Advertisement
PENEMUAN KOLAM KUNO : BPCB Susun Coba Temuan Kolam Ratu Boko

Advertisement
Penemuan kolam kuno di Komplek Candi Ratu Boko di Bokoharjo, Prambanan, Sleman ditindaklanjuti dengan menyusun coba temuan kontruksi tersebut
Harianjogja.com, SLEMAN - Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) DIY melakukan anastilosis atau menyusun coba temuan kontruksi kolam di area Komplek Candi Ratu Boko di Bokoharjo, Prambanan, Sleman. Proses susun coba itu untuk melihat perkiraan bentuk bangunan yang sebenarnya sebagai bahan pertimbangan kajian jika akan dipugar.
Advertisement
Sebuah kolam berukuran cukup lebar ditemukan petugas Unit Situs Candi Ratu Boko saat membersihkan salahsatu kolam di kawasan itu pada Oktober 2015. Kolam tersebut berada di belakang Candi Pembakaran atau di sisi utara pintu gerbang utama Candi Ratu Boko yang berbatasan dengan tebing berukuran tinggi.
Kepala Seksi Perlindungan Pengembangan dan Pemanfaat BPCB DIY Wahyu Astuti menjelaskan, proses penampakan kolam tersebut dilakukan hingga akhir 2015 meski belum secara keseluruhan. Setelah itu petugas susun candi atau steler sudah mulai melakukan susun ulang. Proses susun coba itu pada 2016 kembali dilanjutkan meski belum jelas kapan waktu pemugaran akan dilakukan.
"Untuk program susun coba itu hampir semua candi ada termasuk di [Candi] Ijo juga ada beberapa temuan yang sedang kita susun. Kalau yang di Ratu Boko kebetulan fokus pada penemuan kolam, susun coba dilanjutkan lagi," terang Wahyu, Rabu (2/3/2016).
Proses susun coba sepenuhnya dilakukan oleh steler atau juru susun candi yang biasa bertugas di Candi Ratu Boko. Susun coba dilakukan dengan mengumpulkan bebatuan lama dari hasil temuan dinding kolam tersebut.
Ketika menemukan kendala bebatuan yang tidak cocok maka diganti dengan bebatuan baru namun dengan tidak menambah atau mengurangi ukuran dan bentuk aslinya agar kelestariannya tetap terjaga.
Dalam proses yang berlangsung beberapa bulan ini, lanjutnya, bangunan dinding kolam sisi selatan sudah berhasil disusun. Adapun bentuk dinding tersebut di setiap ujang atau pojokan kolam terdapat batu yang menyerupai mustaka.
Pihaknya tidak menarget kapan harus terselesaikan susun coba kolam tersebut. Ia belum bisa memastikan kegunaan kolam tersebut karena butuh penelitian lebih lanjut.
"Meski baru beberapa bulan tapi memang sudah kelihatan bentuk dindingnya. Pemugarannya nanti kita belum tahu seperti apa karena keputusan pugar itu perlu kajian panjang," ungkap Wahyu.
Juru Susun Candi di Komplek Candi Ratu Boko Suharto menjelaskan, dalam melakukan susun coba candi memang tidak bisa ditarget waktu penyelesaian secara pasti. Karena harus mencari batu lama yang berserakan untuk dicocokkan seperti menyusun puzzle, jika tidak menemukan jodoh di batu berikutnya maka harus dibuatkan batu dengan ukuran yang sama sebagai ganti.
Untuk membedakan antara batu lama dengan baru biasanya pada batu baru diberikan tanda lem batu. Dari hasil susun coba yang dilakukan, secara kasar kolam itu berbentuk persegi panjang.
Dalam melakukan penyusunan, ia dibantu sejumlah pekerja lainnya. Juru susun bertindak seperti layaknya arstitek bangunan tersebut. Harus mencari, menentukan dan menata batu berserakan yang akan disusun sesuai dengan prediksi bangunan asli cagar budaya.
"Setiap susun coba butuh waktu dan tidak bisa dipaksakan, kami harus mengikuti suatu batu lalu mencari batu pasangannya harus cocok tidak boleh ditambah atau dikurangi," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Kisah Orang-orang Jatuh Cinta Baca Buku Saat di Jogja
- 3 Pedagang di Sewon Terusir Gegara Kios Dipakai Koperasi Merah Putih
- Ditolak Warga, Calon Transmigran Kulonprogo Batal Berangkat
- Permintaan Obat Nyeri di DIY Tinggi, IAI Tingkatkan Kompetensi Apoteker
- Belasan Wisatawan Tersengat Ubur-Ubur, 1 Orang Dibawa ke Rumah Sakit
Advertisement
Advertisement