Advertisement
Siap-siap, Puncak Musim Hujan Terjadi Awal 2019
Kepala BMKG, Prof Dwikorita Karnawati memberikan pernyataan kepada wartawan, Senin (13/8/2018). - Harian Jogja/Irwan A. Syambudi
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jogja memprediksi puncak musim hujan akan terjadi pada awal 2019. Curah hujan saat itu diperkirakan mencapai 100 mililiter per hari.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyatakan cuaca ekstrim saat ini semakin sering terjadi. Dia mencontohkan adanya siklon tropis yang melanda beberapa daerah di Indonesia pada 2017 yakni Siklon Cempaka dan Dahlia dengan jeda waktu satu bulan.
Advertisement
Menurut mantan Rektor UGM ini, kejadian Siklon tropis di Indonesia sejak dulu termasuk langka. Namun sejak terjadi pada 2017, dimungkinkan potensi yang sama ke depan dapat terulang lagi. "Kami punya SOP di mana setiap akan terjadi potensi cuaca esktrem, kami informasikan kepada masyarakat tiga jam sebelumnya. Ini dilakukan agar masyarakat bisa mengantisipasi potensi bencana. Makanya perlu ditekankan budaya untuk waspada cuaca,” terang Dwikorita, Rabu (14/11/2018).
Untuk membangun budaya waspada cuaca itu, BMKG memutakhirkan kerja sama dengan Pemkot terkait penempatan alat peraga meteorologi, klimatologi dan geofisika di Taman Pintar. Wahana itu menjadi edukasi pengunjung Taman Pintar, terutama anak-anak generasi Y dan Z yang akan melanjutkan kehidupan.
BACA JUGA
Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Jogja Agus Sudaryanto berharap selama awal musim hujan ini masyarakat mewaspadai munculnya hujan disertai petir dan angin kencang. Saat ini wilayah DIY bagian tengah, meliputi Bantul, Jogja kota, Sleman timur dan Kulonprogo selatan memasuki awal musim hujan. Sementara musim hujan di wilayah Gunungkidul dan Sleman akan terjadi pada dasarian ketiga November mendatang.
"Ketika suatu wilayah masuk musim hujan, biasanya disertai dengan hujan deras dengan durasi pendek. Sekarang sudah terjadi. Yang perlu diwaspadai biasanya hujan deras disertai angin kencang dan petir,” kata Agus.
Dia menyebut pada awal musim hujan, cura hujan rata-rata masih di bawah 100 milimeter/hari. Jumlahnya akan terus mengalami kenaikan di atas 100 milimeter/hari seiring menuju puncak hujan. BMKG memperkirakan puncak musim hujan di DIY sekitar Januari- Februari 2019.
Jika hujan di atas 100 milimeter/hari, lanjutnya, bisa berpotensi banjir. Daerah-daerah cekungan dalam posisi tersebut akan rawan banjir. Selain itu, warga yang berada di lereng gunung atau perbukitan yang memiliki potensi longsor diminta tetap waspada dan hati-hati.
Menurut Agus, selama musim kemarau wilayah di lereng gunung atau perbukitan terkadang muncul banyak rekahan. Rekahan-rekahan tersebut bisa terisi air ketika musim hujan sehingga bisa memicu terjadinya longsor.
“Bagi daerah dataran rendah seperti perkotaan selokan saluran air perlu dibersihkan. Masyarakat juga jangan berteduh di bawah pohon karena saat hujan lebat angin kencang bisa tumbang dan bisa jadi penghantar petir,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Tambang Ilegal Rusak 4.000 Hektare IKN, Pelaku Wajib Reforestasi
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Pemkab Gunungkidul Tak Gegabah Bikin Rusunawa Baru, Begini Alasannya
- Ungkap Kasus Proyek Kereta Cepat, Mahfud MD Siap Dipanggil KPK
- Hasto Wardoyo Fokus Cegah Angka Stunting Baru
- Bayi Laki-laki Hidup Ditemukan dalam Kardus di Ngemplak Sleman
- Jemparingan Peserta Terbanyak di Alun-alun Wates Catat Rekor Muri
Advertisement
Advertisement



