Advertisement
Sulit Membangun Gedung Sekolah Antibencana di DIY
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY mengaku sulit untuk membangun sekolah antibencana. Namun untuk meminimalkan risiko bencana atau gempa telah dilakukan berbagai langkah mitigasi bencana di institusi pendidikan.
Sekretaris Disdikpora DIY Tri Widiatmoko mengatakan tidak ada bangunan yang tahan gempa, karena belum ada yang bisa memprediksi kapan gempa akan datang.
Advertisement
"Kalau bangunan sudah kami rencanakan ramah terhadap bencana bukan antibencana, karena sulit untuk antibencana. Pada intinya kami memperkuat konstruksi bangunan untuk meminimalkan kerusakan jika terjadi gempa," kata Tri, Senin (8/10/2018).
Disdikpora juga mengklaim untuk sekolah yang terbilang kurang layak khususnya tingkat SMA sederajad, jumlahnya makin berkurang. Bangunan-bangunan yang kurang layak sudah direhab, dan saat ini jumlahnya di bawah 10%.
Menurut dia, saat ini yang harus menjadi perhatian adalah bagaimana memperkuat atau mengedukasi masyarakat dengan mitigasi jika terjadi gempa bumi. Banyaknya korban jiwa yang jatuh saat terjadi gempa dikarenakan masyarakat kurang siap.
"Saat ini tidak hanya masalah bangunan fisik yang menjadi perhatian, tetapi lebih dari itu. Yaitu kesiapan para siswa atau guru yang diedukasi jika terjadi gempa agar tidak terlalu panik," ujarnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Biwara Yuswantana mengatakan untuk mengantisipasi risiko bencana telah dibentuk Sekolah Siaga Bencana (SSB) di sejumlah sekolah.
"Dari catatan terakhir 2017, ada 78 SMA sederajad yang sudah terbentuk SSB. Setiap tahun dibentuk 10 SSB," kata Biwara.
Ia menjelaskan setiap sekolah atau daerah memiliki kerawanan bencana yang berbeda-beda. Dibentuk SSB bertujuan untuk mengurangi risiko korban jiwa.
Kesiapsiagaan atau pelatihan yang diberikan kepada siswa sesuai potensi bencana yang ada. "Misal sekolah yang ada di kawasan sekitar pantai, diajari bagaimana beradaptasi jika terjadi tsunami. Lalu sekolah yang ada di utara atau Merapi bagaimana jika terjadi erupsi," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
TWC Targetkan Wisatawan Candi Borobudur & Prambanan Naik 37% Saat Libur Lebaran
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- Harga Tiket KA Bandara YIA Hanya Rp20.000, Berikut Cara Memesannya
- Jadwal KA Bandara YIA Kulonprogo-Stasiun Tugu Jogja, Jumat 29 Maret 2024
- Jadwal Imsak dan Buka Puasa Wilayah Jogja dan Sekitarnya, Jumat 29 Maret 2024
- Jadwal Terbaru KRL Jogja Solo dan KRL Solo Jogja Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024
- Perayaan Paskah 2024, Tim Jibom Polda DIY Melakukan Sterilisasi Sejumlah Gereja di Jogja
Advertisement
Advertisement