Advertisement
TANAH KAS DESA : Tanah Kas Desa di Sleman Hasilkan Rp264 Juta per Tahun

Advertisement
[caption id="attachment_412668" align="alignleft" width="370"]http://www.harianjogja.com/baca/2013/06/04/tanah-kas-desa-tanah-kas-desa-di-sleman-hasilkan-rp264-juta-per-tahun-412667/rumah-sewa-catur-tunggal-tanah-kas-desa-sunartono" rel="attachment wp-att-412668">http://images.harianjogja.com/2013/06/RUMAH-SEWA-CATUR-TUNGGAL-tanah-kas-desa-Sunartono-370x277.jpg" alt="" width="370" height="277" /> Foto Rumah Sewa dari Tanah Kas Desa di Catur Tunggal, Depok, Sleman
JIBI.Harian Jogja/Sunartono[/caption]
SLEMAN-Sleman menjadi salah satu kawasan yang memiliki potensi besar dalam penggunaan lahan tanah kas desa. Ribuan tempat usaha mulai berdiri di kawasan yang rata-rata berbatasan langsung dengan daerah perkotaan.
Advertisement
Berdasarkan penelusuran Harian Jogja selain dijadikan sebagai tempat pemondokan, tanah kas desa juga banyak dibangun rumah toko.
Salah satu tempat pemondokan atau rumah sewa milik Pemerintah Desa Caturtunggal, Depok, Sleman yang berada di Karangmalang misalnya bisa memperoleh ratusan juta pertahunnya.
Berdasarkan penelusuran rumah sewa yang dibangun sejak 1994 ini terdapat 66 kamar yang terbagi dalam dua kompleks pemondokan pria dan wanita. Ukuran kamar rata-rata 3x4 meter persegi. Dalam setahun untuk satu unit kamar bisa laku di pasaran Rp4 juta. Dengan demikian untuk dua kompleks pemondokan bisa mendapatkan Rp264 Juta per tahunnya.
"Rata-rata Rp4 juta ada juga yang membayar setiap bulan," ujar salah satu pengguna pemondonkan yang enggan disebut namanya, Minggu (2/6).
Selain menghasilkan pemasukan dari pondokan di kompleks tanah kas desa Caturtunggal itu juga dibangun sekitar lima kios semi permanen yang juga disewakan untuk berjualan.
Kemudian setiap Minggu pagi di halamannya juga dimanfaatkan untuk parkir ratusan kendaraan roda dua dan puluhan roda empat. Dengan tarif Rp2.000 untuk roda dua dan Rp3.000 untuk roda empat karena lokasi berdekatan dengan pasar kaget atau sunday morning kawasan UGM.
Tidak lebih dari 1.000 meter tanah kas desa itu sudah mampu menghasilkan ratusan juta pertahunnya. Tetapi sayangnya hanya pajak saja yang masuk ke pendapatan daerah. Selain itu menjadi hak desa yang masuk dalam APBDes.
Sementara jika di kawasan Condongcatur ada belasan rumah toko yang berdiri di atas tanah kas desa berada di selatan Selokan Mataram. Tiap ruko rata-rata disewakan hingga Rp10 juta pertahunnya.
Kepala Dinas Pendapatan Daerah Sleman, Samsidi menjelaskan untuk penggunaan sewa tanah kas desa memang tidak masuk dalam pendapatan daerah. Pihaknya hanya menerima jika sudah masuk kategori pajak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Pembangunan Sekolah Rakyat Ditargetkan Rampung Sebanyak 135 Lokasi pada 2026
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Pembangunan Jalan Alternatif Sleman-Gunungkidul Segmen B Segera Dimulai, Pagu Rp73 Miliar
- Luncurkan SPPG di Tridadi Sleman, Menko Muhaimin Ungkap Efek Berantai Bagi Masyarakat
- Produk UMKM Kota Jogja Diminati Peserta Munas VII APEKSI 2025
- Investasi di Sektor Utara Gunungkidul Bakal Digenjot
- Polisi Menangkap Tiga Pelaku Penganiayaan Ojol Pengantar Makanan di Pintu Masuk UGM
Advertisement