Advertisement
Wow, Puluhan Hotel Baru Penuhi Jogja

Advertisement
[caption id="attachment_378321" align="alignleft" width="370"]http://www.harianjogja.com/baca/2013/02/12/wow-puluhan-hotel-baru-penuhi-jogja-378319/hotel-18" rel="attachment wp-att-378321">http://images.harianjogja.com/2013/02/Hotel-370x263.jpg" alt="Puluhan hotel baru siap penuhi Jogja, (ilustrasi)" width="370" height="263" /> Puluhan hotel baru siap penuhi Jogja, (ilustrasi)[/caption]
JOGJA-Puluhan hotel baru penuhi Jogja dalam setahun terakhir. Berdasarkan data Dinas Perizinan (Dinzin) hingga Februari 2013, akan ada lagi 64 hotel baru. Jumlah itu terdiri dari 48 hotel pada 2012 dan 16 hotel selama 2013.
Advertisement
Kabid Pelayanan Perizinan Dinzin http://www.harianjogja.com/baca/2013/02/11/kota-jogja-belum-memiliki-aturan-tentang-mural-378088">Jogja, Golkari Made Yulianto mengatakan pihaknya telah mengeluarkan izin 48 hotel dan penginapan baru selama 2012. Dari jumlah tersebut, 18 diantaranya adalah hotel berbintang. Adapun sebagian lokasi hotel berada di wilayah Ring 1 (http://www.harianjogja.com/baca/2013/01/27/malioboro-makin-semrawut-372762">Malioboro, Dagen, http://www.harianjogja.com/baca/2013/01/21/jalan-mangkubumi-ganti-nama-jadi-margo-utomo-371057">Mangkubumi dan sekitarnya).
“Sebagian besar telah mengantongi IMBB, bahkan sudah dalam tahap pembangunan. Kedelapan belas tersebut ada yang berbintang dua, tiga dan satu hotel bintang lima. Sisanya hotel melati,” katanya saat ditemui di kantornya, Selasa (12/2/2013).
Sementara selama Februari 2013, dirinya mengaku terdapat 16 pemohon pendirian hotel di Klinik Pelayanan Perizinan (Kliper) Dinzin. Mereka mengisi permohonan untuk membangun hotel. Namun, dinas belum bisa memastikan permohonan itu diterima atau tidak.
“Semuanya belum tentu dibangun dan kami juga masih mencermatinya,” tandasnya.
Penyumbang Pertumbuhan
Sektor pedagangan, hotel dan restoran menyumbang pertumbuhan ekonomi DIY yang pada 2012 tercatat tumbuh 5,32%.
Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, Andy Suwandi mengatakan hampir semua sektor ekonomi mengalami pertumbuhan positif, kecuali sektor industri pengolahan yang berkontraksi 2,26 %.
“Pertumbuhan tertinggi terjadi di sektor keuangan, real estat dan jasa perusahaan yang tumbuh 9,95 persen. Diikuti oleh sektor listrik, gas, dan air bersih 7,13 persen; sektor jasa-jasa 7,09 persen; perdagangan, hotel, dan restoran 6,69 persen,” ujarnya, Selasa (5/2/2013).
Perekonomian DIY pada 2012 yang diukur dari kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000 mengalami pertumbuhan sebesar 5,32% dibanding 2011. Dimana nilai PDRB atas dasar harga konstan pada 2012 mencapai Rp23,31 triliun, sedangkan pada 2011 sebesar Rp22,13 triliun. Bila dilihat berdasarkan harga berlaku, PDRB 2012 naik sebesar Rp5,25 triliun, dari Rp51,79 triliun pada 2011 menjadi sebesar Rp57,03 triliun pada 2012.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Ahmad Luthfi Gelontor Bantuan Rp2 Miliar untuk Hunian Tetap bagi Korban Tanah Bergerak Sirampog Brebes
Advertisement

Asyiknya Interaksi Langsung dengan Hewan di Kampung Satwa Kedung Banteng
Advertisement
Berita Populer
- The Alana Yogyakarta Rayakan Hari Kartini Bersama Anak - Anak dengan Kreativitas
- Viral Kebocoran Retribusi Wisata Pantai di Medsos, Begini Penjelasan Dinas Pariwisata Gunungkidul
- Pemkab Sebut 333 Orang Daftar Sebagai Calon Siswa untuk Sekolah Rakyat Sonosewu Bantul
- Wacana Jadikan Pantai Selatan Bantul Seperti Pantai di Pulau Bali, Sulit Terealisasi
- Kasus Gagal Bayar BUKP di Kulonprogo, Pemda DIY Sigap Tangani Pembayaran Simpanan Nasabah
Advertisement