Advertisement
Ponpes Sunan Kalijaga Jogja Minta Santri dan Alumni Tak Ikut Reuni Alumni 212
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA- Keluarga besar Ponpes Sunan Kalijaga Jogja meminta kepada para alumni, santri, jemaah dan keluarganya agar tidak mendatangi reuni Alumni 212 di Monas pada 2 Desember 2018 mendatang.
Pengasuh Ponpes Sunan Kalijaga Gesikan Beny Susanto mengatakan, meskipun dikemas dalam acara "maulid agung dan reuni akbar alumni 212", agenda ini dinilai tidak lebih dari agenda politik dalam kemasan kreatifitas agama, baik secara tersirat maupun adanya potensi tersurat.
Advertisement
"Jika mau mengagendakan perayaan maulid, sebagai ungkapan syukur, menghormati dan merefleksikan kembali kelahiran Nabi Muhammad SAW tidak perlu hadir pada reuni 212, tetapi cukup di rumah, musala, masjid, lapangan maupun pesantren setempat.
Oleh karena itu kepada kaum muslimin di Daerah Istimewa Yogyakarta khususnya dan berbagai daerah di Tanah Air, kami mengimbau agar tidak mendatangi seruan panitia reuni alumni 212," kata Beny Susanto melalui rilis, Jumat (30/11/2018).
Berdasarkan hasil pertimbangan mendalam kata dia, meskipun reuni akbar 212 sebagai hak kebebasan berekspresi, hak beragama yang dijamin konstitusi dan UU No 39/1999 sehingga tidak dilarang oleh negara, tetapi aspek maslahah dan aulawiyahnya lebih sedikit.
"Bahkan bisa berpotensi adanya mafsadat, kerusakan bagi hak-hak orang lain seperti pengguna jalan dan hak-hak seperti rasa aman, nyaman warga Jakarta. Dalam kaidah fiqh disebutkan, Dar ul mafaasid muqoddamun 'ala jalbil mashoolih atau menghindarkan hal yang berpotensi merusak lebih didahulukan dari pada mengambil kemaslahatannya," ujar dia.
Terlebih suasana sekarang sedang masa kampanye terbatas Pemilu 2019, bukan rapat umum sehingga semua pihak diharapkan bisa saling memahami, menahan diri dan bekerja sama untuk kondusifitas berbangsa dan bernegara.
Ditambahkannya, silakan dilakukan reuni alumni 212, sebatas warga Jabotabek, tetapi tidak melibatkan masa dalam jumlah yang banyak. Berdasarkan perundangan-undangan memang tugas kamtibmas di tangan Polri, tetapi implementasinya butuh peran dan kepedulian masyarakat.
"Kami mengapresiasi Polri, Gubernur DKI yang telah memberikan izin rencana reuni akbar alumni 212. Jangan cederai kepercayaan yang diberikan negara dengan adanya hal-hal yang dilarang UU dan kepatutan.
Bagi Ponpes Sunan Kalijaga Gesikan jelas amal, agenda yang lebih utama adalah bagaimana komponen bangsa dan negara, bersinergi menjaga persaudaraan, persatuan dan menjauhkan diri dari provokasi dan hal-hal yang memicu permusuhan dan konflik," paparnya.
Beny mengatakan, hajat pemilu 2019 sebagai proses demokrasi elektoral kelima pasca reformasi, tidak boleh dikotori dengan hoaks, fitnah, ujaran kebencian dan kompetisi yang tidak sehat. Kedepankan fatsoen politik dari pada sekadar mengejar kekuasaan dengan menabrak, menghalalkan segala cara.
"Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan berkahNya bagi seluruh bangsa dan negara Indonesia sehingga Pemilu 2019 menjadi hajat demokrasi yang aman, jujur dan adil," tutur dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Sempat ke Ngawi, Penipu 2 Katering untuk Masjid Syeikh Zayed Solo Ditangkap
- Terseret Ombak di Pantai Damas Trenggalek, Satu Bocah Meninggal, Dua Selamat
- Rumah Sandra Dewi dan Harvey Moeis di Jakarta Barat Digeledah Kejaksaan Agung
- Panitia Pastikan Pemilihan Rektor UNS Solo Tidak Kisruh Seperti Sebelumnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Pencegahan Kecelakaan Laut di Pantai Selatan, BPBD DIY: Dilarang Mandi di Laut
- Perekrutan Badan Ad Hoc Pilkada DIY Dibuka Pekan Depan, Netralitas Jadi Tantangan
- Tidak Berizin, Satpol PP Jogja Menyegel Empat Reklame Papan Nama Toko
- Duh, Desentralisasi Sampah DIY Mundur Lagi Menjadi Mei 2024
- Jadwal Terbaru! KRL Jogja-Solo Sabtu 20 April 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu dan Lempuyangan
Advertisement
Advertisement