Advertisement
BANJIR SLEMAN : Kerugian Ditaksir Rp90 juta
Advertisement
Banjir Sleman terjadi karena tata ruang yang tak proporsional.
Harianjogja.com, SLEMAN- Sungai yang meluap membayangi permukiman di bantaran sungai. Selain sampah, luapan sungai terjadi akibat terjadinya disfungsi bantaran sungai menjadi bangunan dan lahan permukiman.
Advertisement
Hujan deras yang terjadi pada Minggu (27//2016) petang mengakibatkan setidaknya ada tiga anak sungai di wilayah Sleman meluap. Ketiganya meliputi sungai Bedog, Buntung dan Sengkan. Dari kejadian itu, 15 rumah berdampak banjir. Di Dusun Jongkang RT 2 RW 33 Sariharjo Ngaglik Sleman ada lima rumah terdampak luapan air Sungai Buntung karena tanggul jebol. Sembilan rumah di Dusun Gemawang RT 1 RW 34 dan Dusun Mranggen RT 6 RW 27 Desa Sinduadi Mlati juga terdampak luapan air Bedog.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman Makwan mengatakan, untuk penguatan tebing yang ambrol, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Sleman, relawan dan masyarakat langsung memasang bronjong. Ambrolnya tebing tersebut, katanya, terjadi karena debit air Sungai Gajah Wong meningkat.
"Selain itu, ada pohon bambu yang roboh, melintangi sungai dan menghambat lajur air. Bambu itu menahan sampah sehingga air meluap," jelasnya.
Dia menambahkan, kerugian akibat luapan beberapa anak sungai yang terjadi Minggu kemarin diprediksi mencapai Rp90 juta.
"Luapan sungai terjadi akibat tumpukan sampah dan adanya alih fungsi lahan. Saat hujan deras sungai tidak dapat menampung air dan meluap," ujarnya.
Kepala BPBD Sleman Julisetiono Dwi Wasito mengingatkan, semua sungai berpotensi meluap akibat terjadinya penyempitan di sejumlah titik. Sungai-sungai yang berhulu di Merapi, seperti Opak, Gendol, Kuning, Boyong dan Krasak serta anak-anak sungai lainnya berpotensi meluap jika hujan lebat terjadi. Dia meminta warga yang berada di bantaran sungai untuk meningkatkan kewaspadaannya.
Mantan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Sosial (Disnakersos) Sleman itu juga meminta warga yang bermukim di dekat bantaran sungai untuk mengamankan barang-barang yang rentan terhadap luapan air.
"Jadi kalau tiba-tiba banjir mereka tidak memikirkan barangnya, tinggal menyelamatkan diri. Sudah kami sosialisasikan," papar Juli.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Dosen UGM Nilai Dampak Potensi La Nina Perlu Disosialisasikan
- Jalur Bus Trans Jogja ke Malioboro, Bisa Bayar Pakai QRIS
- Jadwal Pemadaman Listrik di Jogja dan Bantul Hari Ini, Jumat 24 Okt
- DLH Klaim Kualitas Air Sungai di Bantul Masih Baik
- Musim Hujan, Warga Diminta Waspadai Keberadan Hewan Berbisa di Rumah
Advertisement
Advertisement




