Operasi Tumor Otak Tanpa Sayatan Berhasil Dilakukan
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL-RS Pusat TNI AU Harjolukito, Selasa (2/9/2014) mengukir sejarah. Sejumlah dokter spesialis bedah melakukan operasi tumor otak pertama di Jogja tanpa membedah pasien. Seperti apa operasi dengan teknologi anyar itu?
Tepat pukul 14.00 WIB, seorang lelaki berusia 38 tahun menjalani operasi di Bangsal Rajawali RS TNI AU Harjolukito, Banguntapan, Bantul. Ia mengalami gangguan fungsi memori otak, akibat tumor otak yang bersarang di daerah otak dalam yang dinamakan daerah ventrikel otak. Lelaki bergelar doktor itu bakal mengukir sejarah, menjadi pasien pertama di Jogja yang menjalani operasi tumor otak dengan teknologi endoskopi [teropong medis berupa kamera yang dibenamkan ke kepala pasien].
Advertisement
Tiga dokter spesialis bedah dari RS Harjolukito dan RSUP Dr Sardjito serta seorang dokter ahli anestasi diberi tugas menjalankan operasi perdana yang dinamai operasi invasif itu. Yaitu operasi yang hanya sedikit memberikan luka atau ketidaknyamanan pada pasien. Pertama-tama, tim medis akan membuat dua hingga tiga lubang kecil berdiameter sekitar satu centimeter di lokasi tumor otak. Salah satu lubang dipasang kamera yang terhubung ke monitor komputer. Dari sanalah keberadaan tumor akan termonitor, lalu diangkat atau dikeluarkan lewat lubang lainnya.
“Kami akan mengambil sedikit demi sedikit [tumor otak], kamera akan mengarah ke lokasi tumor,” tutur Ketua Tim Operasi, Kolonel Kes Dr Wawan Mulyawan.
Biasanya, operasi tumor otak dilakukan dengan cara konvensional, yaitu dengan cara membedah atau membuka sebagian kepala dengan sayatan yang lebih panjang. Setelah tumor diambil, bagian kepala yang dibedah akan dipasang atau dijahit kembali. Untuk kasus tomor yang terletak di daerah ventrikel atau dinamai tumor ependinoma, metode operasi konvensional sejatinya sulit dilakukan. Operasi dengan metode umum ini memakan waktu delapan hingga sembilan jam.
“Ini sangat sulit dijangkau, kalau mengacak-ngacak [otak] tidak mungkin,” kata Ketua Komite Medik RS Harjolukito itu.
Dengan teknologi endoskopi, selain luka dapat diminimalkan, lama operasi hanya membutuhkan waktu dua hingga empat jam tergantung tingkat kesulitan. Tingkat keberhasilan operasi dengan metode anyar itu diklaim mencapai 99%. Setelah operasi, pasien Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) itu bakal ditempatkan ke ruang ICU satu hingga dua hari selanjutnya dipindahkan ke ruang perawatan untuk jangka waktu tiga hingga tujuh hari.
Dr Beny H Tumbeleka, Kepala RS Harjolukito optimistis, teknologi baru di bidang kedokteran itu menjadi salah satu unggulan rumah sakitnya. Teknologi itu diklaim baru kali pertama dilakukan di Jogja. RS pusat sekelas RSUP Dr Sardjito pun sampai sekarang belum melakukan metode ini. Sejatinya kata dia, metode ini juga dilakukan di Jakarta namun masih terbilang jarang.
“Metode ini juga tidak hanya untuk tumor tapi juga pendarahan bisa digunakan,” terang Tumbeleka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Kunjungi Harian Jogja, Mahasiswa Universitas PGRI Madiun Tanyakan Kiat Bertahan di Era Digital
- Kritisi Anggaran Pemkot Jogja Terkait Penanganan Sampah, Dewan : Terlalu Njagakke Pusat
- Empat Pelaku Penganiayaan di Jambusari Sleman Masih Diburu Polisi
- Kapanewon Gamping Sleman Bentuk Satgas Pengelolaan Sampah
- Santer Kabar Ratusan Kader Membelot, Begini Penjelasan DPD PAN Sleman
Advertisement
Advertisement