Advertisement
Antisipasi Tsunami, 29 EWS di Bantul Dalam Kondisi Baik
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL--Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul memastikan semua early warning system (EWS) atau alat peringatan dini tsunami di wilayah pesisir selatan Bantul dalam kondisi baik. Total ada 29 EWS yang berada di sepanjang Pantai Parangtritis sampai Srandakan.
Semua EWS diujicoba secara berkala. "Hasil uji coba rutin pada 26 September kemarin, semua EWS dalam kondisi baik. Voice maupun sirine berfungsi normal," kata Manajer Pusat Pengendalian Operasional (Pusdlops) BPBD Bantul, Aka Luk Luk, Selasa (2/10/2018).
Jumlah EWS di Bantul diakui Aka merupakan terbanyak jika dibanding daerah lain berdasarkan informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Kendati demikian pihaknya terus berupaya memperbayak EWS, termasuk di lokasi tempat evakuasi sementara juga perlu dipasang EWS.
BPBD juga rutin menyosialisasikan fungsi EWS tersebut kepada masyarakat khususnya masyarakat di wilayah pesisir selatan, sehingga ketika EWS berbunyi harapannya masyarakat dapat menyelamatkan diri ke tempat yang aman, meski ancaman tsunami tidak terjadi.
EWS tersebut akan dibunyikan ketika BPBD mendapat informasi potensi tsunami dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Sebab BMKG yang memiliki kewenangan untuk menentukan status tsunami. BMKG saat ini juga akan memasang radar pendeteksi tsunami di wilayah Pantai Parangtritis.
Radar tsunami hasil kerja sama dengan Jepang tersebut mampu mendeteksi tunami atau gelombang air laut dengan jangkauan hingga 200 kilometer.
Lebih lanjut Aka mengatakan beberapa tempat yang udah disepakati bersama sebagai lokasi evakuasi akhir di wilayah selatan jika terjadi tsunami, di antaranya lapangan Sorobayan, Lapangan Srigading, dan Bulak Mabul Parangtritis. "Bantul belum memiliki barak permanen. Namun sudah menyepakati beberapa tempat evakuasi akhir," ujar Aka.
Tempat evakuasi sementara wilayah barat ada di utara Pantai Kuwaru, Poncosari, Srandakan. Tepatnya gedung tiga lantai yang dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Gedung tersebut dibangun di atas lahan 3.000 meter persegi. Bangunan gedung didesain banyak pilar dan sedikit tembok sehingga jika terhempas tsunami gedung tersebut diklaim tetap kokoh.
Sementara wilayah timur, tempat evakuasi sementara berada di perbukitan. Kendati sudah ada alat pendeteksi tsunami, Pelaksana Tugas Kepala BBPD Bantul, Dwi Daryanto mengimbau masyarakat tidak hanya mengandalkan EWS. "Kalau ada gempa besar dengan durasi lebih dari 30 detik harapannya warga di sepanjang pantai bisa langsung menyingkir ke tempat lebih tinggi," ujar Dwi.
Dwi mengatakan hampir semua wilayah di Indonesia termasuk di Bantul rawan bencana. Karena itu yang harus dilakukan adalah bersahabat dengan bencana sehingga masyarakat menyadari apa yang harus dilakukan ketika bencana terjadi.
Advertisement
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Viral! Istri Siri Polisi Curhat Alami KDRT, Kompolnas Surati Kapolda Kepri
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- Harga Tiket KA Bandara YIA Hanya Rp20.000, Berikut Cara Memesannya
- Jadwal KA Bandara YIA Kulonprogo-Stasiun Tugu Jogja, Jumat 29 Maret 2024
- Jadwal Imsak dan Buka Puasa Wilayah Jogja dan Sekitarnya, Jumat 29 Maret 2024
- Jadwal Terbaru KRL Jogja Solo dan KRL Solo Jogja Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024
- Perayaan Paskah 2024, Tim Jibom Polda DIY Melakukan Sterilisasi Sejumlah Gereja di Jogja
Advertisement
Advertisement