Advertisement
SEKOLAH JOGJA : Sudahkan Sekolah Terapkan Pendidikan Multikultural?

Advertisement
Sekolah Jogja dinilai GKR Hemas kurang menanamkan pendidikan multikultural.
Harianjogja.com, JOGJA - Wakil Ketua DPD RI, GKR Hemas menilai sistem pendidikan di kota pelajar Yogyakarta harus mendapat perhatian khs. Pendidikan berkarakter nilai keberagaman dan penanaman budi pekerti menjadi multikultur yang harus tumbuh di sekolah-sekolah negeri.
Advertisement
"Sekolah negeri tidak boleh dipaksa-paksa dengan pola yang tidak menanamkan multikultur," katanya kepada Harianjogja.com usai menghadiri workshop Konsolidasi Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan di Omah Petruk, Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Sabtu (28/3/2015).
Hemas melihat pemaksaan kontraproduktif terhadap multikultur di semua lingkungan sekolah negeri di DIY sudah menggejala. Harus ada sikap serius Dinas Pendidikan menyikapi persoalan ini.
"Kalau mau paksa sekolah-sekolah ya silahkan ke sekolah berbasis agama. Sekolah negeri tidak boleh," imbuhnya.
Hemas juga menyesalkan Dinas Pendidikan sendiri kurang memahami betapa pentingnya keberagaman harus ditanamkan di lingkungkan sekolah negeri. Setidaknya harus ada pola kurikulum pendidikan yang bisa menyentuh nilai-nilai lokal kedaerahan sehingga multikultur didalamnya toleransi bisa melekat pada sektor pendidikan di kota gudeg.
Istri Gubernur DIY merasakan, pendidikan anak usia dini (paud) saja sekarang sudah dimanfaatkan kelompok-kelompok tertentu. Guru paud yang mustinya dari daerah setempat, tapi justru diajar dari daerah luar.
Melihat kondisi tersebut, Hemas memandang perlunya Dinas Pendidikan di DIY untuk segera mendapat evaluasi. Meskipun satu sisi Hemas mengaku tidak mudah mendapat pejabat yang kemampuan dan persepsinya memadai soal keberagaman untuk mengisi Dinas Pendidikan DIY.
"Ada yang sudah memenuhui syarat eselon dan golongannya, tapi nggak paham dan nggak mampu. Itu yang dikeluhkan Pak Gubernur. Tapi tetap harus tetap dievaluasi," tambahnya.
Hemas berjanji akan menyampaikan langsung kepada Gubernur DIY agar kota pendidikan yang sudah terasa menyimpang dari nilai-nilai keberagaman dan toleransi di sekolah negeri agar lebih fokus untuk diseriusi. Ia akan mendesak agar menemukan Dinas Pendidikan yang benar-benar tahu memahami kondisi DIY dalam kontek multikultur dan mengembalikan nilai-nilai kebangsaan baik di sekolah maupun perguruan tinggi.
Workshop konsolidasi kebebasan beragama dan berkeyakinan DIY di padepokan dikelola Romo Sindhuarta SJ diikuti sejumlah aktivis lintas agama dan kepercayaan, korban tindak kekerasan beragama dan berkeyakinan di DIY, ormas, jaringan Gusdurian, dan pegiat pendidikan se-DIY. Tampil sebagai pemateri workshop Direktur LBH Jogja Nurseha, Sobat KBB Nasional Syamsul Alam Agus, Nia Syafifudin Aliansi Nasional Bhineka Tunggal Ika (ANBTI).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Jelang Natal Saatnya Wisata Ziarah ke Goa Maria Tritis di Gunungkidul, Ini Rute dan Sejarahnya
Advertisement
Berita Populer
- Cara Mudah Beli Tiket KA Bandara YIA Kulonprogo
- Jadwal KA Bandara YIA Kulonprogo-Stasiun Tugu Jogja, Senin 4 Desember 2023
- Jadwal KRL Jogja Solo dan KRL Solo Jogja Hari Ini, Senin 4 Desember 2023
- Jadwal Prameks Stasiun Tugu Jogja-Kutoarjo, Senin 4 Desember 2023
- Jadwal Keberangkatan Bus DAMRI Hari Ini, Senin 4 Desember 2023
Advertisement
Advertisement