlu Mengeluh

I Ketut Sawitra Mustika
Minggu, 30 September 2018 - 21:15 WIB
Yudhi Kusdiyanto
Soal Mundurnya Pembukaan Talang Bowong, Petani Kulonprogo Tak Perlu Mengeluh Pengendara motor melintas di dekat saluran irigasi di Sentolo yang masih kering seperti terlihat Senin (6/8 - 2018). Harian Jogja/Dokumen

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO—Petani mengeluh karena mundurnya pembukaan debit air di Jembatan Air Talang Bowong di Desa Banjararum, Kecamatan Kalibawang. Terkait hal itu, Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kulonprogo menyatakan tak ada yang perlu dikeluhkan.

"Kemarin sudah dirapatkan oleh Komisi Irigasi. Sudah ada kesepakatan antara petani, Komisi Irigasi dan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak [BBWSSO]. Sekarang sudah mengalir lima meter kubik per detik. Apa yang dikecewakan?" kata Kepala DPUPKP Kulonprogo, Gusdi Hartono, ketika dihubungi Harian Jogja melalui sambungan telepon, Minggu (30/9/2018).

Advertisement

Sebelumnya, Waljiyem, warga Dusun Plosorejo, Desa Banguncipto, Kecamatan Sentolo, yang mengangarap sawah di Desa Sentolo menyatakan keberatan dengan kabar mundurnya pemberlakuan debit air normal di Jembatan Air Talang Bowong. Pasalnya, selama tiga bulan belakangan dirinya sudah tidak menanam tanaman apa pun di sawah, sehingga penghasilannya jadi terganggu. "Masak besok kami telat menanam, padahal sudah susah tidak menanam karena tidak ada air," katanya.

Waljiyem menambahkan, biasanya setelah debit air dibuka secara normal, yakni lima meter kubik per detik, dirinya juga harus mengantre air akibat lokasi sawahnya yang berada di hilir saluran irigasi Kalibawang. "Jadi bisa mundur juga masa tanam padi ditempat kami," katanya.

Gusdi mengatakan, sebelum rapat antara Komisi Irigasi dan petani, jumlah debit air yang dibuka pada Jembatan Air Talang Bowong sudah sebanyak lima meter kubik per meter. Hanya saja masalahnya di Jembatan Talang Bowong lama yang sementara ini dipakai sebelum yang baru selesai, terdapat saringan sehingga airnya kotor sehingga perlu dibersihkan.

"Artinya lima meter kubik itu masih lewat yang lama. Sudah disepakati 14 Oktober dialihkan ke yang baru. Saya rasa enggak ada yang dilanggar dan dikecewakan," kata Gusdi. Saluran Irigasi Kalibawang sendiri dimatikan salurannya dari April lalu. Adapun di awal Agustus lalu pelaksana proyek membuka jembatan air lama untuk mengatasi kekeringan dan kebutuhan irigasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

DKI Jakarta Masuk Kategori 50 Kota Maritim Terkemuka di Dunia

News
| Rabu, 15 Mei 2024, 01:17 WIB

Advertisement

alt

Tidak Hanya Menginap, Ini 5 Hal Yang Bisa Kamu Lakukan di Garrya Bianti Yogyakarta

Wisata
| Senin, 13 Mei 2024, 15:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement