Advertisement

Kisah Orang-orang Jatuh Cinta Baca Buku Saat di Jogja

Sirojul Khafid
Minggu, 10 Agustus 2025 - 10:27 WIB
Sunartono
Kisah Orang-orang Jatuh Cinta Baca Buku Saat di Jogja Alan saat berada di Toko Buku Theotraphi. - Harian Jogja - Sirojul Khafid

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Beberapa orang memulai jatuh cinta membaca buku saat di Jogja. Akses yang luas dan terjangkau jadi pemantiknya. Sehingga muncul pertanyaan, benarkah minat baca buku orang Indonesia rendah? Atau justru aksesnya yang sulit dan mahal?

Alan Ramadhani lahir dan besar di Bangka Belitung. Pendidikan dari taman kanak-kanak hingga sekolah menengah atas (SMA) dia habiskan di daerah kelahirannya. Saat SMA, Alan mulai suka membaca, namun hanya terbatas pada komik. Di rumah tidak ada referensi buku yang lain.

Advertisement

Memasuki tahun 2017, Alan pindah ke Jogja. Tujuannya untuk kuliah di Teknik Informatika Universitas Ahmad Dahlan. Di Jogja inilah, matanya terbuka dengan akses buku yang lebar. Komik yang menjadi bacaan utama saat SMA seakan hanya setetes air dari luasnya lautan.

BACA JUGA: PSS Kalah 1-2 dari Sumsel United di Laga Uji Coba, Begini Analisa Pieter Huistra

Di awal-awal kuliah, Alan banyak membaca buku 'pop' yang populer di media sosial. Beberapa penulisnya influencer. Namun suatu hari, dia menemukan buku Pramoedya Ananta Toer. "[Waktu itu baca novel] Bumi Manusia, itu ngasih semacem ledakan, wah ternyata semenyenangkan itu baca buku," kata Alan, Sabtu (12/7/2025).

Buku itu membawa Alan ke banyak genre lainnya. Dia semakin mengeksplorasi sastra, dengan juga menelan buku bergenre filsafat hingga teologi. Alan menganggap akses buku yang mudah dan bervariasi mendekatkannya pada hobi membaca.

Saat pulang ke rumah di kala liburan, Alan baru tahu apabila ibunya juga suka membaca. Namun si ibu bukan tipe yang mengoleksi buku. Dia membaca buku dari perpustakaan ke perpustakaan lain. "Waktu itu akses buku sulit," kata laki-laki 25 tahun yang kini mengelola Toko Buku Theotraphi.

Pengelola Terserah Book Club, Irene Meisty, merasakan hal yang tidak jauh berbeda. Di daerah asalnya, Sulawesi Selatan, gaya hidup baca buku tidak sekuat di Jogja. Irene tidak tahu persis penyebabnya. Namun dia memprediksi bahwa akses buku juga punya andil tertentu dalam gaya hidup membaca masyarakat.

"[Di daerah asalku] buku enggak sepopuler itu, entah akses bacaannya yang kurang, atau harga yang mahal. Harga buku di Jawa dan luar Jawa itu beda, serta belum semua buku ada juga di luar Pulau Jawa," kata perempuan berusia 33 tahun yang saat ini tinggal di Jogja.

Di sisi lain, Irene cukup beruntung lahir di keluarga yang orang tuanya gemar membaca. Sehingga orang tua memberikan akses ke toko buku. Ada semacam jatah buku yang boleh Irene beli setiap bulannya. Saat ke Jogja, kegemaran membaca buku semakin mendapat ruangnya.

Tentang Survei Minat Baca

Saat membahas minat baca buku, tidak jarang muncul pernyataan bahwa rangking Indonesia kedua dari bawah. Posisi ini bisa jadi merujuk pada survei dari Central Connecticut State University. Indonesia berada di peringkat ke-60 dari 61 negara dalam hal literasi pada tahun 2016. Namun perlu dicermati, peringkat ini berdasarkan lima indikator literasi suatu negara, berupa perpustakaan, surat kabar, pendidikan, ketersediaan komputer, dan kesehatan. Sehingga pertimbangannya bukan sebatas membaca buku.

Beralih ke survei lain, yang lebih spesifik tentang minat baca, kita bisa melihat pemeringkatan dari Majalah CEOWORLD. Dari total 102 negara yang disurvei, Indonesia menempati posisi ke-31. Masyarakat Indonesia rata-rata membaca 5.91 buku dalam setahun, dengan durasi membaca 129 jam per tahun.

Lebih spesifik lagi ke daerah di Indonesia, Perpustakaan Nasional Indonesia (Perpusnas) pada 2022 menyurvei tingkat kegemaran membaca di masyarakat. Survei mencakup 11.158 responden dari 102 kabupaten dan kota. Tingkat kegemaran membaca masyarakat Indonesia sebesar 63,9 poin.

Perhitungan skor tersebut didasarkan pada frekuensi membaca responden tiap pekan hingga durasi akses internet untuk mencari bahan bacaan. Skor tersebut meningkat 7,4% dibandingkan setahun sebelumnya, dengan poin sebesar 59,52.
Dari sisi wilayah, daerah yang masyarakatnya paling gemar membaca buku adalah DIY, dengan skor 72,29. Posisi berikutnya Jawa Tengah (70,96), Jawa Barat (70,1), DKI Jakarta (68,71), dan Jawa Timur (68,54). Rata-rata durasi membaca orang Indonesia selama 1 jam 37,8 menit per hari.

Alan, yang kini memiliki bisnis toko buku, juga kurang sepakat dengan pernyataan bahwa masyarakat Indonesia kurang suka membaca. Susah akses membaca bisa jadi iya. Terlebih Alan melihat toko bukunya, Theotraphi, selalu ada saja yang berdatangan.

"Ada fase orang gila beli buku, [jadi mikir juga] masa sih minat bacanya rendah? Ada satu akun yang beli bukunya bisa jutaan rupiah. Begitupun di toko buku [kami], kayaknya enggak bener-bener banget [kalau minat baca orang Indonesia itu rendah]," katanya.

BACA JUGA: Jadwal dan Tarif Bus Sinar Jaya dari Malioboro ke Pantai Pantai Baron hingga Drini

Membahas pengeluaran orang Indonesia dalam membeli buku, GoodStats punya Survei Preferensi Membaca Buku di Era Digital Tahun 2025. Salah satu temuannya menyatakan, bahwa sebanyak 70,8% responden mengeluarkan kurang dari Rp100.000 untuk membeli buku per bulan. Masyarakat yang mengeluarkan uang antara Rp100.000 hingga Rp500.000 untuk buku sebanyak 24,6%, serta di atas Rp500.000 sebesar 4,6%.

Dalam laporan itu, GoodStats menulis bahwa bukan rahasia umum apabila harga buku memang kurang ramah di kantong. Biaya cetak, distribusi, hingga pajak yang berlaku mendorong tingginya harga buku di Indonesia. "Survei menunjukkan bahwa kebanyakan responden menghabiskan kurang dari Rp100.000 per bulan untuk keperluan buku. Hanya segelintir yang mengeluarkan lebih dari Rp500.000," tulisnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

Presiden Prabowo Resmikan 6 Kodam Baru Sekaligus Melantik Pangdam

Presiden Prabowo Resmikan 6 Kodam Baru Sekaligus Melantik Pangdam

News
| Minggu, 10 Agustus 2025, 13:27 WIB

Advertisement

Satu Lagi Kuliner Legendaris di Jogja, Ayam Goreng Tojoyo Buka di Malioboro

Satu Lagi Kuliner Legendaris di Jogja, Ayam Goreng Tojoyo Buka di Malioboro

Wisata
| Jum'at, 08 Agustus 2025, 22:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement