Advertisement

Sekolah Inklusi di Gunungkidul Belum Optimal

Ujang Hasanudin
Kamis, 06 Februari 2014 - 15:01 WIB
Nina Atmasari
Sekolah Inklusi di Gunungkidul Belum Optimal JIBI/Solopos/Ardiansyah Indra KumalaSiswa berkebutuhan khusus kelas V, Faris didampingi Guru Pendamping Kelas (PGK), Anita mengikuti pelajaran matematika di SD Negeri Petoran, Jebres, Rabu (29 - 1). Di sekolah tersebut terdapat 32 siswa inklusi dengan tiga GPK, sehingga guru kelas harus memberi perhatian yang lebih terhadap siswa inklusi untuk menunjang proses belajar/mengajar.

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Ketua Himpunan Wanita Penyandang Cacat Indonesia (HWPCI) Gunungkidul Ngatini mengungkapkan kesetaraan pendidikan untuk kaum disabilitas belum berjalan optimal. Dari ratusan sekolah inklusi yang ada, baru dua yang sudah menjalankan.

“Baru Sekolah Dasar Negeri 3 Karangmojo dan Sekolah Menengah Pertama Ekakapti Karangmojo,” ungkap Ngatini di sela-sela acara advokasi pendidikan inklusi yang menyeluruh di Gedung Legium Veteran Republik Indonesia Cabang Gunungkidul, Desa Siyono, Kecamatan Playen, Rabu (5/2/2014).

Advertisement

Gunungkidul padahal memiliki 243 sekolah inklusi yang sudah mendapat Surat Keputusan Bupati Gunungkidul, mulai dari sekolah dasar sampai menengah atas. Akibat belum optimalnya penerapan sekolah inklusi di Gunungkidul, kaum disabilitas belum sepenuhnya bisa mengakses pendidikan umum.

Ketua Organisasi Sosial Penyandang Cacat (OSPC) Gunungkidul Yuniarto menambahkan belum berjalannya pemerataan pendidikan karena minimnya sosialisasi.

Diperlukan peran dari orangtua penyandang disabilitas, anak berkebutuhan khusus, penyelenggara pendidikan dan pemerintah untuk menyamakan persepsi, saat ini semua sekolah sama, tidak ada yang membeda-bedakan.

Meski belum bisa merinci data penyandang diasabilitas di Gunungkidul namun menurnya ada sekitar 8.000 orang yang sebagian besar anak usia sekolah. Mereka sebagian besar masih terpaku pada sekolah luar biasa.

“Forum advokasi merumuskan rekomendasi untuk pemerintah dan penyelenggara pendidikan soal sekolah inklusi,” ucapnya.

Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Gunungkidul Sugiyanto mengakui sekolah inklusi belum berjalan optimal dan Disdikpora terus berupaya agar kesetaraan pendidikan berjalan dengan baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Raja Charles III Kembali Jalani Tugas Setelah Pengobatan Kanker

News
| Sabtu, 27 April 2024, 10:57 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement