Advertisement
KONFLIK WATUKODOK : Warga Bentuk Aliansi Tolak Investor

Advertisement
Konflik Watukodok berlanjut pada pembentukan aliansi menolak investor.
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Pemerintah Kabupaten Gunungkidul menjamin selama libur lebaran tidak ada isu penggusuran di kawasan Pantai Watukodok, Dusun Kelor Kidul, Desa Kemadang, Tanjungsari. Hal ini dilakukan agar para pedagang bisa berusaha dengan tenang selama masa itu.
Advertisement
Sekretaris Daerah Gunungkidul Budi Martono mengatakan, untuk sementara sengketa lahan di Watukodok diberhentikan sementara waktu. Ia tidak ingin selama libur lebaran, para pedagang menjadi resah karena dihantui adanya upaya penggusuran oleh investor. “Biarlah mereka bisa berusaha dengan tenang, sebab lebaran merupakan waktu yang dinanti untuk mendapatkan untung,” kata Budi kepada wartawan di akhir pekan lalu.
Dia menjelaskan, untuk memastikan hal tersebut, pihaknya akan berkoordinasi dengan investor. Harapannya, upaya ini bisa ditaati sehingga Watukodok tetap kondusif saat libur lebaran. “Masalah ini bisa dibahas lagi setelah lebaran,” seru Budi.
Sementara itu, Senin (13/7/2015), masyarakat pesisir Gunungkidul mendirikan Paguyuban Kawulo Pesisir Mataram wilayah Gunungkidul. paguyuban ini dibentuk dengan tujuan utama menolak kedatangan investor, khususnya di Pantai Watukodok.
Humas PKPM Gunungkidul Rugiyati mengatakan, deklarasi pembentukan paguyuban tidak hanya dihadiri oleh masyarakat di sekitar Watukodok. Beberapa kelompok tersebut ada dari Pantai Baron, Kukup, Krakal, Sadranan hingga Drini. Selain itu, ada juga perwakilan dari Pantai Parangkusumo, Bantul. Kedatangan mereka sebagai bentuk dukungan moral terhadap pedagang di Watukodok.
“Dalam deklarasi ini kami sepakat untuk menolak kedatangan investor. Kami di sini sudah tinggal selama puluhan tahun, oleh karenanya kami meminta surat kekancingan itu dibatalkan,” seru Rugiyati.
Menurut dia, masyarakat masih mau untuk berdialog. Hanya saja, dalam pertemuan itu, pihak invetor harus diwakili langsung oleh Enny Supiani dan bukan hanya oleh tim kuasa hukum. “Kalau mau ia datang langsung dan bukan lewat pengacara,” tegas Rugiyati.
Dalam kesempatan yang sama, perwakilan dari Aliansi Rakyat Penolak Penggusuran (ARPP) Parangkusumo, Bantul, Watin berpesan agar warga tidak patang menyerah terhadap upaya penggusuran oleh investor. Dia pun mengaku siap memberikan bantuan apabila dibutuhkan demi mempertahankan usaha milik warga. “Mungkin ini dianggap sebagai tindakan provokator, tapi kedatangan saya kesini sebagai bentuk solidaritas dan dukungan ke warga,” ujar Watin.
Dia bercerita, upaya penggusuran pernah terjadi di Pantai Parangkusumo. Alasan yang diutarakan Pemkab Bantul saat itu adalah demi kesejahteraan masyarakat. Namun kenyataanya upaya tersebut tidak pernah terwujud, justru masyarakat tambah sengsara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Sinopsis Next Goal Wins, Tim Sepak Bola yang Bangkit dari Keterpurukan
- Gubernur Jakarta Dipilih Presiden, Mahfud MD Setuju Istimewa seperti Yogyakarta
- Kasus HIV/AIDS dengan Sebab Lelaki Seks Lelaki Mulai Jangkiti Pelajar Sragen
- Sebelum Membunuh, Alung Perebutkan Pacarnya dengan Pria Lain sampai Masuk Bui
Berita Pilihan
Advertisement

Ade Armando Singgung Politik Dinasti di Jogja, Begini Komentar Ganjar Pranowo
Advertisement

Jelang Natal Saatnya Wisata Ziarah ke Goa Maria Tritis di Gunungkidul, Ini Rute dan Sejarahnya
Advertisement
Berita Populer
- Serahkan DIPA dan Buku Alokasi TKD 2024, Belanja Negara di DIY 2024 Naik 12,08 Persen
- Dishub Jogja Petakan Titik Parkir Liar Jelang Libur Akhir Tahun, Ini Salah Satunya
- Desentralisasi Pengelolaan Sampah, ORI DIY: Penutupan TPA Piyungan Tidak Sesuai Perda
- Pasar Murah di Alkid, Cabai Rp5 Ribu per Ons Habis Diserbu Warga
- Di Mal Pelayanan Publik Kota Jogja Ada Loket Konsultasi untuk Konsultasi Izin APK Pemilu 2024
Advertisement
Advertisement