Advertisement

Cabai Rawit dari Sleman Diekspor ke Jepang

Andreas Yuda Pramono
Minggu, 10 Agustus 2025 - 19:47 WIB
Ujang Hasanudin
Cabai Rawit dari Sleman Diekspor ke Jepang Pedagang cabai rawit merah. - Foto ilustrasi - Antara

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—PT Petani Milenial Sleman bersama Perkumpulan Petani Hortikultura Puncak Merapi (PPHPM) dan Champion Cabai Indonesia melakukan ekspor salah satu varietas cabai rawit ke beberapa negara Asia, seperti Jepang. Ekspor ini menjadi cara untuk menahan harga cabai agar tetap di atas Break Even Point (BEP).

CEO PT Petani Milenial Sleman, Isnaini Baroroh, mengatakan ekspor yang lakukannya dapat menghindarkan petani dari kerugian akibat anjloknya harga cabai di pasaran. Sebab itu, ada rencana perluasan ekspor ke negara-negara di timur tengah.

Advertisement

Isnaini menjelaskan harga cabai sempat jatuh mendekati BEP. PT Milenial Sleman kemudian membeli cabai petani di atas BEP dan menjualnya ke luar negeri. Harga per kilogram (kg) cabai rawit sempat menyentuh Rp17.000 – Rp18.000.

“Kami kemudian membeli di harga Rp20.000. Biar pertani tidak merugi. Terus kami ekspor ke luar negeri,” kata Isnaini dihubungi, Minggu (10/8/2025).

BACA JUGA: Tol Jogja-Solo: Kontraktor Akan Beri Tali Asih 2 Lahan Sultan Ground

Isnaini menambahkan PT Petani Milenial Sleman berupaya menyerap cabai rawit 9 ton tiap pekannya. Mereka akan menyimpan cabai itu di coldstorage sebelum diekspor ke luar negeri. Per hari, perseroan bisa mengekspor 1 ton cabai.

Perseroan berupaya agar cabai dapat diekspor ke banyak negara. Perluasan ekspor kemungkinan menyasar ke Arab Saudi. Kebutuhan cabai di luar negeri memang besar. Namun, saat ini mereka baru bisa mengekspor 1 ton per hari.

“Kami baru trial and error. Prinsipnya, kalau harga cabai turun di tingkat petani, kami beli dan kami ekspor ke luar negeri,” katanya.

Disinggih ihwal kendala, cabai busuk dan hama patek menjadi faktor yang menurunkan nilai dan kualitas cabai. Cabai yang diekspor haruslah petik tangkai. Cabai yang masih bertangkai akan cepat membusuk meski masuk lemari pendingin.

Guna menjaga mutu ini, PT Milenial Sleman bekerja sama dengan kelompok wanita tani (KWT), dan masyarakat.

“Kerja sama dengan KWT juga bisa memberi tambahan penghasilan, terkhusus ibu rumah tangga yang tergabung di dalamnya,” ucapnya.  

Ketua Komda Petani Milenial Sleman, Taufik Mawaddani, mengatakan keberhasilan mempertahankan harga cabai di atas BEP adalah kebahagiaan petani dan tujuan PT Petani Milenial Sleman.

“Kami ingin wadah Petani Milenial Sleman selalu bermanfaat untuk siapa pun, khususnya para petani di Sleman dan sekitarnya,” kata Taufik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

Demonstran di Eropa: Hentikan Geneosida di Gaza Palestina

Demonstran di Eropa: Hentikan Geneosida di Gaza Palestina

News
| Minggu, 10 Agustus 2025, 19:17 WIB

Advertisement

Pendakian Rinjani Dibuka Kembali 11 Agustus 2025

Pendakian Rinjani Dibuka Kembali 11 Agustus 2025

Wisata
| Minggu, 10 Agustus 2025, 15:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement