Advertisement

PENYAKIT KELAMIN : Dinkes Sleman Lakukan Penanganan IMS Secara Maksimal

Sunartono
Rabu, 27 November 2013 - 17:08 WIB
Nina Atmasari
PENYAKIT KELAMIN : Dinkes Sleman Lakukan Penanganan IMS Secara Maksimal

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman menangani kasus http://www.solopos.com/2013/11/27/penyakit-kelamin-tak-hanya-ganti-ganti-pasangan-jamur-juga-jadi-penyebab-468864" target="_blank">merebaknya penyakit kelamin atau infeksi menular seksual (IMS) yang terjadi di wilayah ini secara maksimal melalui berbagai langkah.

Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Maflidianti mengatakan pihaknya sudah sudah membentuk klinik Infeksi Menular Seks (IMS) di beberapa kecamatan. Antara lain Puskesmas Mlati I, Depok III, Prambanan, dan Cangkringan.

Advertisement

Menurutnya, semakin aktif tim IMS ke lapangan maka akan semakin banyak data yang masuk atau penemuannya tertinggi seperti di Cangkringan.

Sehingga kemungkinan tingginya penderita penyakit kelamin itu juga bisa terjadi di kecamatan lain.
Pihaknya sudah menyiapkan obat bagi para penderita yang sudah positif IMS.

Selain itu pemeriksaan dan pengobatan direncanakan tidak saja pada satu pihak yang sudah positif namun juga pasangannya. Sehingga penyakit itu bisa dituntaskan.

Sedangkan bagi warga masyarakat dalam usia subur meski tidak terinfeksi juga akan dilakukan pemeriksaan secara enam bulan sekali sebagai bentuk edukasi.

"Tapi program kesehatan reproduksi itu yang aktif lebih banyak wanita sehingga wanita paling banyak terungkap. Nah, partnernya juga harus diobati. Kita sudah siapkan obatnya juga," kata dia, Selasa (26/11/2013).

Koordinator Klinik IMS Puskesmas Cangkrian Dyah Arum Retnaningtyas menambahkan, para penderita masih diberikan obat untuk pilihan kedua dan ketiga karena pilihan pertama belum tersedia di puskesmas.

Untuk obat pilihan kedua dan ketiga memang sudah kebal alias tidak mempan guna mengobati penderita positif IMS. Pihaknya baru menerima obat pilihan pertama itu pada pekan lalu tapi sudah mulai diberikan kepada pasien.

"Sebelumnya obat utama belum ada. Pertama pakai obat pilihan kedua dan ketiga. Pekan kemarin yang pilihan pertama atau obat utama itu baru turun," ungkapnya kemarin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus

News
| Jum'at, 26 April 2024, 10:57 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement