Advertisement
KABAR LANUD ADISUTJIPTO : Latihan Pertahanan, Pangkalan "Dikelilingi" Musuh Bersenjata

Advertisement
Kabar Lanud Adisutjipto mengenai latihan pertahanan pangkalan.
Harianjogja.com, SLEMAN -Setidaknya 200 personel dan seluruh persenjataan dilibatkan dalam latihan pertahanan pangkalan di di kawasan Base Ops, Lanud setempat Senin (8/6/2015). Dalam latihan itu area pangkalan dikepung musuh bersenjata baik dari darat maupun udara.
Advertisement
Latihan yang digelar selama dua hari itu melibatkan seluruh satuan di Skadron Pendidikan, Denhanud 474 Paskhas TNI AU baik pasukan organik maupun cadangan. Seluruh pasukan dipersenjatai senapan serbu. Ditambah didukung radar Smart Hunter untuk mendeteksi pesawat musuh, serta rudal QW-3 dan senjata berat triple gun.
Dalam latihan itu diskenariokan, pihak Lanud Adisutjipto mendapatkan informasi dari intelijen akan adanya serangan ke pangkalan melalui darat dan udara. Kurun waktu dua hari eskalasi serangan dari pasukan musuh terus meningkat untuk mengepung pangkalan dan menebar teror senjata. Danlanud Adisutjipto pun memerintahkan kepada Kepala Dinas Operasi Lanud untuk menyiagakan seluruh pasukan dengan sandi operasi tameng Jupiter. Paskhas sebagai pasukan elite penahan serangan terhadap pangkalan pun menjadi yang terdepan dalam skenario operasi tersebut.
"Skenarionya, ada ancaman situasi rawan, yang bermain dari intelijen. Bahwa pasukan musuh akan masuk untuk observasi ke instalasi objek vital," ungkap Komandan Detasemen Pertahanan Udara 474, Letkol Psk Abdul Manan, Senin (8/6/2015).
Adapun formasi pertahanan itu, lanjutnya meliputi vertikal dan horisontal. Pertahanan horisontal dilakukan oleh pasukan cadangan untuk memberikan perlawanan terhadap musuh yang akan menyerbu pangkalan melalui jalur darat. Selain dari Paskhas, dalam skenario pertahanan horisontal ini juga dibantu oleh pasukan organik dari Lanud Adisutjipto.
"Pertahanan horisontal sebagai antisipasi akan adanya serangan dari pasukan musuh baik dari infanteri maupun kavaleri mereka," imbuhnya.
Sementara pertahanan vertikal dilakukan oleh satuan tembak paskhas. Pada pertahanan vertikal pasukan mempertahankan pangkalan dengan menyerang menggunakan senjata sasaran di udara. Jika pasukan musuh mencoba mendekati pangkalan melalui udara, baik berupa pendaratan pasukan maupun pengeboman harus bisa dilumpuhkan melalui pertahanan vertikal.
Personel pertahanan vertikal ini didkung tiga jenis alutista yaitu radar smart hunter, rudal QW-3 dan triple gun. Smart hunter berfungsi mendeteksi pergerakan musuh melalui udara dengan jarak sekitar 30 kilometer akan mendekati pangkalan. Jika radar telah mengetahui posisi musuh melalui jalur udara, maka menginformasikan kepada para penembak untuk melepaskan rudal QW-3 atau senjata triple gun. Para penembak rudal maupun triple gun telah dipasang pada spot mengeliling pangkalan.
"Ini termasuk formasi 2/3 R, menutupi atau melindungi apabila ada pesawat musuh yang datang atau pasukan Linud [lintas udara] mereka," tegas Manan.
Danlanud Adisutjipto Marsma TNI Imran Baidirus menjelaskan latihan tersebut kegiatan rutin tahunan. Meski suasana damai, namun pasukan harus siap sewaktu-waktu. "Untuk merefresh kembali fungsi dan tugas pasukan, yang menjadi ancaman keamanan pangkalan. Terutama pada objek vital, aset pangkalan harus diamankan. Sampai saat ini ancaman memang belum terlihat, tapi harus tetap siap," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Iran Isyaratkan Bersedia Negosiasi Nuklir Jika AS Tidak Lagi Menyerang
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Polresta Jogja Sita Ratusan Botol Miras Oplosan Siap Dipasarkan
- Konflik Antarnegara Bisa Berdampak pada Harga Energi di Indonesia
- Liburan Sekolah, Desa Wisata Bisa Menjadi Tujuan Alternatif Berwisata di Gunungkidul
- Kerja Sama Pemda DIY-BSSN Ditingkatkan untuk Keamanan Siber
- Perekrutan Guru dan Tenaga Kependidikan Sekolah Rakyat Harus Sesuai Domisili
Advertisement
Advertisement