Advertisement

Permintaan Obat Nyeri di DIY Tinggi, IAI Tingkatkan Kompetensi Apoteker

Newswire
Minggu, 10 Agustus 2025 - 15:47 WIB
Sunartono
Permintaan Obat Nyeri di DIY Tinggi, IAI Tingkatkan Kompetensi Apoteker Permintaan obat nyeri di berbagai apotek DIY tergolong tinggi menuntut adany peningkatan kompetensi apoteker dalam memberikan layanan kepada pasien. Hal itu yang mendasari Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) DIY menggelar Pain Academy bertajuk From Knowledge to Community Empowerment, Minggu (10/8/2025). - Istimewa.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Permintaan obat nyeri di berbagai apotek DIY tergolong tinggi menuntut adany peningkatan kompetensi apoteker dalam memberikan layanan kepada pasien. Hal itu yang mendasari Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) DIY menggelar Pain Academy bertajuk From Knowledge to Community Empowerment, Minggu (10/8/2025).

Kegiatan itu diikuti sebanyak 100 apoteker seluruh DIY yang tersebar di lima kabupaten dan kota. Mereka akan disaring menjadi 50 apoteker lagi untuk mengikuti program edukasi terkait obat nyeri ke masyarakat dengan total menyasar 1.000 hingga 1.500 warga.

Advertisement

"Peserta apoteker yang selama ini menjadi ujung tombak bertemu masyarakat. Secara khusus membahas tentang obat nyeri, karena permintaan di DIY sangat tinggi. Istilahnya termasuk fast moving, sangat keras, cepat sekali perputarannya," kata Ketua IAI DIY Hendy Ristiono, Minggu (10/8/2025).

BACA JUGA: Petugas Temukan Obat Hewan Belum Terdaftar Saat Pemantauan Rutin di Kota Jogja

Kerasnya perputaran obat anti nyeri DIY tersebut, kata dia, menjadi bukti bahwa prevalensi dari insidensi kasus nyeri sangat banyak. Tingginya kasus nyeri tersebut, maka para apotker dituntut untuk mampu meningkatkan kompetensinya dalam memberikan layanan. Pasalnya tidak semua obat nyeri harus melalui resep dokter, namun ada yang termasuk swamedikasi atau tindakan mengobat tanpa dokter.

Meski demikian swamedikasi tersebut menuntut kemampuan apotek, agar mampu menentukan obat yang paling cocok sesuai dengan kondisi klinis pasien. "Jadi apoteker harus bisa memberikan rekomendasi obat yang tepat demi keamanan bagi pasien. Melalui kegiatan ini kami bekerja sama dengan PT Haleon, harapnnya bisa meningkatkan kompetensi apoteker," ucap Dosen Farmasi UAD ini.

Nyeri merupakan tanda atau gejala awal dari seseorang dalam kondisi tidak sehat atau terkena penyakit. Hendy menuturkan beberapa gejala terkait nyeri palinh banyak terdiri atas sakit atau nyeri kepala, nyeri gigi dan keluhan kecelakaan.

Guru Besar Farmasi Klinis dan Farmakoterapi UII Profesor Vitarani Dwi Anandaningrum yang hadir sebagai narasumber menyampaikan pentingnya apoteker terus mengupdate pemahaman terkait obat. Di antaranya terkait Tangga Nyeri WHO atau WHO Pain Ladder yang bisa menjadi panduan untuk penanganan nyeri. Tidak kalah pentingnya, apoteker harus bekerja sesuai aturan.

"Memang ada beberapa obat yang diberikan tanpa resep tetapi harus menyesuaikan dengan skor nyeri. Harus ditanyakan juga ke pasien selama ini pakai obat apa, ini harus digali," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

Demonstran di Eropa: Hentikan Geneosida di Gaza Palestina

Demonstran di Eropa: Hentikan Geneosida di Gaza Palestina

News
| Minggu, 10 Agustus 2025, 19:17 WIB

Advertisement

Pendakian Rinjani Dibuka Kembali 11 Agustus 2025

Pendakian Rinjani Dibuka Kembali 11 Agustus 2025

Wisata
| Minggu, 10 Agustus 2025, 15:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement