Advertisement
PENATAAN KOTA JOGJA : Warga Merasa Terganggu Kegiatan XT Square

Advertisement
Penataan Kota Jogja terutama pembenahan XT Square mendesak dilakukan. Terutama setelah warga sekitar mengeluhkan sejumlah kegiatan yang berdampak negatif di lokasi tersebut.
Harianjogja.com, JOGJA-Sejumlah perwakilan warga sekitar XT Square memprotes mengenai penyelenggaraan kegiatan yang digelar XT Square. Keluhan tersebut disampaikan saat mereka mengadu pada Komisi B DPRD Kota Jogja, pada Selasa (17/2/2015).
Advertisement
Ketua Komisi B DPRD Kota Jogja, Nasrul Khoiri mengatakan pihaknya menjadi penengah antara warga sekitar dan pengelola XT Square. Menurut dia ada beberapa hal yang dipermasalahkan, antara lain munculnya stigma negatif dengan adanya karaoke yang terdapat di XT Square.
"Banyak warga yang beranggapan dengan adanya kegiatan karaoke justru menimbulkan kesan negatif, nyuwun sewu malah seperti sarang prostitusi," ujarnya, seusai mengadakan audiensi dengan warga dan pengelola XT Square.
Ia juga mengungkapkan bahwa warga merasa terganggu polusi suara ketika di XT Square diadakan sebuah event hingga larut malam.
"Kami sebagai angggota dewan yang memfasilitasi pertemuan ini, menilai bahwa selama ini antara pihak pengelola XT Square dan warga sekitar kurang ada komunikasi. Sehingga salah paham sering terjadi," tutur Nasrul.
Ia menjelaskan sesuai dengan Perda No.7/2010, XT Square memang dibangun dengan tiga tujuan. Pertama, XT Square berfungsi sebagai tempat menumbuhkan kerajinan dan seni di Kota Jogja. Kedua, menumbuhkan perekonomian di wilayah selatan, sebab selama ini pertumbuhan ekonomi masih terpusat di utara. Ketiga, sebagai Perusahaan Daerah (PD), XT Square wajib memberikan income kepada pendapatan daerah melalui beragam
kegiatan yang dilakukan pengelola.
Maka, imbuh Nasrul, wajar apabila XT Square melakukan beragam kegiatan yang bisa menambah pendapatan bagi pengelola. Sayangnya kurang melibatkan warga, sehingga muncul kesalahpahaman.
"Kami akan memantau ke lapangan langsung. Jangan sampai setelah adanya pertemuan ini, antara warga sekitar dan XT Square tidak ada komunikasi lebih lanjut, untuk mencari penyelesaian," ucapnya.
Sedangkan Direktur Operasional dan Pemasaran PD.Jogjatama Vishesa, Widihasto Wasana Putra selaku pengelola XT Square menerangkan, akan mengkaji apa yang menjadi keluhan warga sekitar. Termasuk mengenai bisnis karaoke yang menimbulkan pandangan negatif dari mereka.
Beberapa warga, jelasnya, menyarankan agar kaca-kaca kristal yang menutup ruangan karaoke diganti dengan kaca bening. Agar kegiatan di dalamnya dapat lebih terawasi.
"Kami akan terus membenahi XT Square, apalagi terkait karaoke, yang telah memberikan pandangan negatif di kalangan warga. Itu salah satu persoalan renovasi fisik saja," pungkas Widihasto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Anak Krakatau Meletus Lagi, Tinggi Kolom Abu Capai 2 Kilometer
Advertisement

Jelang Natal Saatnya Wisata Ziarah ke Goa Maria Tritis di Gunungkidul, Ini Rute dan Sejarahnya
Advertisement
Berita Populer
- Tak Melulu di Malioboro, Dispar DIY Sebut Desa Wisata Kini Jadi Favorit Wisatawan
- Tak Kantongi Izin Kepolisian, Empat Agenda Kampanye di Jogja Batal
- DP3AP2KB Beberkan Penyebab Stunting di Kota Jogja
- 10 Kandidat Pemilu Jogja Diduga Langgar APK, Paling Banyak di Umbulharjo
- Kampanye Bagi-bagi Susu dan Minyak Goreng, Bawaslu Jogja Bilang Begini
Advertisement
Advertisement