Advertisement

TANAH LONGSOR : Jalan Dusun Longsor, ke Sekolah Harus Memutar 3 Kilometer

Ujang Hasanudin
Senin, 03 Juni 2013 - 17:37 WIB
Maya Herawati
TANAH LONGSOR : Jalan Dusun Longsor, ke Sekolah Harus Memutar 3 Kilometer

Advertisement

[caption id="attachment_412491" align="alignleft" width="370"]http://www.harianjogja.com/baca/2013/06/03/tanah-longsor-jalan-dusun-longsor-ke-sekolah-harus-memutar-3-kilometer-412490/tanah-longsor-reuters-5" rel="attachment wp-att-412491">http://images.harianjogja.com/2013/06/tanah-longsor-reuters-370x232.jpg" alt="" width="370" height="232" /> Foto Ilustrasi Tanah Longsor
JIBI/Harian Jogja/Reuters[/caption]

GUNUNGKIDUL-Jalan cor blok yang menghubungkan antara Dusun Pangkah dan Dusun Pucung, Desa Candirejo, Kecamatan Semin Longsor, Minggu (2/6) malam.

Advertisement

Tidak ada korban jiwa dalam bencana longsor tersebut namun masyarakat dari kedua dusun harus berputar beberapa kilometer. Terutama siswa sekolah yang setiap hari harus pulang pergi sekolah.

Kepala Desa Candirejo Sukadi mengatakan, jalan cor blok penghubung Dusun Pangkah dan Dusun Pucung ambrol sepanjang sekitar 30 meter dengan kedalaman 7 meter.

Akibatnya akses masyarakat kedua dusun terhambat. “Harus berputar melalui Dusun lain, terutama anak SMPN 3 Semin harus muter 3 kilometer padahal kalau melalui jalan cor blok tidak sampai satu kilometer,” katanya, Senin (3/6).

Menurut Sukadi ambrolnya jalan tersebut akibat hujan deras, intensitas air yang merembes ke tanah sehingga membuat jalan tidak stabil. Dia mengaku sudah melaporkan peristuwa tersebut kepada pemerintah.

Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul Sutaryono mengaku sudah menerima laporan terkait bencana yang memutuskan akses dari kedua dusun di Desa Candirejo tersebut. Pihaknya juga sudah mendatangi lokasi bencana.

Setelah melihat kondisi, kerugian akibat longsor tersebut, kata Sutaryono diperkirakan Rp50 juta. BPBD juga akan memberikan bantuan stimulan.

“Kami akan memberikan bantuan, tetapi sifatnya hanya stimulan saja berupa semen dan pasir. Namun kami juga masih menunggu kesiapan masyarakat untuk berswadaya dan pengerjaannya,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kejagung Tetapkan 5 Tersangka Baru Kasus Korupsi Timah, Bos Maskapai Penerbangan Terlibat

News
| Sabtu, 27 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement